9- Buruk!

207 47 0
                                    

Cekrak!

Pintu rumah terbuka, membuat Gamal yang duduk di ruang tamu sendirian menoleh ke arah pintu masuk. Saat pintu itu terbuka lebar, kedua matanya bertemu dengan kedua mata seorang wanita.

"Loh, siapa kamu?"tanya Vei terkejut.

Dara yang baru datang dari arah dapur dengan membawa teh hangat itu sontak kaget melihat kedatangan sang mama, Dara buru-buru meletakan teh hangat itu diatas meja dan lalu menghadap sang Mama.

"Mama... Ini temen Dara."

Vei menatap mata sang anak gadisnya. Ia menghela napas lega. "Astaga kamu ini Dara... Tamu toh ternyata?"

Kening Dara mengeluarkan keringat dingin, hampir saja mamanya memarahi Gamal.

"Loh ya kalo ada tamu tuh pintunya jangan di tutup, kan nanti tetangga mikirnya kamu berbuat yang enggak-enggak, nak,"kata Vei dengan aksen jawanya yang kental.

Dara menunduk, menyadari kesalahannya. "I-iya Ma, maafin Dara."

Vei menatap ke arah Gamal yang duduk diam ditempatnya, cowok itu memasang wajah dingin.

"Maaf ya, Tante gak tau kamu temennya Dara,"kata Vei diakhiri dengan senyum canggung.

"Yaudah kalau gitu mama ke dapur dulu, mau cuci piring,"pamit Vei.

"Ja-jangan Ma,"cegah Dara. "Biar Dara aja nanti yang cuci piring, Mama istirahat aja di kamar, pasti kan capek habis jaga cafè."

Vei melirik Gamal. "Kamu kan punya tamu, tamu itu dijamu, masa kamu tinggalin dia cuci piring. Udah, biar mama aja, biar sekalian capeknya,"ucap Vei keukeuh.

Dara menghela napas pelan lalu memberikan Mamanya jalan, setelah mamanya pergi ke dapur, Dara melihat lagi ke arah Gamal yang duduk anteng di tempatnya.

Dara mengambil posisi duduk di single sofa lalu menatap Gamal jengah.

"Minum tehnya cepet, abis itu balik."

Gamal mengangguk lalu mengambil gelas itu lalu menyeruput teh hangat yang Data buat.

"Ngomong-ngomong, rumah Lo disekitar sini kan?"

Gamal menatap Dara dengan tatapan datar.

"Kemarin malem kan Lo ketemu gue di depan komplek,"Dara menyilangkan tangannya didepan dada lalu menyandarkan tubuhnya pada sendaran sofa. "Bisa-bisanya gue dikira gelandang, emang gak ada ahlak,"gerutunya.

Gamal tak menanggapi, ia terus menyeruput tehnya dengan khidmat.

Sementara itu merasa diacuhkan, Dara melirik Gamal dengan tatapan kesal.

"Bisa-bisanya cowok ini anteng banget."

"Ekhem! Gue ngelakuin ini gak dengan cuma-cuma ya.."kata Dara.

Gamal mengerutkan keningnya, ia berusaha menangkap maksud perkataan Dara.

"Maksud Lo..?"bingung Gamal.

"Ya... Ini gue anggap sebagai hutang. Kenapa? Pertama, Lo udah bikin gue hampir mati di tempat. Kedua, gue nyelametin Lo dari kejaran dua orang gak jelas itu. Ketiga, gue nyembuhin luka lo."

"Berapa harus gue bayar?"tanya Gamal tanpa basa-basi.

Dara mengedipkan matanya berkali-kali, lalu ia mendengus tak percaya. "Lo ini sangat to the point. Gue Gak Minta uang Lo kok Karna gue bukan preman, keturunannya atau bahkan bagian dari geng preman. Jadi... Gue gak akan minta uang Lo."

"Terus?"tanya Gamal.

Dara diam sejenak, ia memikirkan ide yang sangat-sangat brilian. Dia harus memanfaatkan situasi dengan sebaik-baiknya.

Dara menoleh, menatap Gamal dengan tatapan licik. Senyum gadis itu mengembang sementara Gamal, cowok itu dibuat dag-dig-dug dengan tatapan mencurigakan dari Dara.

-oOo-

Setelah hampir setengah jam cowok itu berada di rumah Dara, Gamal tak kunjung pulang dengan alasan ia masih menunggu sahabatnya untuk menjemput dirinya. Padahal rumah Gamal tak terlalu jauh dari rumah Dara, hanya terpaut beda satu blok, namun cowok keras kepala ini masih saja kukuh untuk menunggu.

"Ngomong-ngomong, cincin..."Dara menghela napas pelan, berusaha yakin dengan pertanyaannya. "Cincin Lo udah ketemu?"

"Belum."

Dara menatap Gamal. "Serius?"

Gamal menatap Dara dengan tatapan dingin, membuat nyali gadis itu menciut.

"Iya-iya gue tau itu salah gue. Lagian gue juga gak sengaja nabrak Lo,"kata Dara, cukup menyesali apa yang ia lakukan.

Keadaan hening untuk beberapa saat, baik Dara atau pun Gamal mulai sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Canggung, mulai datang.

Dara melirik, mencuri-curi pandang.

Beberapa saat kemudian Gamal menoleh cepat, ia menatap ke arah Dara, jujur itu membuat Dara sedikit terkejut.

"Gue harap Lo rahasiakan hal ini."

Dara mengerutkan keningnya bingung. "Maksudnya?"

"Lo harus rahasiakan kejadian tadi."

"Ke-kenapa emang?"

Gamal mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Gak ada alasan untuk itu. Gue harap Lo merahasiakannya."

Tin!

Tin!

Baik Dara maupun Gamal, keduanya melihat ke arah luar saat sebuah mobil yang berhenti di depan rumah Dara membunyikan klakson beberapa kali.

"Gue pamit. Makasih udah nolong gue."

"Eh tunggu!"

Gamal belum sempat melangkahkan, cowok itu membalikan badannya.

"Untuk tawaran atas hutang balas Budi itu..."

Gamal menghela napas berat. "Lo beneran mau jadii gue babu Lo?"

Aish! Kepala Dara tiba-tiba gatal, lagian kenapa ia malah merencanakan hal bodoh seperti itu. Menjadikan Gamal pesuruhnya untuk membalas budinya? Shit!

"Entahlah."

Gamal tak menanggapi lagi, cowok itu melangkahkan kakinya lalu pergi.

-oOo-

Dimalam yang dingin ini Dara diselimuti dengan ratusan, tidak, ribuan pertanyaan yang muncul di kepalanya atas kejadian yang terjadi sore tadi.

Kenapa dua orang aneh itu mengejar Gamal?

Kenapa ia harus menolong Gamal?

Kenapa ia harus meminjamkan bajunya kepasa Gamal?

Kenapa Gamal tinggal di daerah yang sama dengannya?

Dan terakhir, kenapa ia bisa jadi cukup akrab dengan cowok itu?

Dara mendesah frustasi, ia sampai tak fokus menonton serial favoritnya, satu episode terbuang sia-sia karena pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala itu, padahal adegan dalam scene cerita itu adalah adegan sedih.

Dara merenung, ia teringat dengan beberapa kejadian sore tadi. Dari semua kejadian, kejadian saat Gamal memeluk tubuhnya lah yang Dara ingat. Selanjutnya saat cowok itu meringis kesakitan saat ia membersihkan lukanya. Dan saat cowok itu memakai bajunya yang lucu.

"Kalo dilihat-lihat dia lumayan gemesin,"gumam Dara.

Gadis itu berguling-guling diatas tempat tidur, tak percaya dengan kejadian di hari ini.

"Tenang, tarik nafas... Tahan!"

-oOo-

Oke berhubung Dara lagi nahan nafas, kita update agak lama ya, siapa tau sehabis ini Dara langsung menemui tuhan. CANDA

AGAK JAHAT SIH, TAPI... LEBIH JAHAT KALIAN KALO GAK NYALAIN BINTANGNYA:V

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang