54- Something in the rain

141 25 1
                                    

Dara menatap Gina dengan tatapan menyelidik, penuh kecurigaan apalagi saat gadis itu tersenyum-senyum sendiri.

"Kenapa sih Gin?"tanya Dara.

"Enggak,"jawab Gina berbohong.

Tatapan Dara kini tertuju pada gantungan kunci yang terpasang pada tempat pencil Gina yang berwarna merah muda. Gantungan kunci itu seperti sebuah buku kecil dengan gambar hati sebagai sampulnya.

"Perasaan kemarin gak ada deh gantungan kunci ini? Beli dimana?"tanya Dara basa-basi.

"Oh ini..."Gina langsung mengambil tempat pensilnya saat tangan Dara perlahan akan menyentuhnya. "Gue beli kemarin, gue sengaja beli ini buat inget terus sama dia."

Sebelah alis Dara terangkat. "Dia? Dia siapa?"tanya Dara bingung.

Gina tersipu, pipinya tiba-tiba memerah merona. "Orang yang bikin semangat buat datang ke sekolah."

"Psst! Tumben lo bucin banget, sama yang waktu itu gimana?"tanya Dara.

"Yang mana?"bingung Gina.

"Yang waktu Lo cerita ketemu di warung depan rumah Lo?"

Gina terdiam sejenak. "Oh... Yang... Itu. E-enggak, gue gak suka lagi sama dia, sama sekali."

Dara tak yakin akan hal itu, Gina tipe yang sulit sekali move on dari yang namanya cowok. "Yakin?"

"Yakin! Banget!"

-oOo-

Fisika, adalah mata pelajaran dijam terakhir hari ini. Semua murid tengah fokus memperhatikan sang guru yang tengah memberikan materi dengan rumus-rumus kehidupan.

Sementara satu kelas dibuat ngebul karena rumus-rumus itu, hanya Gina yang tersenyum-senyum sedari tadi, cewek itu menatap sebuah amplop berwarna merah darah yang tertutup rapih.

"Paham gak maksud ibu?"

"Enggak Bu!"

Mendengar suara gurunya, Gina buru-buru menyelipkan amplop merah itu diantara dua halaman di buku catatannya. Kemudian ia menatap ke arah depan lalu memperhatikan agar tidak kena tegur guru.

"Astaga, ibu udah ngulang 3 kali, tapi kalian belum paham-paham?"

"Gini deh, ibu kasih soal dulu, jika kalian tidak mengerti bisa tanyakan. Kita bahas yang bagian A dulu, pasti kalian udah paham yang itu kan?"

Sang guru pun berjalan duduk di mejanya, ia memijat kepalanya yang terasa puyeng setelah menjelaskan berkali-kali.

Sementara itu Dara menoleh, melihat ke arah sosok cowok yang duduk tepat di samping seberang Gina.

"Ge! Geo!"seru Dara.

Mendapati sang pemilik nama tak menyahuti seruan dari Dara. Gina berinisiatif memanggil Geo dengan harapan cowok itu dengar.

Geo menoleh, melihat ke arah Dara.

"Kenapa Ra?"tanya cowok berkacamata bulat itu.

"Lo catet materi bahasa Indonesia tadi gak?"tanya Dara.

Geo mengangguk. "Catet."

"Gue boleh liat gak? Soalnya tadi gak keburu nyatetnya, ibunya ngedikte cepet banget."

Geo mengangguk, kemudian cowok itu membuka tasnya dan mengeluarkan buku catatan bahasa Indonesianya lalu memberikannya pada Dara.

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang