Chapter|41

4.3K 481 4
                                    

Satu hal yang Zil sadari setelah beberapa hari magang di The Petra ialah bahwa dia begitu familiar dengan kantor kecil dua lantai itu. Sejak pertama kali berada di perusahaan jasa desain interior dan dekorasi yang dirintis seniornya di RMIT, Ratu Hamzah. Zil Gaia tak perlu bertanya pada siapa pun letak pantry atau toilet, tubuhnya spontan bergerak ke tempat-tempat yang dibutuhkan tanpa arahan siapa pun.

Apalagi dua pegawai bernama Eddy dan Mikha yang akrab dengannya sejak hari pertama. Mereka sangat nyaman dengan kehadiran Zil sejak hari pertama. Cukup berbeda dengan dua pegawai lain, seorang mahasiswa magang bernama Desy dan desainer interior laki-laki bernama Abhi.

Abhi berdebat dengan Ratu Hamzah pagi ini karena adanya permintaan desain interior dari direktur bagian keuangan Bamantara Airlines untuk ruangan kantor pribadi dan departemennya. Namun Ratu justru melimpahkan tugas itu pada anak magang baru yang bagi Abhi cukup tak masuk akal.

Ini klien besar dan sewajarnya dia yang ditugaskan. Alasannya jelas, dia lebih senior dan berpengalaman dari pada anak magang. Seharusnya sebagai pemagang, Zil bertugas hanya membantunya atau Mikha.

Abhi tak tahu bahwa permintaan klien yang berani membayar mahal itu tak ditujukan untuk desain ruangannya, tapi hanya dalih agar bisa bertemu anak magang baru dari kantor mereka.

Mikha dan Eddy yang memahami duduk perkara hanya bisa menggeleng pelan dari meja mereka masing-masing. Mau berapa kali pun Abhi protes, sang anak magang baru lah yang diinginkan klien mereka. Nyatanya, kantor mereka sedang terjebak dalam romansa pasangan suami-istri yang sudah seperti drama. Bagi Mikha dan Eddy, tak lagi ada serial drama yang menarik sejak mereka mendengar kisah Zil yang melupakan suami sendiri. Satu sisi diri keduanya sedih akan hal yang menimpa rekan kerjanya. Namun mereka menyayangkan Ruby yang tak ada dan tahu apapun mengenai kisah ini semua.

Sang anak magang baru, Zil Gaia baru saja datang saat perdebatan berakhir. Gadis itu dibalut caftan dress berwarna biru dari Versace dan heels lima senti berwarna putih gading. Baju selutut dari brand kenamaan itu membalut tubuhnya dengan manis hari ini, dengan rambut pendeknya diikat rendah dan beberapa helai tergerai di atas tengkuk.

Ratu segera memanggil mantan juniornya itu ke kantor pribadinya di lantai dua. Zil akan dibantu Eddy untuk permintaan klien mereka. Tak tanggung-tanggung, keduanya bahkan dijemput sebuah mobil mewah. Rolls Royce hitam dengan sekretaris sang klien yang sedang menunggu Zil dan Eddy.

"Silahkan miss!"

Sarah yang berdiri di samping mobil atasannya dan menjemput istri laki-laki itu mempersilakan Zil dan Eddy masuk. Gadis itu masuk begitu saja ke kursi penumpang di sebelah kemudi, dengan Eddy di jok belakang. Mantan asisten Zil yang sekarang pegawai resmi The Petra itu seumur-umur baru kali ini menaiki mobil mewah. Dia tak berhenti berdecak kagum. Dulu Eddy hanya biasa melihat mobil-mobil mewah itu, termasuk yang dinaikinya sekarang parkir di depan kantor The Petra tiap pagi dan sore hari.

Sedangkan Zil masih bingung dengan tugas mendadak dari Ratu Hamzah, padanya yang seorang magang. Tak tanggung-tanggung, klien mereka datang dari perusahaan maskapai penerbangan. Gadis itu merasa tak cukup berpengalaman walaupun tak bisa menolak tugas dari Ratu.

Di sini lah Zil sekarang, dalam mobil sang klien. Gadis itu cukup terkejut juga karena mereka harus dijemput segala oleh sekretaris klien mereka secara langsung. Berapa kali pun dia pikir, semuanya tak masuk akal dan berlebihan.

"Oh, tanganku berminyak karena gorengan. Jadi takut mau pegang apapun" Eddy menyeru di belakang.

Zil menoleh pada rekan kerjanya, sebelum membuka laci dashboard dan mengeluarkan tisu basah dari sana dan menyerahkan pada Eddy. Tak berselang lama sebelum gadis itu tertegun dan menoleh pada sekretaris yang menjemput mereka.

A Girl With 5% of StocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang