Chapter|05

4.5K 502 5
                                    

Zil yang sedang bersiap-siap berangkat ke kantor hari ini terpaksa ditemani oleh obrolan dengan nyonya besar Kiraz Shahin, mengenai teman kencan buta yang harus ditemuinya sore nanti. Itu pertemuan ketiga selama dua minggu ini. Kali ini dengan anak pemilik restoran, seorang kenalan sang grandma. Gadis itu hanya mengiyakan. Walaupun sungguh sangat menyebalkan, rasa sayangnya pada perempuan lanjut usia tersebut membuat Zil tak tega menolak.

Zil bersabar menghadapi sikap-sikap tak terprediksi dari teman kencan butanya. Seorang yang pertama dia temui merupakan laki-laki yang sangat congkak karena menganggap keluarganya kaya raya. Seorang yang lainnya merupakan mama boy yang tak berhenti menghubungi ibunya sepanjang pertemuan. Laki-laki paling terakhir yang ditemuinya adalah seorang yang sangat membosankan yang tak berhenti membicarakan tentang pekerjaan dan karirnya, seorang narsistik ulung. Meskipun begitu Zil masih bisa bersabar. Semua demi nyonya besar Kiraz. Toh, mereka cuma akan makan, kemudian berpisah, dan tak akan bertemu lagi. Suatu saat kencan buta itu pun akan berakhir. Tak mungkin nyonya besar Kiraz mengenal semua bujangan di Jakarta untuk diperkenalkan pada cucunya.

Zil meraih slip dress selutut bermotif bunga dan flat shoes. Dia duduk manis di samping dan membelakangi grandma-nya yang menata rambut kecoklatan Zil dengan gaya crown braid, macam gadis bangsawan Inggris abad 19-an. Gaya rambut itu menambah manis penampilan cucunya pagi itu. Hal tersebut sudah dilakukan Kiraz sejak tinggal dengan cucu perempuan semata wayangnya, tak luput satu haripun. Gadis itu berangkat bekerja setelah mencium pipi grandma-nya pagi itu. Hari ini Zil naik taksi ke kantor yang tak seberapa, atas desakan nyonya besar Kiraz agar tak bau matahari dan merusak gaya rambut cucu kesayangannya. Sekali lagi, Zil menurut.

Penampilan sang dekorator yang biasanya kasual dan tiba-tiba menjadi begitu feminin disambut pertanyaan Mikha hari ini, begitu Zil masuk ke dalam ruang kerja mereka.

"Another blind date?" tanya perempuan 26 tahun itu.

"Yep'' Zil menghela nafas panjang sebelum menjawab.

Jawabannya disambut tawa rekan kerja dan para asisten di kantor kecil itu. Maklum, Zil uring-uringan selama dua minggu terakhir ini karena acara kencan buta.

*

Dariel Bamantara menghindari kakaknya, Noah selama dua minggu ini walaupun berkali-kali laki-laki itu memaksa untuk bicara. Hari ini pun dia berhasil menghindari Noah, hingga hampir waktu pulang kantor. Berapa kalipun Dariel berpikir, usul dan bujukan Noah tampak tak masuk akal. Jika ada pernikahan, itu hanya akan terjadi antara dia dan Emma. Dariel juga tak mau membuat gadis menggemaskan yang tampak bahagia dengan kekasihnya itu menjadi korban persyaratan tak masuk akal Adam, papa mereka.

Putra ketiga itu sedikit heran dan mulai bertanya-tanya dengan sikap papanya yang notabene pemuja cinta sejati, karena tiba-tiba menginginkan perjodohan antara putranya dan putri sahabat lama. Jelas-jelas mereka orang asing, mana mungkin ada cinta dalam pernikahan jika terjadi.

Suara ketukan di pintu mengalihkan perhatian Dariel dari dokumen di hadapannya, sekretaris laki-laki itu meminta bertemu. Sarah, sekretaris yang telah bekerja pada Dariel selama tiga tahun terakhir itu mengabarkan kalau Emma sedang di rumah sakit. Begitu menurut manajer aktris cantik itu. Selama ini sang sekretaris memang yang menghubungkan komunikasi Dariel dan kekasihnya, demi sebuah kerahasiaan yang diinginkan Emma. Ekspresi wajah Dariel mengeras mendengar penuturan sekretarisnya. Laki-laki itu menyambar kunci mobil dan melaju cepat menuju rumah sakit swasta tempat kekasihnya dirawat.

Setibanya di ruang rawat, Dariel menemukan kekasihnya dibalut baju pasien dan terbaring lemah. Wajah cantik yang selalu menawan itu pucat pasi sore ini. Tak langsung menghampiri Emma, laki-laki itu berbicara sebentar dengan manajer kekasihnya. Dia tahu Emma cenderung menutupi beberapa hal darinya. Dariel menyugar rambut sebelum menengadah dan memejamkan mata kala manajer Emma menjelaskan bahwa peran kekasihnya pada serial drama baru kemungkinan digantikan aktris lain karena permintaan sponsor. Emma begitu terpukul dengan berita tersebut.

A Girl With 5% of StocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang