47- Secepat kilat

109 17 0
                                    

Baru saja Gamal masuk ke dalam ruang musik, ia sudah disambut dengan Angga yang menggandeng tangannya lalu mengikutinya sampai Gamal duduk di kursi rapat di samping keyboard.

Gamal menghela napas berat, sedari tadi Angga terus-menerus merayunya dan membahas tentang Dika.

"Ayolah Mal, suara dia juga bagus kok. Kita bisa ganti semuanya, bakal keburu kok."

"Gak bisa."

"Bisa! Kalo kita kerja lebih keras,"kata Angga dengan penuh keyakinan diatas rata-rata.

Gamal terdiam, dia berusaha tetap tenang dan berusaha untuk tidak menanggapi rayuan dari Angga.

Angga melepaskan tangannya dari tangan Gamal, cowok itu menarik kursi dan duduk bersampingan dengan Gamal.

"Ayolah Mal, ini kesempatan kita buat tetep tampil di acara itu. Lo kan tau acara itu sangat penting bagi kita?"

Gamal menoleh, menatap Angga. "Dengan waktu 2 Minggu, Lo yakin bisa?"

Angga langsung diam, cowok itu meneguk ludahnya. "Ya... Agak susah sih. Tapi kan kata gue kalo kita sungguh-sungguh, kita bisa."

"Gak semudah itu, Ngga."

"Gue yakin kok, apalagi Lo yang ciptain lagunya. Kemampuan Lo di dunia musik kan gak bisa diragukan."

Sreekk

Pintu masuk ruang musik dibuka, membuat Angga menoleh. Sosok Vino datang dengan menggendong ransel hitamnya. Cowok itu masuk lalu meletakan tasnya diatas meja.

"Kenapa?"tanya Vino.

"Vin, gimana tanggapan Lo tentang Dika? Lo setuju gak dia gabung di band kita buat tampil di festival itu?"

Vino tak langsung menjawab, ia diam sejenak seraya memperhatikan Gamal sebentar.

"Gue sih oke kalau dia mau ngisi bagian vokalis. Gak masalah bagi gue, kita bisa turunin nada lagunya kalau dia yang bawain lagu kita."

Angga tersenyum lebar akibat perkataan Vino yang mendukung ucapannya.

"Tuh kan Mal. Udah kita rekrut Dika aja."

Gamal tak menjawab, ia tetap kukuh dan diam.

"Oh iya gue hampir lupa,"Vino merogoh saku celananya lalu mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sesuatu pada Gamal dan Angga.

Angga langsung mengambil ponsel Vino untuk melihat apa yang cowok itu tunjukkan. Awalnya Angga melihatnya dengan tatapan datar karena cowok itu hanya menunjukkan sebuah video dari YouTube.

Namun beberapa saat setelah dia menyadari apa yang ada di dalam video tersebut, kedua matanya membulat sempurna.

"INI KAN...."

-oOo-

"Gina mana sih? Lama banget?"tanya Dika.

Kini Dika dan Dara duduk di cafè Victoria. Ketiganya berencana untuk kumpul-kumpul seraya ngopi santai di cafè tersebut. Namun sudah 30 menit mereka menunggu, Gina tak kunjung menampakkan dirinya.

"Lagi di jalan katanya,"jawab Dara.

"Lagian kenapa gak langsung ke sini aja? Segala ke rumah dulu,"kata Dika sedikit kesal.

"Kaya gak tau aja nyokapnya kaya gimana, lagian kita bikin rencananya dadakan. Kasian nyokapnya Gina nyariin kalau anaknya gak pulang dulu,"ucap Dara menjelaskan.

Dika menghela napas panjang lalu mencoba bersabar kembali.

"Ngomong-ngomong kata Gina Lo mau bikin vlog di YouTube?"tanya Dara.

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang