59- Sial! Bencana!

91 15 2
                                    

Rebahan

Adalah aktivitas yang sedang digandrungi oleh kebanyakan remaja saat ini. Terlebih lagi untuk manusia berspesies cewek.

Dengan ditemani MacBook, koneksi WiFi lancar, dan banyaknya cemilan, membuat Dara betah dari pagi rebahan di ruang tengah.

"Ra!"

"Hmmm?"jawab Dara malas, enggan mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

"Woi!"seru Vannya dengan suara meninggi.

"Apa sih?"kesal Dara mau tak mau mengalihkan pandangannya, menatap Vannya.

"Pacar Lo tuh nungguin di depan,"Vannya berdeham. "Ekhem! Yang kemarin ngajak Lo nge-date ya? Serius sama dia?"

Dara mengerutkan keningnya, berusaha menebak siapa yang datang. Apakah Kakanya tahu kalau...

"Udah cepet samperin, nungguin tuh di teras."

Dara bangkit dari posisinya, kemudian ia menutup MacBook dan menyimpannya diatas meja.

"Rapihin rambut dulu sebelum ketemu ayang,"goda Vannya.

Dara merapihkan rambut, menyisirnya dengan tangan.

Dara meraih ponselnya, kemudian menatap pantulan dirinya di cermin.

"Ngaca dulu sebelum ketemu ayang."

Dara bangkit, kemudian berjalan menuju teras rumah, menghampiri cowok yang disebut "pacar" Dara itu oleh Kakanya.

"Berjalan menghampiri ayang yang nunggu diteras,"kata Vannya sambil geleng-geleng kemudian gadis itu pergi meninggalkan ruang tengah. "Semuanya pada punya ayang, kecuali gue."

Karna kepo Dara langsung keluar rumah dan menemukan satu sosok yang duduk di kursi teras. Namun saat ia bisa melihat wajah cowok itu, Dara menjadi kecewa karna yang duduk di teras bukanlah cowok yang ada di kepalanya sekarang.

Meski cowok itu tersenyum dengan senyum khasnya, namun Dara tak menanggapi senyuman itu.

"Pagi Ra,"sapa Dika.

Dara menghela napas pelan kemudian gadis itu berjalan duduk di kursi kosong sebelah Dika.

"Tumben pagi-pagi, ngapain?"tanya Dara basa-basi.

"Keluar yuk, jalan-jalan."

Dara terdiam bengon sebentar, bisa-bisanya yang datang mengajak jalan malah Dika, bukan ayangnya, Gamal. Bahkan pagi ini cowoknya itu belum mengabari apapun, pesan terakhirnya saja tadi malam jam 7.

"Malah bengong, ayo!"kata Dika menyadarkan Dara.

"Emang mau kemana?"

Dika berdeham panjang. "Kemang? Mau gak?"

"Boleh tuh, sekalian ada yang mau gue beli juga. Tapi bentar gue siap-siap dulu."

Dika tidak expect kalau Dara akan menyetujui ajakannya ini. "Yaudah Lo siap-siap dulu sana."

-oOo-

Di toko kosmetik

Sepertinya hal yang paling disesali seorang laki-laki adalah mengajak cewek ke toko kosmetik. Alasannya? Ya Karna para ciwi-ciwi bakal kegirangan jika sudah masuk ke dunianya, syurga para ciwi-ciwi ini bakal membuat para ciwi-ciwi betah berlama-lama berkeliling.

Dika hanya bisa berjalan dengan tak bersemangat saat Dara memperhatikan rak demi rak dengan merek kosmetik yang berbeda-beda.

"Lo nyari apa sih Ra?"tanya Dika jengah.

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang