29- Penawar Galau

122 24 0
                                    

Dika hanya bisa mendesah napas berat melihat kedua sahabatnya yanng sudah tidak tertolong. Kedua rambut gadis itu acak-acakan, dasi yang sudah terlepas, dan wajah yang sedikit memar.

"Kalian ngapain sih?"tanya Dika heran, ia terus membersihkan luka pada tangan Dara dan lalu memberikan plester.

Gina mendengus, amarahnya belum mereda dan bahkan semakin membara setelah mengingat kejadian barusan.

"Ini semua karna si Bella sialan itu!"seru Gina kesal.

"Kok bisa?"tanya Dika.

"Enggak kok, ini semua salah gue,"kata Dara, ia menundukkan kepalanya. "Gue sengaja lempar sepatu gue dan langsung kena kepala dia."

Gina menepuk pundak Dara, ia menatap dengan tatapan serius. "It's okay Ra. Cewek kaya gitu berjarak dapet pelajaran. Justru gue suka Lo ngelakuin aksi kaya gitu."

Dika hanya bisa menghela napas, ia tak percaya dengan apa yang baru saja kedua sahabatnya lakukan, ini sangat nekat.

"Udahlah, paling salah paham kan?"kata Dika.

"Lebih dari itu, emang si Bella itu ngeselin,"Gina menunjuk Dara. "Nih, sahabat Lo ditabrak sengaja sama tuh cewek, mana gak minta maaf lagih."

"Tapi kan, kalian barbar banget lawan mereka bertiga."

"Liat, meski kita berdua, tapi kita yang menang kan? Tuh manusia bertiga sekarang ada di UKS,"kata Gina menggebu-gebu.

"Masih mending kalian gak dipanggil ke ruangan BK, coba kalo masalahnya besar gimana?"tanya Dika.

Gina Dan Dara langsung diam, tak bisa berkata-kata lagi.

"Pasti orang tua kalian harus repot-repot ke sini kan?"tanya Dika.

Dara semakin membenamkan wajahnya, ia menyesali apa yang baru saja ia lakukan. Namun berbeda dengan Gina, gadis itu tetap merasa kesal pada Bella.

"Sumpah ya untung aja Lo tadi datang, kalau enggak, udah gue cobak-cabik tuh cewe bertiga."

"Udah Gin, tenang,"relai Dika.

"Gue tau, kayanya si Bella gak suka sama Lo Ra. Pasti ini ada hubungannya sama Gamal kan?"tanya Gina.

Dara tersadar, mungkin saja dugaan Gina itu benar, apalagi Bella kan pernah dengan sengaja menemuinya waktu itu.

"Dasar Cewek gila! Sebenarnya hubungan dia sama Gamal apa sih? Pacaran?"

Dara langsung mengangkat kepalanya, menatap Gina. Sebenarnya ia tak yakin dengan hal itu, Karna ia tahu bahwa Gamal memang kurang tertarik dengan yang namanya pacaran, jadi Dara menepis untuk mempercayai dugaan itu.

"Cewek jalang! Gak tau diri emang."

Dika memperhatikan wajah Dara, memperhatikan sikap dan tanggapan gadis itu.

"Sebenarnya dia pernah datang ke kelas waktu itu nemuin gue,"kata Dara mengungkapkan apa yang terjadi.

Gina dibuat terkejut, ia langsung menatap Dara. "Nemuin Lo?"

Dara mengangguk cepat. "Waktu Lo di Singapura."

"Cewek gila itu ngomong apa sama Lo?"

"Dia bilang... Kalo dia pacaran sama Gamal."

Brak!

Dika dan Dara sontak terkejut dengan gebrakan meja dari Gina. "Fix, tuh cewek udah gak waras."

Dika berusaha meraih bahu Gina, berupaya menepuknya dan menenangkan sahabatnya itu.

"Kaya gimanapun, Bella tetep Kaka kelas kita. Gak selayaknya kita bersikap kaya gitu. Menghormati senior istilahnya,"kata Dika.

-oOo-

Gamal menatap heran, kemudian ia meraih tangan Dara.

Dara tersentak kaget dengan apa yang Gamal lakukan, jantungnya perlahan berdegup kencang.

"Tangan sama wajah Lo kenapa?"tanya Gamal.

Keduanya kini berada di cafè milik Nathan, mereka sudah janjian untuk menyelesaikan tugas laporannya karena tenggat yang sudah hampir tiba.

Dara menghela napas panjang. "Ini semua gara-gara pacar Lo."

Gamal mengangkat sebelah alisnya, bingung. "Pacar?"

"Iya. Ka Bella. Ini semua Karna ulah dia."

Gamal semakin dibuat bingung dengan perkataan Dara barusan. "Bella? Gue gak pernah ada hubungan apapun sama dia."

Ya! Dara sudah yakin kok kalau Gamal tak ada hubungan apapun dengan Bella, dia sudah menduga itu.

"Tapi dia ngaku kalau Lo pacarnya."

Gamal menghela napas pelan. "Jangan percaya, gue tau kok cewek itu memang sering ganggu gue."

Dara memperhatikan wajah Gamal, terlihat sedikit kesal.

Dara berdeham, menyadarkan Gamal. "Yaudah kalau gitu mending kita selesain tugasnya, lusa kan mau di kumpulin laporannya.

Gamal mengangguk, ia langsung melepas tangan Dara dari genggamannya.

Dara cukup canggung, apalagi saat cowok itu menggegam tangannya, rasanya ada sebuah desiran aneh di tubuhnya, jantungnya juga berdetak tidak karuan.

"Mau gue pesenin minuman?"tanya Gamal.

"Oh gak usah, minum gue di tas masih banyak kok."

"Kalau gitu mau gue pesenin..."

Dara langsung menatap Gamal. "Gak usah Gamal."

-oOo-

Dara bersikukuh untuk pulang sendiri, ia menolak tawaran Gamal untuk mengantarnya pulang.

Gamal hanya bisa menangkup wajahnya dengan sebelah tangan, ia meratapi sekotak bolu cokelat yang ada di atas meja.

Drek!

Nathan mengambil posisi duduk dihadapan Gamal, ia menatap bingung wajah Gamal yang layu.

Perhatian Nathan teralihkan pada sebuah kotak transparan yang ada didepannya, cowok itu menarik lalu membukanya.

"Brownies?"

"Kalau Lo mau, ambil aja."

"Serius?"tanya Nathan.

Nathan tau bahwa Gamal tidak baik-baik saja, ia bisa merasakan itu. Gamal terkesan seperti orang yang sedang galau.

"RRG,"seru Nathan. "Lo tuh termasuk RRG, Mal."

Gamal dibuat malas dengan singkatan-singkatan aneh zaman sekarang, masalahnya ia malas menebak kata apa yang disingkat itu.

"Apaan tuh?"

"Remaja-remaja Galau."

Nathan menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian ia membuka kotak itu lalu mencubit brownies untuk mencicipinya.

"Eum! Gila enak banget!"

Nathan tak mempercayai rasanya, ini sangat cocok di lidahnya.

"Sumpah deh Mal, ini enak banget. Lo harus coba."

Nathan bangkit, ia lari ke arah dapur untuk mengambil pisau. Setelah balik lagi, cowok itu dengan semangat memotong brownies.

"Aaaa..."Nathan hendak menyuapkan sepotong brownies itu pada Gamal, namun cowok itu tak menanggapi.

"Sumpah enak, coba deh."

Meski begitu, pada akhirnya Gamal mangap, ia menerima suapan dari Nathan.

"Enak kan? Gila, ini dari siapa sih?"

"Dari cewek pemilik akun misterius itu."

"Hah?!"

-oOo-

Tomorrow by Alan naizer
Disponsori oleh:
Tolak miskin, membuat anda kaya tujuh turunan. Orang pintar minum tolak miskin

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang