Chapter|03

5.9K 697 5
                                    

Dariel Bamantara disambut kakak keduanya, Noah setiba di kantornya hari ini. Dariel tahu dengan baik apa yang diinginkan Noah, sudah pasti mengenai mengalahkan Jamia lagi. Beberapa kali Noah membicarakan hal yang sama dengannya. Terlebih karena ancaman dari papanya beberapa hari yang lalu mengenai pernikahan, yang mendorong kakaknya itu gusar. "Dengarkan aku, Dariel. Gabungan sahamku dan milikmu belum cukup untuk melawan Jamia. Kita butuh bekerja keras untuk membujuk Kimberly dan bibi tersayang Roseanne agar berpihak pada kita."

Dariel mendengkus kasar sebelum duduk di hadapan kakak keduanya. Dia lelah mendengarkan bujukan Noah mengenai hal yang sama. Sayangnya untuk hari ini, Noah begitu getol dan berapi-api, hingga Dariel mulai terbujuk. Laki-laki itu menjelaskan pada Dariel mengenai sepak terjang kakak sulung mereka. Jamia menurut kakak keduanya, akan melakukan apa pun agar pernikahannya dan Emma tak akan pernah terjadi. Terlebih saat perempuan itu menggantikan Adam. Selama ini, Jamia sebagai direktur bagian keuangan lah yang memutuskan isi dan persyaratan kontrak Emma sebagai duta maskapai penerbangan Bamantara Airlines. Kakak sulung mereka pula yang memutuskan dana sponsor projek-projek yang diambil Emma, dengan syarat aktor yang terlibat tidak boleh menjalin hubungan dan pernikahan.

Dariel mulai sedikit terbujuk saat Noah membawa-bawa masalah Emma ke dalam diskusi mengenai perebutan kekuasaan dengan kakak sulung mereka.

Noah mengerling saat tahu bujukannya pada Dariel mulai membuahkan hasil. Laki-laki itu berdiri dan kembali bernarasi panjang lebar karena tak ingin melewatkan kesempatan. "Asal kamu tahu, Dariel. Beda dengan papa, Jamia tidak suka dengan selebritas. Kau pikir kenapa Liam tidak debut sebagai penyanyi opera walau pun bertahun-tahun berlatih dan kakak kita punya cukup uang untuk itu? Jamia tidak suka dengan semua yang dekat dengan media dan skandal. Dia tidak akan membiarkan kamu menikahi Emma. Berapa kali kekasihmu terlibat rumor hubungan dengan aktor atau penyanyi lain tahun ini dan berapa kali dia kehilangan pekerjaan karena itu, hah?" Ujarnya dramatis.

Dariel berdiri mendengar ucapan terakhir kakaknya. Laki-laki itu mulai berang, karena dia tahu itu semua cuma rumor. Dariel hampir membuka mulut sebelum ucapan terakhir Noah mempengaruhinya. "Aku juga tahu semua cuma rumor tapi apa media dan masyarakat peduli? Ah, terakhir kali kekasihmu juga digosipkan menjadi perebut suami orang. Aku ingatkan padamu, kamu tak akan pernah menikahi Emma sebelum mengalahkan Jamia. Lakukan sebelum menyesal. Aku akan menjadikanmu direktur bagian keuangan kalau bisa mengalahkan kakak tersayang kita. Terserah setelah itu kamu mau menggunakan uang untuk mendukung kekasihmu sebanyak apa pun." Noah meraih kenop dan keluar begitu saja, meninggalkan Dariel yang mulai gamang.

Sekretarisnya yang mengetuk pintu, membuyarkan pikiran Dariel yang mengelana. Perempuan itu mengabarkan kalau manajer Emma mengatakan bahwa kekasihnya meminta bertemu dan makan siang bersama. Ekspresi wajah Dariel melembut mendengar penuturan sekretarisnya. Emma sangat sibuk akhir-akhir ini hingga mereka jarang bertemu. Dia mengiyakan begitu saja ajakan kekasihnya itu, bertemu di restoran langganan mereka berdua. Laki-laki itu bahkan berangkat lebih cepat. Setibanya di restoran, Dariel menemukan Emma sudah duduk dengan anggun di meja paling sudut lantai dua. Emma menyambut kedatangan Dariel dengan senyuman merekah. Mereka duduk berhadapan dengan jemari saling bertautan dan mata menatap penuh cinta.

"Jadwalmu sangat padat, jangan lupa istirahat. Lihat dirimu semakin kurus."

Emma tergelak. Perempuan itu menggenggam tangan Dariel, satu sisi dirinya selalu merasa bersalah dengan sikap mengalah dan kompromi yang diberikan kekasihnya. Namun dia tak mungkin melepaskan karir untuk sebuah pernikahan. Bagi Emma, dia dan Dariel memiliki mimpi yang berbeda. Bagi Dariel, pernikahan merupakan tujuan. Bagi Emma sebaliknya pernikahan bukan pilihan. Dia takut jika saja dengan memiliki pernikahan justru dirinya akan kehilangan. Emma ingin selamanya bersama, dengan Dariel dan karirnya. Tak kehilangan satu pun dari keduanya. Pernikahan dengan Dariel, sudah pasti mengorbankan jika bukan karir maka rasa cinta yang lambat laun akan memudar.

A Girl With 5% of StocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang