"Sayang."
Mendengar kata itu keluar dari mulut Dika, membuat Dara menoleh dengan cepat.
"Tuh kan kebiasaan!"gerutu Dara.
Dika tertawa pelan. "Kan kita sahabat, sesama Sahabat harus saling sayang dong?"
"Terserah."
Dara bangkit dari kursinya, kemudian ia melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Dika sendirian duduk di teras.
Dika tersenyum lebar, merasa berhasil membuat Dara sedikit kesal. Setidaknya ia mengalihkan mood Dara.
"Ra, sekalian minumnya ya!"seru Dika dari luar.
-oOo-
Besoknya...
Dara sudah tahu kok apa yang akan terjadi, pagi tadi Dara melihat adegan itu langsung di depan matanya. Dan kini, ya... Terima saja lah apa yang terjadi.
Seragam Dika dibuat berantakan, dasinya tak rapih seperti awal cowok itu datang, sangat berantakan.
"Untung gue selamatin nyawa Lo sebelum habis di cabik Gina."
Dika menyengir seolah tak terjadi apa-apa, sepertinya memang cowok itu menerima apa yang Gina lakukan padanya.
"Gak papa, Ra."
Tok!
Tok!
Tok!
Pintu kelas diketuk oleh seorang siswi berkacamata, perawakan gadis itu sangat cupu apalagi dengan poni yang menutupi keningnya.
"Maaf, ada yang namanya Dara gak ya?"tanya gadis itu.
Mendengar namanya di sebut, Dara langsung menoleh, ia segara bangkit dan mendatangi gadis itu.
"Ada apa?"tanya Dara.
"Itu, dicariin Bu Lastri di ruangannya."
Deg.
Mendengar itu membuat Dara langsung mematung ditempatnya. Apa yang terjadi? Kenapa ia dipanggil Bu Lastri? Si guru BK yang legendaris itu?
"A-ada apa emangnya?"
Gadis itu mengangkat pundaknya. "Itu aja sih dialog gue. Gue pamit duluan. Makasih."
Gadis itu pun pergi, meninggalkan Dara ditempatnya. Dara mematung, ia berupaya menduga apa yang terjadi.
"Jangan-jangan Karna masalah kemarin?"gumam Dara menduga.
Dara menggelengkan kepalanya cepat, ia menghapus segala dugaan di kepalanya. Gadis itu pun berjalan pergi menuju ruang BK yang berada di samping ruang kepala sekolah yang terletak di gedung A, tepat di seberang gedung dimana kelas Dara berada.
-oOo-
Dengan perasaan takut perlahan Dara membuka pintu ruangan, ia melihat Bu Lastri tengah duduk di kursinya dengan menatap layar laptop.
Dara menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan seluruh keberanian. Kemudian dia membuka pintu sepenuhnya, lalu masuk.
"Maaf, Bu. Ibu panggil saya?"tanya Dara, gugup.
Bu Lastri mengalihkan pandangannya, ia segera melihat ke arah Dara. "Silahkan duduk,"kata Bu Lastri.
Dara mengangguk lalu dengan ragu duduk di kursi tepat menghadap Bu Lastri.
"Mungkin kamu tahu kan apa yang membuat saya memanggil kamu ke sini?"
Dara meneguk ludahnya susah payah, jantungnya mulai berdegup lebih cepat, ujung jemarinya mulai dingin.
"Dara-dara. Padahal Ibu gak yakin loh pas denger itu dari Bella."
Ya, Dara tahu itu, pasti Bella yang mengadukan hal ini pada Bu Lastri. Alhasil mau tak mau Dara harus menerima konsekuensinya sendiri, toh dia tidak menyangkal bahwa ia yang memulai hal itu duluan dengan melempar sepatunya.
"Kepala Bella benjol dibuat kamu, semalam orang tuanya telpon."
Sial! Sepertinya ini akan menjadi masalah besar bagi Dara.
Bu Lastri menarik napas. "Dengan berat hati, ibu akan hukum kamu."
Dara menghela napas pelan. Terjadi, sama persis dengan yang ia duga.
"Silahkan kamu pergi ke gudang belakang, ibu mau kamu beresin barang-barang disana yang berantakan, terus masukin ke kardus-kardus, kalau udah selesai kamu foto dan balik lagi ke sini. Ibu mau ada bukti."
Dara mengangguk, mau tak mau ia harus melakukan hal tersebut.
"Silahkan,"kata Bu Lastri.
Dara bangkit lalu berjalan keluar ruangan.
-oOo-
Kini kedua kakinya berdiri di depan ruangan kecil dengan tulisan GUDANG di depan pintunya.
Saat Dara datang, ia dibuat sedikit bingung dengan pintu yang terbuka dan sebuah balok kayu diletakan untuk menyanggah pintu. Apakah ada orang?
Dara masuk, udara pengap dengan debu yang berterbangan dimana-mana menyambut indera penciuman Dara. Ia dibuat bersin beberapa kali saat memasuki ruangan dengan minim cahaya tersebut.
Dara menutup pintu, lalu kemudian mencari stopkontak, untung saja lampu di ruangan ini masih berfungsi dengan normal.
Kemudian Dara beranjak menuju jendela, ia membuka gorden agar cahaya bisa masuk.
Kemudian gadis itu menyapu pandangannya ke seluruh ruangan. Helaan napas berat terdengar. Gudang ini begitu berantakan.
"Sampai kapan gue bisa selesain ini semua?"
Dara mengambil sebuah dus besar, namun saya ia hendak ingin mengangkatnya ia mengalami kesulitan, tanpa ia duga kotak itu cukup berat.
"Biar gue aja."
Dara tersentak mendengar suara yang datangnya entah dari mana itu. Kemudian Dara menoleh ke sumber suara.
"Gamal?"
Sial! Hampir saja Dara menjerit akibat kedatangan cowok itu, Dara pikir itu... Hantu!
"Kok Lo bisa di sini?"
Gamal tak langsung jawab, ia mengangkat dus itu terlebih dahulu lalu menaruhnya pada rak besi.
"Gue telat datang."
Telat? Apakah ia tak salah mendengar, cukup mustahil bagi seorang Gamal untuk datang telat ke sekolah.
"Kok bisa telat?"tanya Dara, hanya basa-basi.
"Semalam latihan gitar."
Dara mengangguk mengerti setelah mendengar alasan logis dari Gamal.
"Gak papa kok, ini biar gue aja yang beresin,"kata Dara saat Gamal hendak memungut satu persatu buku yang tergeletak di bawah.
"Gak papa, biar gue aja yang beresin. Mending Lo yang sapu sama pel ruangannya,"kata Gamal, membagi tugas.
Dara mengangguk, ia segera mencari keberadaan sapu dan pel. Matanya terhenti saat dus benda yang ia cari itu berada di ujung ruangan.
"Gue bawa air buat pel dulu ya,"kata Dara pamit.
Tak mendengar sahutan, Dara langsung saja pergi menuju arah pintu. Kemudian ia meraih kenop pintu dan membukanya.
Ceklek!
Dara terdiam, apa yang terjadi? Kenapa pintunya tidak bisa ditarik?
Ceklek!
Ceklek!
Ceklek!
Ceklek!
Ceklek!
"Sial!"
BRUK!
BRUK!
BRUK!
"SIAPAPUN TOLONG BUKAIN PINTUNYA!" teriak Dara sekeras mungkin, berharap ada yang lewat dan mendengar teriakannya.
-oOo-
Pendek. Vote-nya jangan lupa, makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow (COMPLETED)
Roman pour AdolescentsDara adalah seorang selebgram terkenal yang sering meng-cover lagu, namun ia menyembunyikan identitasnya. Suatu hari tanpa dia duga sebuah akun Instagram mengikutinya. Dara terkejut mengetahui siapa pemilik akun tersebut, pemiliknya tak lain adalah...