21- Dia datang

165 39 0
                                    

Dara baru saja menyelesaikan tugas matematikanya, setelah dirinya hampir 1 jam bercibaku dengan rumus-rumus kehidupan, akhirnya ia pergi keluar kamarnya untuk sekedar mencari udara segar.

Dara duduk di sofa ruang tengah, ia memeriksa ponselnya yang sedari tadi berdering karena banyak notifikasi yang masuk, entah dari instagramnya atau pesan-pesan yang masuk dari teman-temannya.

Ting!

Dara membuka notifikasi pop-up yang muncul, membaca kontak yang mengirimnya pesan membuat Dara menghela napas pelan.

Selanjutnya Dara tak memperdulikan, ia akhirnya tetap membaca pesan yang masuk.

Dika:
Lo lagi ngapain?

Dengan cepat jari-jemari Dara menari diatas layar ponsel, ia mengetik balasan pesan itu dengan singkat.

Dara:
Lagi sibuk.

Setelah itu Dara beralih, ia melihat pesan lain yang masuk. Pesan itu dari sebuah kontak yang cukup jarang saling berkirim pesan dengannya.

Dara mengerutkan keningnya setelah membaca pesan dari Gamal, cowok itu menanyakan apakah dirinya ada dirumah atau tidak.

Brug!

Dara menoleh, melihat siapa yang masuk. Vannya, gadis itu berjalan mendekati Dara.

"Ada cowok tuh di depan, gak tau siapa. Temen Lo?"tanya Vannya santai seraya merebahkan tubuhnya di sofa yang empuk.

"Cowok?"

Dara bertanya, mungkinkah itu Gamal? Tapi untuk apa Gamal datang ke rumahnya?

"Iya. Cowok mana lagi tuh, gue belum pernah liat?"

"Siapa? Gamal?"

Vannya menggelengkan kepalanya. "Kalo Gamal gue kenal kali, kan pernah ketemu."

Dara mengerutkan keningnya bingung. Lalu siapa yang berada di luar sekarang?

Tak mau mati penasaran, gadis itu dengan cepat berlari ke arah luar. Ia segera mencari tahu siapa yang Vannya maksud.

Saat ia membuka gerbang rumahnya, tiba-tiba sesosok cowok menarik tubuhnya kedalam dekapan cowok itu.

Dara tersentak kaget bukan main, kedua matanya membulat tiba-tiba.

"Gue kangen banget sama Lo."

Untuk kali keduanya Dara dibuat terkejut setelah cowok itu mengeluarkan suaranya. Suara yang begitu familiar.

Perlahan cowok berambut Messy hair berwana cokelat itu melepaskan pelukannya. Ia menjauhkan tubuhnya dari hadapan Dara.

Dara mendongakkan kepalanya, berusaha melihat wajah cowok itu karena tinggi tubuhnya dan tinggi tubuh cowok itu terpaut cukup jauh. Dara memastikan bahwa yang ada di kepalanya saat ini benar adanya.

Sebuah lengkung senyum manis tergambar dari cowok yang berdiri tepat di hadapannya. Cowok yang begitu Dara kenal.

"Udah kali liatinnya, nanti Lo terkesima terus Lo suka, bisa berabe gue."

"Dika? Sejak kapan?"

Cowok bernama Dika itu hanya membalas dengan tersenyum. "Gue baru aja sampe, ini gue bela-belain gak langsung ke rumah biar bisa mampir ke rumah Lo dulu."

Dika memperhatikan pakaian yang ia kenakan, ia sedikit merasa malu. "Mangkanya gue cuma pake Hoodie doang ke sini, gak siap-siap."

"Gila, Lo kok gak bilang-bilang sama gue kalau Lo mau pulang dari Inggris?"tanya Dara, masih tak percaya dengan yang ia lihat sekarang.

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang