Chapter|03

5.3K 657 5
                                    

Dariel Bamantara baru saja tiba di saat dia menemukan sang kakak kedua, Noah duduk di sofa ruang kerja pribadinya pagi itu. Dariel tahu dengan baik apa yang diinginkan sang kakak kedua, sudah pasti mengenai mengalahkan Jamia lagi.

Beberapa kali Noah telah membicarakan hal yang sama dengannya. Terlebih karena ancaman dari sang papa beberapa hari yang lalu mengenai pernikahan para putranya, yang kembali memicu kegusaran Noah.

"Dengarkan aku, Dariel" laki-laki 32 tahun itu memulai

"Gabungkan sahamku dan milikmu untuk melawan Jamia. Sisanya, hanya butuh bekerja keras untuk membujuk Kimberly dan bibi tersayang Roseanne agar berpihak pada kita" lanjut Noah.

Dariel mendengus pelan sebelum duduk di hadapan kakak keduanya. Dia lelah mendengarkan bujukan Noah. Sayangnya untuk hari ini, Noah begitu getol dan berapi-api, hingga Dariel mulai terbujuk. Laki-laki itu menjelaskan pada Dariel mengenai sepak terjang kakak sulung mereka.

Jamia menurut kakak keduanya, akan melakukan apapun agar pernikahannya dan Emma tak akan pernah terjadi. Terlebih saat perempuan itu menggantikan papa mereka. Selama ini, Jamia sebagai direktur bagian keuangan lah yang memutuskan isi dan persyaratan kontrak Emma sebagai duta maskapai penerbangan Bamantara Airlines. Kakak sulung mereka pula yang memutuskan dana sponsor projek-projek yang diambil Emma, dengan syarat aktor yang terlibat tidak boleh menjalin hubungan dan pernikahan. Dariel mulai sedikit terbujuk saat Noah membawa-bawa masalah Emma ke dalam diskusi mengenai perebutan kekuasaan dengan kakak sulung mereka.

Noah mengerling saat tahu bujukannya pada sang adik mulai membuahkan hasil. Laki-laki itu berdiri dan kembali mencercah karena tak ingin melewatkan kesempatan,

"Asal kamu tahu, Dariel. Beda dengan papa, Jamia tidak suka dengan selebritas. Kau pikir kenapa Liam tidak debut sebagai penyanyi opera walaupun bertahun-tahun berlatih dan kakak kita punya cukup uang untuk itu. Jamia tidak suka dengan semua yang dekat dengan media dan skandal. Dia tidak akan membiarkan kau menikahi Emma. Berapa kali kekasihmu terlibat rumor hubungan dengan aktor atau penyanyi lain tahun ini dan berapa kali dia kehilangan pekerjaan karena itu, hah?" ujarnya dramatis.

Dariel berdiri mendengar ucapan terakhir kakaknya. Laki-laki itu mulai berang, karena dia tahu itu semua cuma rumor. Dariel hampir membuka mulut sebelum ucapan terakhir Noah mempengaruhinya.

"Aku juga tahu semua cuma rumor tapi apa media dan masyarakat peduli? Ah, terakhir kali kekasihmu juga digosipkan menjadi perebut suami orang. Aku ingatkan padamu, kau tak akan pernah menikahi Emma sebelum mengalahkan Jamia. Lakukan sebelum menyesal. Aku akan menjadikanmu direktur bagian keuangan kalau bisa mengalahkan kakak tersayang kita. Terserah setelah itu kau mau menggunakan uang untuk mendukung kekasihmu sebanyak apapun."

Noah mengacungkan jari telunjuk pada Dariel tanda penegasan janji sebelum meraih kenop dan keluar begitu saja, meninggalkan sang adik yang mulai gusar.

Kegusaran Dariel Bamantara kemudian diinterupsi sekretarisnya. Perempuan itu mengabarkan kalau manajer Emma mengatakan kalau kekasihnya meminta bertemu dan makan siang bersama. Ekspresi wajah Dariel melembut mendengar penuturan sekretarisnya. Emma sangat sibuk akhir-akhir ini hingga mereka jarang bertemu. Dia mengiyakan begitu saja ajakan sang kekasih, bertemu di restoran langganan. Laki-laki itu bahkan berangkat lebih cepat. Setibanya di restoran, Dariel menemukan Emma sudah duduk dengan anggun di meja paling sudut lantai dua. Emma menyambut kedatangan Dariel dengan senyuman indah. Mereka duduk berhadapan dengan jemari saling bertautan dan mata menatap penuh cinta.

"Jadwalmu sangat padat, jangan lupa istirahat. Lihat dirimu semakin kurus" keluh Dariel pada sang kekasih.

Emma tergelak. Perempuan itu menggenggam tangan Dariel, satu sisi dirinya selalu merasa bersalah dengan sikap mengalah dan kompromi yang diberikan sang kekasih. Namun dia tak mungkin melepaskan karir untuk sebuah pernikahan. Bagi Emma, dia dan Dariel memiliki mimpi yang berbeda. Bagi Dariel, pernikahan merupakan tujuan. Bagi Emma sebaliknya pernikahan bukan pilihan. Dia takut jika saja dengan memiliki pernikahan justru dirinya akan kehilangan. Emma ingin selamanya bersama, dengan Dariel dan karirnya. Tak kehilangan satu pun dari keduanya. Pernikahan dengan Dariel, sudah pasti mengorbankan jika bukan karir maka rasa cinta yang lambat laun akan memudar.

A Girl With 5% of StocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang