56- Ada yang aneh

106 18 0
                                    

Pukul 23.00

Nathan baru terlelap setelah seharian mengurus cafènya. Cowok itu tidur di kost-annya. Setelah ia memutuskan usaha sendiri, ia jadi benar-benar hidup mandiri dan lepas dari orang tuanya.

Namun baru ia merasakan tidur terlelap, dirinya dibuat terperanjat saat mendengar pintu rumahnya di gedor-gedor dengan tak sabaran.

DOR!

DOR!

DOR!

Awalnya Nathan berusaha menghiraukan itu, namun lama-kelamaan ia tak bisa menahannya saking berisiknya suara itu. Mau tak mau Nathan akhirnya bangun dan memeriksa apa yang sebenarnya terjadi.

Dengan kesal meski mata setengah terbuka, Nathan berjalan membukakan pintu.

DOR!

DOR!

DOR!

"IYA BENTAR YA AMPUN!"kesal Nathan memutar kunci pintu.

Tak lama setelah ia membukakan pintu masuk, Nathan di kejutkan dengan kemunculan Gamal. Kedua mata Nathan langsung terbuka.

"Lo? Ngapain malam-malam Lo ke sini?"

Nathan menatap heran Gamal, apalagi saat Gamal terlihat tengah mengatur napasnya yang terengah-engah, ia berlari?

Namun berikutnya, tiba-tiba Gamal tersenyum. "Sekarang gue punya pacar."

Sontaklah mendengar pengakuan dari Gamal, kedua mata Nathan benar-benar terbuka selebar-lebarnya.

-oOo-

Nathan berjalan lalu menaruh segelas teh hangat diatas meja ruang tengah untuk Gamal. Kemudian cowok itu duduk tepat berhadapan dengan Gamal.

"Malam-malam begini Lo datang cuma mau ngasih tau gitu doang?"tanya Nathan.

Gamal mengangguk pelan kemudian cowok itu meraih gelasnya dan menyeruput teh hangat yang Nathan buatkan.

Nathan menghela napas tak percaya, ia melipat kedua tangannya didepan dada.

"Untung aja berita itu bikin gue terkejut, sekaligus gak percaya. Temen gue? Gamal? Pacaran,"Nathan menyandarkan tubuhnya pada senderan sofa. "Apa yang bisa gue bantu?"

Gamal meletakan gelasnya, kemudian cowok itu menggelengkan kepalanya. "Gak tau."

Nathan berdecik-decik, cowok itu memperhatikan Gamal yang tengah menatap wajah polos.

"Lo mau gue bantu apa? Kencan? Cariin hadiah jadiannya? Lagian kapan sih Lo jadiannya?"

Gamal tak langsung menjawab, cowok itu menunduk. "Hari ini."

Nathan mengangkat sebelah alisnya.

"Malam ini."

Sebelah alis Nathan ikut terangkat.

"Tadi, barusan."

Kini bukan kedua alisnya saja yang terangkat, namun kedua matanya benar-benar terbuka lebar. Nathan benar-benar terkejut dan tak menyangka akhirnya ia bisa mendengar itu dari seorang Gamal.

Nathan bangkit lalu cowok itu duduk tepat disebelah Gamal, ia menepuk-nepuk pundak Gamal dengan pelan.

"Tenang, Lo datang ke tempat yang tepat."

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang