Dara mendesah pelan, tatapannya lurus ke arah depan, ia juga bingung kenapa dia bisa duduk disini sekarang, duduk belakang Gamal.
Pagi ini Gamal melewati rumahnya lagi, dan lagi cowok itu menawarkan tumpangan dengan dalih bahwa Dara akan terlambat kalau dia menunggu ojek onlinenya.
Merasa tak enak hati, tentu saja Dara menerimanya, lagian rezeki itu diterima kan? Bukan ditolak?
Kali ini Dara tak meminta Gamal untuk turun di warung yang cukup jauh dari sekolah agar anak-anak yang lain tak melihat mereka datang bersama-sama. Gamal memilih untuk masuk lewat gerbang belakang sekolah, sekalian memarkirkan motornya di parkiran belakang sekolah.
Untungnya parkiran belakang sekolah memang terkenal sepi, biasanya sih dilalui oleh anak-anak beribu aksi yang memang sengaja parkir disana karena dekat dengan basecamp mereka, warung kopi bi asih.
Setelah melepas helmnya, Dara langsung turun dan mengucapkan terimakasih kepada Gamal, gadis itu memutuskan untuk pergi terlebih dahulu dan meminta Gamal menunggu beberapa saat agar tidak dicurigai.
Grep!
"AWS!"
Dara meringis kecil saat Tubuhnya ditarik tiba-tiba oleh Gamal, cowok itu membawa Dara untuk bersembunyi dibalik mobil Avanza putih yang terparkir tepat disamping motor Gamal.
Telunjuknya ia letakan diatas bibir, tatapan cowok itu menyihir Dara untuk diam dan menutup mulut.
"Ada anak cewek yang lewat,"bisik Gamal dengan suara beratnya.
Dara mengangguk, ia diam saja. Sementara itu bola matanya melirik ke arah Gamal, jarak antara tubuhnya dan tubuh Gamal benar-benar tipis, bahkan Dara dapat mencium dengan jelas bau parfum yang Gamal kenakan.
Dara meneguk ludahnya susah payah, ia mendongak dan mendapati wajah Gamal yang sangat dekat dengannya. Wajah cowok itu seolah bersinar disorot oleh matahari, poni rambutnya terbuka akibat terpaan angin.
"Iya sumpah gue gak nyangka."
"Mungkin Lo salah liat kali, bukannya Gamal anti sama cewek?"
"Entahlah, tapi gue yakin dia bukan cewek biasa."
Sayup-sayup telinga Dara mendengar apa yang dikatakan dua orang gadis yang berdiri tepat disamping mobil yang mereka gunakan untuk bersembunyi, Dara yakin kedua gadis itu tengah membicarakan Gamal.
Tak lama setelahnya kedua gadis itu pergi, suaranya sudah hilang dan perlahan Gamal menjauhkan tubuhnya.
Rasa canggung jadi tiba-tiba muncul, baik Dara dan Gamal, keduanya hanya saling berhadapan tanpa membuka suara.
"Kalau gitu gue duluan yang ke kelas, Lo tunggu beberapa menit baru Lo pergi."
Gamal mengangguk paham. Kejadian apa ini? Kenapa ia harus seperti ini? Apakah dia sedang syuting mission impossible?
Dara segera merapihkan seragamnya dan cepat pergi dari hadapan Gamal, gadis itu segera masuk ke dalam gedung sekolah.
Kening Gamal berkerut halus, ia terus menatap kepergian Dara yang semakin menjauh.
"Kalau dari suaranya... Hampir mirip."
-oOo-
Satu lorong kelas yang terdiri dari kelas 11 A sampai 11 E dibuat heboh akibat kedatangan seorang siswi yang nampak nyentrik. Bak sedang peragaan model busana, lorong kelas dijadikan runway new York fashion week olehnya.
Kacamata hitam, cardigan merah maroon, rok selutut, tas ransel kecil, serta dua buah airpod yang terpasang di telinganya, siapa coba yang tak memandang gadis itu dengan tatapan aneh.
Gadis itu berlongak-lenggok dengan penuh percaya diri, dan berbelok di kelasnya, 11 B.
"Hello everyone!"
Mendengar sapaan itu, membuat seisi kelas menoleh ke satu sumber. Mereka memasang wajah terkejut dengan kedatangan cewek nyentrik yang entah datangnya darimana itu. Sebagian murid sih menduga cewek itu baru balik dari pasar malem.
"Pst!"
"Hahahaha!"
Tatapan penuh pesona itu berganti dengan tawaan super ngakak dari seisi kelas, ini membuat gadis itu kesal bukan main dan ia membuka kacamata hitamnya.
Dara menoleh, melihat keributan apa yang terjadi. Melihat sosok yang berdiri di ambang pintu, kedua matanya langsung berbinar dan ia langsung bangkit.
"Gina?"
"Udah ah jangan terlalu terkesima sama orang cantik, nanti kecantikan gue nular lagih,"kata Gina melipat kacamata hitamnya dan memasukannya ke saku baju.
Dara mendekati Gina. "Lo udah pulang? Kapan?"
Gina menoleh, menemukan Dara dengan tatapan yang tak bisa dijabarkan. Gadis itu seperti rindu ditinggal dirinya hampir seminggu penuh.
"Kemarin."
"Kok Lo gak bilang sih?"
"Biar surprise Ra."
Dara menoleh ke arah paper bag yang Gina bawa. Sepertinya ia tau apa isi didalam paper bag itu.
"Ayo duduk,"ajak Dara.
Gina mengangguk, gadis itu segera duduk di kursinya.
-oOo-
Selama 30 menit Gina tak berhenti mengoceh layaknya burung beo. Gadis itu terus menceritakan selama dirinya liburan di Singapura, dari mulai saat take-off sampai hari pertama hingga hari terakhir Gina jabarkan dengan jelas.
Dara mengambil segelas jus jeruk lalu menyuruh Gina untuk meminumnya, kasihan energi gadis itu kekuras hebat.
"Oh ya, gimana selama Lo sama Gamal Ra?"
Dara terdiam sejenak, lalu ia berdeham panjang. "Ya... Gitu cukup banyak perubahan."
"Perubahan apa?"
"Lo kan tau sendiri gue sama Gamal jarang banget ngomong bahkan dari SMP. Meski udah sekelas pun kita emang jarang ngomong."
Gina mengangguk paham sebari menyedot jus jeruknya. "Ya gimana ya, susah banget tuh cowok, susah ditebak."
Dara termenung, ia jadi memikirkan kejadian yang terjadi beberapa hari lalu. Saat Gamal tak sengaja memeluknya, pulang bareng, bahkan saat cowok itu memasakkan makanan untuknya, terlihat keren dan romantis.
"Tapi tugas Lo udah selesai?"
-oOo-
Doain authornya lagi bertarung sama nyamuk. Kesel banget sumpah
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow (COMPLETED)
Teen FictionDara adalah seorang selebgram terkenal yang sering meng-cover lagu, namun ia menyembunyikan identitasnya. Suatu hari tanpa dia duga sebuah akun Instagram mengikutinya. Dara terkejut mengetahui siapa pemilik akun tersebut, pemiliknya tak lain adalah...