33- Takdir Yang Salah

112 27 0
                                    

Ceklek!

Dara terdiam, apa yang terjadi? Kenapa pintunya tidak bisa ditarik?

Ceklek!

Ceklek!

Ceklek!

Ceklek!

Ceklek!

"Sial!"

BRUK!

BRUK!

BRUK!

"SIAPAPUN TOLONG BUKAIN PINTUNYA!"

Gamal hanya bisa memperhatikan gadis itu yang mencoba berteriak meminta bantuan, namun tanpa disadarinya perhatian Gamal terpatri pada sebuah dus di rak besi tepat di samping Dara.

Gamal melotot, ia segera melempar buku-buku yang tadi ia kumpulkan, cowok itu segera berlari dengan cepat.

"DARA! AWAS!"

Dara terpelonjat kaget mendengar seruan lantang dari Gamal, dengan cepat ia membalikan badan, menemukan Gamal tengah berlari menuju ke arahnya.

"Disamping Lo!"teriak Gamal memberitahu.

Dara langsung menoleh ke samping kanan, ia menemukan dus besar yang tengah menuju ke arahnya.

GEDUBRAK!

Dara mengatur napasnya yang tak beraturan, ia jelas syok dengan apa yang terjadi. Syukurnya Gamal datang tepat waktu, cowok itu menahan dua besar itu dengan tubuhnya, sementara Dara sudah ambruk ditempat, terduduk.

"Ra, Lo gak papa?"

Dara tersadar dengan suara Gamal yang sedikit bergemetar akibat menahan berat kardus itu. Namun sedetik kemudian kedua mata gadis itu tertuju pada kening Gamal, darah segar mengalir dari sana, sontak membuat Dara terkejut.

"Kening Lo! Berdarah!"

"Gamal, Lo gak pap--"

Bruk!

Sruk!

Dara membulatkan matanya saat tubuh Gamal ambruk tepat menimpa tubuhnya yang ringkih. Kepala cowok itu membentur, tenggelam ke ceeuk leher Dara.

Sebelah tangan Dara menahan di belakang tubuhnya agar tidak ambruk akibat menahan berat badan Gamal. Untung saja, tepat di belakangnya adalah tembok.

"Ga-gamal," Dara berusaha menyadarkan cowok itu. "Gamal bangun!"

Keadaan jadi panik, Dara kalang kabut, bingung berbuat apa sebab mereka masih terkunci, tak ada yang bisa mereka pintai tolong.

"Gamal, sadar dong!"pinta Dara menepuk pelan punggung Gamal."Aduh gimana ini?"

Dara menyingkirkan dus besar berisi kertas-kertas itu dari tubuh Gamal, kemudian ia mencoba mengangkat tubuh cowok itu sekuat tenaganya.

Dara membaringkan tubuh Gamal, cowok itu pingsan akibat kepalanya membentur dus yang berat itu.

"Aduh! Ini semua salah gue! Pasti pintunya rusak, mangkanya tadi diganjal pake kayu?"

Dara merogoh saku roknya, mencoba mencari ponselnya, namun sial! Dara baru ingat kalau ia meninggalkan ponselnya di kelas.

Namun Dara tak kehabisan akal, ia mencoba mencari dimana Gamal menyimpan ponselnya. Mata Dara tertuju pada saku sebelah kanan celana Gamal yang sedikit menonjol dan mencetak jelas bentuk ponsel.

Dara bernafas legah, kemudian ia perlahan merogoh saku celana Gamal dan mengambil ponsel cowok itu.

Dengan tubuh yang gemetar dan suhu yang panas dingin, Dara mencari kontak yang bisa ia hubungi.

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang