Chapter|40

5.3K 508 13
                                    

Dariel masih berdiri tak jauh dari Zil Gaia, dengan Noah di sampingnya. Laki-laki itu tak peduli Jeremy dan Ivanka di atas pelaminan berkali-kali menoleh khawatir. Zil sudah selesai dengan acara memilih kue, gadis itu hendak kembali ke mejanya. Dia duduk dengan Phillipe di depan sana. Saat tiba-tiba dua orang anak laki-laki berlari di belakang dan hampir menabraknya. Zil menghindar dan hampir terjengkang bila saja Dariel tak sigap menangkap tubuhnya. Kue di piring yang dibawa Zil berjatuhan, bersamaan dengan barang pecah belah berwarna putih yang jatuh ke lantai dan menciptakan bunyi cukup nyaring hingga perhatian beberapa tamu di sekitar teralihkan pada mereka.

Gadis itu mengerjapkan matanya, kaget saat sadar seorang laki-laki asing menumpu punggungnya dengan kokoh. Dia menoleh dan memerah saat wajah laki-laki rupawan itu begitu dekat. "Kamu tidak apa-apa, ada yang luka?" Laki-laki itu menunduk dan memeriksa kaki istrinya, takut terkena pecahan piring yang jatuh.

Zil salah tingkah dan tak mampu menjawab, terlebih dia masih begitu terkejut karena hampir jatuh. Zil menggeleng saat laki-laki yang merengkuh punggungnya mengangkat kepala hingga wajah mereka kembali berhadapan begitu dekat.

"Maaf!" Dua anak laki-laki yang tadi berlarian itu berdiri kaku di sana dan meminta maaf, bersamaan.

Dariel menoleh cepat, dia menatap tajam pada dua anak yang berusia tak lebih dari 10 tahun. "Kalian tidak boleh lari-lari di tempat ramai seperti ini! Bahaya!" Putra ketiga Adam menghardik mereka, tanpa melepaskan istri dalam rengkuhan tangan kokohnya. Dua anak laki-laki itu mulai ketakutan karena hardikan keras dan mata elang Dariel yang menatap tajam, seolah siap menembus jantung. Tak hanya laki-laki yang sedang membantu perempuan yang hampir mereka tabrak yang tampak begitu murka, tapi juga dengan Noah Bamantara yang berkacak pinggang dan juga bersiap-siap memarahi mereka berdua. Perhatian tamu di sekitar meja prasmanan tertuju pada dua laki-laki dewasa di umur 30-an yang tak tahu malunya bertengkar dengan bocah.

Seorang perempuan cantik, di usia awal 40-an menghampiri mereka, dia mama dari salah satu anak. Di belakangnya, sang suami juga menghampiri. Tak jauh dari mereka, sepasang suami-istri juga mulai mendekat. Pasangan pertama, Noah kenal mereka. Suami-istri itu pengusaha di bidang furnitur, beberapa kali kantor Bamantara Airlines membeli dari pabrik mereka. Pasangan yang kedua juga dikenalnya, mereka pengusaha baru di bidang jasa perjalanan wisata. "Pak Noah..anak kami melakukan kesalahan! Mereka masih di usia suka bermain-main." Istri pengusaha di bidang furnitur bernama Indira itu tersenyum, menyapa dirut Bamantara Airlines yang sedang meradang. Noah menoleh cepat.

"Oh, nyonya Indira yang cantik..dia putra kalian rupanya," timpal laki-laki itu berusaha ramah.

"Tolong maklumi kelakuan anak-anak kami, bapak Noah." Laki-laki itu bernama Evans Gunawan. Laki-laki berusia akhir 40-an itu pun tersenyum ramah.

"Saya hanya takut, bahaya berlari-lari di tempat ramai seperti ini. Kadang anak-anak perlu didisiplinkan untuk keselamatan," Noah memampang senyum pada dua pasangan pengusaha yang dikenalnya.

"Tentu, kami paham. Saya tidak tahu putra keluarga Bamantara sangat perhatian dengan anak-anak! Kalian sangat manis. Kalian dengar itu anak-anak, bahaya kalau lari-lari di tempat ramai seperti ini! Kalian bisa terluka." Indira kembali menimpali. Perempuan cantik itu pun masih sempat menasehati kedua anak yang masih tampak takut. Dia tersenyum anggun di sebelah suaminya. Begitu pun dengan pasangan suami-istri pengusaha jasa perjalanan wisata yang tersenyum menimpali ucapan dirut Bamantara Airlines. Walau pun senyum mereka tak berlangsung lama, karena dua putra Adam menyangkal ucapan Indira.

"Bahaya juga untuk orang lain!" Dariel dan Noah menyuara bersama, dengan serempak dan tanpa komando. "Mereka hampir membuat is.. perempuan ini jatuh." Dariel meralat cepat saat dia hampir saja mengumumkan status Zil Gaia, istrinya.

A Girl With 5% of StocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang