3- Ketahuan (?)

307 40 0
                                    

Keesokan harinya...

"Beuh... Pasti mantep tuh, keren banget bukan?"

"Lagian kenapa gue harus cemas kaya gini?"

"Gamal gak akan tau kan? Atau... Dia tau gue follback dia?"

Dara melirik Gamal yang duduk anteng di kursinya seraya membaca sebuah buku. Dara memperhatikan lamat-lamat cowok itu dengan tatapan memburu.

"Oke lagian gak akan berdampak apapun."

"Tapi bentar, dia liat notifikasi kalau gue follback dia gak ya?"tanyanya risau dalam hati.

Dara menggelengkan kepalanya cepat, menepis anggapan dikepalanya. "Ah kayanya enggak! Soalnya kan langsung gue unfollow dan pasti juga Gamal bukan tipe yang suka bulak-balik bukan Instagram kan?"

Dara mengangguk-anggukan kepalanya, ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri atas ucapannya tadi.

Plak!

Dara tersentak pelan lalu setelahnya ia meringis setelah mendapat tamparan cukup pedas dari Jihan—teman sebangkunya.

"Lo ini dengerin gue ngomong gak sih Ra?"

Dara tersadar. "Hah? I-iya gue denger."

Jihan memanyunkan bibirnya, memasang wajah cemberut.

"Lo mah, gue lagi asik-asik cerita malah gak didengerin. Mikirin apaan sih?"tanya Jihan kesal.

Dara menoleh, menatap ke arah Jihan. "E-enggak tadi cuma mikir... Itu... Mikirin tugas kimia! Iya tugas kimia! Wah gila ya gurunya gak bener nih, masa ngasih tugas kimia berlembar-lembar, mana harus bikin alat peraga sama makalahnya juga lagih. Wah gila."

Jihan hanya menatap heran Dara lalu ia menggeleng-gelengkan kepalanya atas kelakuan Dara.

"Tetep aja, Lo gak dengerin cerita gue."

"Emang kenapa sih?"

Jihan menatap malas ke arah Dara, membuat gadis itu meneguk ludahnya.

"Itu loh... Gue lagi galau..."

"Galau kenapa?"

"Gue galau... Gue harus beli album dulu atau light stick dulu?"kata Jihan.

"Kenapa gak dua-duanya aja?"

Jihan meletakan tangannya diatas meja lalu menangkup wajahnya. "Maunya sih gitu, tapi papa gue gak izin, malah kalo gue minta dua-duanya langsung dia gak akan beliin apapun."

Jihan beralih, gadis bertubuh langsing itu memeluk tubuh Dara dari samping.

"Gue pengen beli dua-duanya, kasian suami gue tiap hari mampir ke mimpi gue terus."

-oOo-

Dara berjalan di koridor kelas seraya menatap ponselnya, ia membaca beberapa komentar di unggahannya. Banyak dari pengikutnya yang merequest lagu untuk Dara nyanyikan di video berikutnya.

Dara melihat ada beberapa top comment Yang memintanya untuk meng-cover lagu milik Raisa, tapi banyak juga yang memintanya untuk menyanyikan salah satu lagu dari Tulus.

Dara menghela napas pelan, lagi pula ia sedang tidak mood untuk melakukan apapun, mungkin untuk beberapa hari kedepan ia tak akan mengunggah video baru.

Gadis itu menaiki tangga untuk pergi ke ruangan BK, ada hal yang harus ia konsultasikan kepada guru itu.

"Eh kebetulan ketemu kamu, mau ke ruang BK ya?"

Dara menghentikan langkahnya lalu mematikan ponselnya dan melihat sosok yang berdiri didepannya. Itu guru fisika.

"Iya Bu. Pak Rudinya ada?"tanya Dara.

Guru itu tersenyum, membuat Dara curiga melihatnya.

"Ibu boleh minta tolong gak, sekalian kan kamu mau ke ruang BK. Ibu nitip ini,"Guru itu memberikan sebuah kardus berukuran cukup besar pada Dara.

"Ini apa Bu?"

"Buku-buku Pak Rudi. Kamu tolong bawa ke ruangannya terus masukin ke lokernya ya. Kunci lokernya ada di laci mejanya pak Rudi."

Belum sempat Dara bertanya, guru itu langsung pergi menuruni anak tangga, meninggalkan Dara dengan box cukup besar dan cukup berat ini.

Dara mengangkatnya dengan kedua tangannya, lalu ia melangkahkan kakinya.

-oOo-

Dara memasuki ruangan BK, pandangannya hampir saja terhalang akibat kardus besar ini, setelah ia merasakan kakinya menabrak sebuah meja, ia meletakan kardus besar itu diatas meja.

"ASTAGA!"

Baru saja ia akan beranjak membuka kardus itu untuk mengeluarkan isinya, ia dibuat senam jantung dengan keberadaan cowok yang sudah duduk di sofa hitam seraya menatapnya.

Dara mengelus dadanya, hampir saja ia pingsan ditempat saking kagetnya.

"Lo ngapain di sini?"tanya Dara.

Gamal mengalihkan pandangannya. "Nunggu Pak Rudi, dia manggil gue."

Dara menghela napas pelan, lalu ia menggeleng-gelengkan kepalanya, setelahnya ia membuka kardus itu lalu mengeluarkan berbagai macam buku dari sana.

Dara melirik ke arah Gamal yang tengah memainkan ponselnya, mata gadis itu terus memperhatikan Gamal.

"Kenapa harus ketemu dia segala sih? Kan gue jadi ngerasa akward banget. Untung cuma masukin ini ke loker, habis itu bisa pergi dari hadapan cowok ini."

Dara menyadarkan dirinya, ia beralih menuju meja pak Rudi dan membuka laci kecil disana.

Setelah laci terbuka, Dara terdiam dengan mulut terbuka menganga. Sial! Banyak sekali kunci yang ada disana, mana kunci loker Pak Rudi yang benar?

Dara tidak memperdulikan, gadis itu memilih cap-cip-cup kunci yang menurutnya kunci loker yang benar, gadis itu memilih kunci dengan gantungan berbentuk karakter Doraemon.

Ia beralih dan berusaha mencoba membuka loker dengan kunci yang ia pilih. Sial! Salah!

Dara segera bergegas mengganti kunci lain. Selang beberapa waktu, gadis itu sudah 3 kali bolak-balik mengganti kunci, namun kunci yang ia pilih selalu salah. Sial! Ini sangat menguras waktunya.

Dari arah kejauhan Gamal memperhatikan gerak-gerik Dara, cowok itu menghela napas pelan lalu mematikan ponselnya.

Gamal bangkit lalu mendekati Dara, cowok itu mengambil satu kunci yang ada di laci lalu memberikannya pada Dara.

"Ini kunci lokernya,"kata Gamal dingin.

Kening Dara berkeringat, rasa canggung menghampirinya. "Oh, makasih." Ia segera menerima kunci itu lalu mencoba membukanya.

Satu-persatu buku ia masukan kedalam loker tersebut, Dara melirik dari ujung matanya, melihat Gamal yang sibuk dengan ponselnya. Dara merasa aneh, selama ia kenal Gamal dari SMP hingga sekarang, Dara belum pernah melihat Gamal yang sibuk dengan ponsel, cowok itu malah lebih suka membaca buku untuk mengisi waktunya.

Dara menyipitkan matanya, apa mungkin cowok itu sedang....

Gamal tiba-tiba melihat kearahnya yang sontak membuat Dara langsung mengarahkan pandangannya dan fokus pada tugasnya untuk menyusun buku.

Gamal melihat ke arah ponselnya, ia mengetik sebuah pesan di sana. Beberapa saat kemudian cowok itu menekan "send" dan pesan pun langsung terkirim.

Ting!

Baik Gamal maupun Dara, keduanya sama-sama terkejut dengan suara itu. Dara melihat ponselnya menyala akibat sebuah notifikasi yang baru saja masuk. Gadis itu melirik ke arah Gamal yang nyatanya Gamal sudah melihat ke arah dirinya terlebih dahulu.

Dara meneguk ludahnya payah, tubuh gadis itu menjadi kaku mendadak.

Sial!

===============================

Tomorrow by Alan naizer
Team Alan story ©2022

EPISODE BARU SETIAP:
SENIN, RABU, DAN JUM'AT

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang