73- Kebohongan yang terungkap

135 16 0
                                    

Nathan tengah mencuci piring di dapur, dengan ditemani playlist lagunya, cowok itu asik ikut bernyanyi seraya mencuci piring dengan spons.

"Gamal, kalo udah makannya piringnya langsung Lo cuci, gue udah selesai nih cuci piringnya!"teriak Nathan dengan suara langtang agar Gamal yang tengah makan di ruang tengah terdengar.

Nathan tak menerima jawaban apapun dari Gamal, bahkan cowok itu tak menyahuti ucapannya barusan. Namun Nathan menghiraukan saja, lagipula Gamal memang anaknya seperti itu.

Setelah semua piring ia cuci, Nathan langsung mencuci tangan lalu mengambil beberapa lembar tisue untuk mengeringkan tangannya dan setelahnya ia mematikan lagu dari ponselnya yang terhubung ke speaker bluetooth.

Semua pekerjaan rumahnya sudah selesai, Nathan pun ingin rebahan untuk menghilangkan rasa lelahnya. Cowok itu berniat untuk rebahan sebentar di sofa ruang tengah sebelum akhirnya pergi menyelesaikan tugas mata kuliahnya.

Saat sampai di ruang tengah, Nathan tak menemukan Gamal yang biasanya duduk diatas sofa, seharusnya jika Gamal makan dan duduk diatas sofa, Nathan bisa melihatnya karena sofa itu membelakangi jalan dari arah dapur.

Nathan berjalan mendekat, mungkin saja Gamal pergi ke kamar sebentar dan itu juga jadi alasan Gamal tak menyahuti ucapannya tadi.

Namun saat melihat meja, Nathan menemukan piring dengan makanan yang masih utuh disana, bahkan seperti belum disentuh sedikitpun.

Nathan jadi bingung, apalagi saat menyadari pintu kamar terbuka lebar dan ia tak bisa melihat siapapun berada di dalam.

"Kemana sih tuh anak? Katanya lagi laper, tapi malah per--"

Ucapan Nathan terpotong saat ia tak sengaja menoleh ke arah meja sebelah kanan, ia melihat sepasang kaki di sana.

Nathan buru-buru mendekat, bertapa terkejutnya ia saat menemukan Gamal sudah terkujur diatas lantai dengan wajah yang pucat.

"Mal! Gamal!"Nathan berusaha menyadarkan Gamal, ia menggoyang-goyangkan tubuh Gamal namun Gamal tak kunjung bangun.

Nathan berinisiatif meletakan telunjuknya dibawah lubang hidung Gamal, ia hanya memastikan Gamal masih bernafas.

"Masih idup,"kata Nathan, bisa bernafas legah. Kemudian tangan Nathan beralih menyentuh kening Gamal, ia terkejut saat merasakan kening Gamal begitu panas.

"Mal! Gamal!"Nathan terus berusaha menyadarkan Gamal, namun cowok itu tak kunjung bangun.

Nathan bingung mau melakukan apa, ia menoleh kanan dan kiri berusaha mencari sesuatu untuk bisa membantu Gamal. Namun ia tak bisa menemukan apapun yang bisa membantunya.

Nathan bangkit, dengan cepat cowok itu menuju dapur lagi untuk mengambil ponselnya dan mencari bantuan.

-oOo-

"Keadaannya mulai membaik, asam lambung Pasien naik hingga menyebabkan iritasi pada lambung. Kayanya pasien telat makan, jadi setelah pasien siuman, saya harap pasien diberi makan ya, dan jaga juga kebersihan makanannya,"kata dokter yang memeriksa.

"Baik dokter, terimakasih,"kata Nathan lalu mempersilahkan pria berjas putih itu untuk pergi.

Setelahnya Nathan menatap ke arah Gamal yang terbaring diatas tempat tidur UGD, Nathan hanya geleng-geleng kepala dengan apa yang terjadi pada Gamal.

Nathan jelas bisa menebak bahwa Gamal jadi sering telat makan bahkan jarang makan setelah dirinya kabur dari rumah.

"Bagaimana kondisinya?"

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang