23- Hati-hati

152 29 0
                                    

Dara memperhatikan pesan Dari Dika yang terus menanyakan apapun yang ia lakukan. Ya... Cowok itu memang bawel seperti biasanya.

Langkah Dara terhenti saat ia menyadari bahwa ada orang yang berdiri tepat didepannya. Dara mendongak melihat siapa yang berdiri diam di depannya.

"Halo kak,"sapa Dara. Dia menyadari bahwa itu adalah seniornya saat ia melihat bet merah bertuliskan kelas 12 yang berada di lengan kiri seragamnya.

"Lo... Dara kan?"tanya cowok itu.

Dara tak berniat menjawab, ia tahu siapa yang yang berdiri didepannya sekarang. Cowok yang katanya playboy akud, orang yang membuat 20 gadis menjadi korbannya sepanjang satu semester.

Dara mundur, menjaga jaraknya dengan cowok itu, dia tahu cowok itu bukanlah cowok biasa-biasa dan mungkin saja ia bisa jadi korban selanjutnya.

"Kenapa sih mundur-mundur nanti orang nyangkanya gue ngapa-ngapain lo."

"Ke-kenapa kak? Ada perlu sama saya?"

Cowok itu berdeham. "Gue boleh minta nomor Lo gak?"

"Huh? Bu-buat?"

"Biasanya kalo orang minta nomor telepon buat apa?"

Dara menghela napas pelan, instingnya mengatakan bahwa akan terjadi hal yang tak ia inginkan.

"Maaf kak, aku lagi buru-buru Karna sebentar lagi kelas mau di mul--"

"Yaelah, senentar doang kali, cuma minta nomor telepon Lo."

Cowok itu merogo sakunya, ia mengeluarkan ponselnya dan lalu menyodorkannya pada Dara.

Dara menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, kedua tangannya mengepal. Ia tak yakin jika ia harus memberikan nomor ponselnya atau tidak.

"Ayo cepet,"desak cowok itu.

"Kosong delapan..."

Grep!

Dara tersentak saat sebuah tangan melingkar dipergelangan tangannya. Ia menoleh, menemukan sesosok cowok berseragam rapih tengah menatap senior itu dengan tatapan dingin.

"Ayo,"ajak Gamal.

"Wait, wait, wait. Siapa Lo? Gue lagi ada urusan sama Dara,"cegal sang senior.

Gamal tak memperdulikan ucapan senior itu, ia segera menarik tangan Dara, menginstruksikan cewek itu agar berjalan mengikutinya.

Dengan berani Gamal menyenggol bahu sang senior hingga senior itu menyingkirkan memberikan jalannya untuk Gamal dan Dara.

Sang senior hanya bisa melongo atas perlakuan Gamal yang membuatnya terkejut.

"Gila kali tuh cowok? Baru jadi junior aja udah kaya gitu?"

-oOo-

Dara meneguk ludahnya susah payah, ia merasakan jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya saat tangan halus Gamal menggenggam tangannya.

Cowok itu bahkan tak langsung melepaskan genggaman tangannya yang hangat sampai akhirnya Dara sendiri yang mencoba melepaskannya sebelum orang-orang berfikir yang aneh-aneh.

"Sorry,"ucap Gamal.

"Ah gak papa, makasih udah bantuin gue."

Gamal menghadapkan tubuhnya dengan tubuh Dara. "Gue harap Lo jangan deketin dia."

Sejujurnya Dara terkejut mendengar perkataan itu keluar dari mulut Gamal, namun ia tahu alasan mengapa cowok itu mengatakan seperti itu. Ia jelas tahu apa yang Gamal takutkan jika Dara dekat dengan senior itu.

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang