Chapter|45

4.3K 475 12
                                    

Dekorasi untuk pesta peringatan hari jadi pernikahan Dariel Bamantara dan istrinya sudah selesai. Zil dibantu oleh Eddy dan Desy hingga segalanya rampung, hingga jam delapan malam hari itu.

Dua pekerja The Petra, rekan Zil Gaia itu tak berhenti berdecak kagum setelah lampu-lampu temaram di hidupkan, menimpa kain-kain putih yang sesekali mengayun karena angin kecil. Bunga-bunga yang segar nan indah serta taburan kelopak mawar putih di sepanjang jalan menuju meja makan bernuansa gold. Dekorasi itu tampak begitu artistik dan mewah, sangat kontras dengan taman yang dikelilingi pohon-pohon besar. Malam ini, seolah dewa-dewi Yunani benar-benar akan duduk di sana.

Pandangan mata Eddy dan Desy teralih pada sosok yang mendekorasi peringatan pernikahan ini, Zil Gaia yang baru datang.

Gadis itu sangat cantik dan manis hari ini, dia dibalut mini dress dari Dior berwarna putih gading dengan motif patung Yunani, heels tiga centi berwarna hitam, dan rambut pendek kecoklatan itu sedikit di-curling di beberapa bagian, digerai dan sebuah hairpin keemasan bermotif bunga menghias di belakang. Penampilan cantik Zil cocok sekali dengan dekorasi malam ini, sebagai pemeran utama perempuan. Sayangnya, gadis itu justru lupa kalau pesta malam ini adalah hari peringatan pernikahannya sendiri.

"Kak Zil itu anak orang konglomerat kayaknya kak?" Desy berbisik pada Eddy.

Eddy hanya tersenyum tipis, tak menjawab. Pertama karena Zil sudah dekat dan kedua bisa panjang urusannya kalau harus bercerita pada Desy mengenai kisah Zil Gaia Pandega. Sang dekorator tak menghampiri dua rekan kerjanya tetapi dia memeriksa kembali setiap hal, khususnya meja makan. Hidangan hari ini disajikan seorang chef berpengalaman, dari sebuah restoran bintang lima. Khusus untuk hidangan, Sarah yang mengatur semuanya.

Tak berselang lama, Aston Martin yang begitu familiar bagi Zil berhenti tak jauh dari tempat pesta. Dariel Bamantara keluar setelah itu, dia tampak mempesona seperti biasa. Desy yang baru bertemu pertama kali bahkan menepuk kasar lengan Eddy saat laki-laki itu berjalan pelan menuju meja makan dan menoleh pada mereka.

Dariel dibalut Thom Browne, dengan knit cardigan dan dasi berwarna senada dengan setelannya. Sebuah Rolex hitam melingkar di pergelangan tangan kiri laki-laki itu, senada dengan sepasang oxford shoes dari LV di kedua kakinya.

Dariel berjalan pelan, melewati taburan kelopak mawar putih menuju istrinya yang menunggu di sebelah meja makan. Sosok menggemaskan yang menempati hatinya itu menunjukkan raut muka kebingungan. Bisa jadi karena Dariel datang sendiri, tanpa istrinya. Padahal ini anniversary pernikahan mereka.

"Selamat datang, pak Dariel. Istri anda?" Zil menyapa klien tampan yang berdiri tiga jengkal di hadapannya.

"I am going to wait her" balas laki-laki itu.

"Ini dekorasi yang kami siapkan untuk peringatan hari pernikahan anda dan istri pak. Kami harap dekorasi kami sesuai dengan permintaan anda. Terima kasih karena mempercayakan event spesial anda pada The Petra" ujar Zil lagi.

Dariel tersenyum puas, dia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru taman sebelum menatap lekat gadis di hadapannya.

"Ini dekorasi paling indah yang pernah kulihat, terima kasih..sangat cocok dengan istriku" balas laki-laki itu.

Zil mengangguk pelan, gadis itu merasa dia tak bisa lagi mengucapkan apapun. Dia begitu patah hati dengan fakta bahwa laki-laki pertama yang menarik perhatiannya sudah dimiliki perempuan lain. Gadis itu menunduk sebelum mengambil nafas, menggembungkan pipi, dan membuangnya perlahan. Zil kemudian mengalihkan mata pada meja makan dan mengisyaratkan klien The Petra itu untuk duduk, sembari menunggu istri yang dia maksud datang. Zil sedikit heran, seharusnya mereka datang bersama-sama. Namun dia menyimpan sendiri pemikiran tersebut. Setiap pasangan memiliki cara mereka tersendiri.

A Girl With 5% of StocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang