Chapter|42

4.1K 467 17
                                    

Zil dan Eddy yang bertugas membantunya hampir selesai dengan pekerjaan mereka, setelah seharian diekori oleh direktur bagian keuangan Bamantara Airlines. Mereka mempelajari area touch down, ruang rapat, ruang tunggu, pantry, juga ruang santai yang digunakan saat pegawai beristirahat. Mereka berdua berdiskusi sepanjang hari, di bawah tatapan intens mata elang Dariel. Laki-laki itu selalu duduk dan bersandar di meja ruangan dan menemani dua pekerja The Petra. Zil Gaia sangat tak bisa mengerti. Dia pikir direktur dari perusahaan maskapai seharusnya sibuk, tapi laki-laki ini memiliki waktu seharian menemani mereka.

Jam hampir menunjukkan waktu makan siang saat mereka merampungkan pekerjaan hari ini dan Zil ingin berpamitan pada klien mereka saat Dariel menawarkan makan siang di kantin perusahaan Bamantara Airlines pada Zil dan Eddy. Gadis itu hampir menolak saat suara Eddy mendahuluinya. Dia tak punya pilihan selain mengikuti langkah klien tampan itu menuju kantin. Semua mata di kantin perusahaan itu tertuju pada mereka saat masuk. Termasuk Jamia yang sedang menikmati makan siang. Dia baru mengerti dengan menu makan siang yang jauh lebih mewah di kantin perusahaan mereka hari ini. Semua pasti keinginan Dariel. Perempuan itu berdecak pelan, sebelum memprotes Noah yang baru saja turun dan lewat di sampingnya.

"Lihat kelakuan adikmu, ini perusahaan. Dia sedang memanfaatkan tempat kerja untuk kepentingan pribadi" ujar Jamia lugas.

Noah mendengus kesal. Dia tak habis pikir Jamia mempermasalahkan setiap hal.

"Dia juga adikmu!" balas sang dirut.

Noah buru-buru pergi dari dekat sang kakak sulung menyebalkan yang selalu berbeda pendapat dengannya. Dia menuju ke meja Dariel dan dua pekerja The Petra karena ingin duduk dengan Zil Gaia kesayangannya yang sudah lama tak duduk di meja makan bersama. Tak peduli gadis itu lupa padanya.

Jamia mengekor langkah adik laki-lakinya dengan tatapan kesal. Sejujurnya, dia bukannya tak menyukai Zil Gaia. Jamia jelas lebih memilih gadis itu dibandingkan mantan-mantan kekasih Dariel lainnya terlebih Emma yang seorang selebritas. Jamia tak suka apapun yang dekat dengan skandal dan media. Nilai plus lain dari Zil Gaia adalah sebagai putri dari salah satu pendiri perusahaan maskapai penerbangan yang begitu dia cintai, figur yang mau tak mau Jamia hormati dalam hati.

Namun Jamia tak bisa menahan kekesalan saat ingat bahwa pernikahan Dariel dan Zil menjadi penyebab dia harus mengubur mimpinya untuk memimpin perusahaan. Terlebih tak terhitung berapa kali kebijakan Noah membuatnya ketar-ketir, sejak laki-laki itu memimpin.

Meskipun begitu saat mendengar gadis itu kehilangan ingatan tentang adik keduanya, satu sisi dirinya menyesali itu. Jamia berharap Zil mematahkan hati adiknya dengan memilih laki-laki lain, tetapi yang terjadi justru terlalu menyakitkan untuk diterima. Dilupakan oleh orang yang berarti dalam hidup sungguh hukuman yang bahkan bagi Jamia terlalu berat. Mau tak mau dia bisa sedikit mengerti kegilaan Dariel hari ini. Dalam lubuk hatinya yang terdalam, dia berharap gadis itu kembali mengingat adiknya.

"Hai, boleh aku bergabung?"

Noah menyapa tiga orang yang duduk menunggu makanan mereka tiba. Laki-laki itu tersenyum ramah. Dariel berdecak pelan. Dia mengisyaratkan sang dirut untuk segera duduk. Tak ada percakapan di meja itu, hingga makanan mereka disajikan.

Kantin perusahaan Bamantara Airlines menggunakan sistem buffet atau self service. Namun khusus untuk tamu Dariel hari ini, chef dan ahli gizi sendiri yang membawakan makanan dengan troli besar. Ini pelayanan yang secara khusus dipesan sang dirut untuk Zil Gaia hari ini. Mereka menyajikan king crab dengan saus garlic blackpepper, juga olahan seafood lain seperti udang dan tiram. Ada juga onion rings dan french fries.

Zil mengerjap pelan saat melihat hidangan di hadapannya, gadis itu sangsi kantin perusahaan menyajikan makanan yang sangat mewah. Zil menghitung cepat, apa perusahaan ini tak rugi kalau setiap hari ratusan pegawai mereka makan seperti ini. Tentu dia tak tahu kalau hidangan dibuat memang khusus hanya untuknya. Pegawai yang lain, cuma makan olahan seafood. Eddy di sebelahnya sudah sedari tadi menganga tak percaya dengan segala pelayanan super ekslusif yang diterima meraka hari ini, tentu semua karena mantan dekorator yang sekarang berstatus anak magang The Petra.

A Girl With 5% of StocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang