Chapter|35

3.7K 451 15
                                    

Dariel tiba di vila tempat pertemuan dengan Emma tepat saat waktu makan malam.

Laki-laki itu menekuk keningnya karena vila tampak begitu gelap padahal Emma mengatakan kalau dia sudah tiba lebih dulu. Dariel dikejutkan dengan suara confetti begitu membuka pintu, yang dilepas oleh Emma yang sedang berdiri dengan gaun merah di sana. Emma yang sama, masih cantik dan begitu mempesona.

Laki-laki itu pun terkejut dengan vila yang dipenuhi lilin-lilin temaram, taburan kelopak mawar merah, juga dengan meja makan yang malam itu didekorasi dengan begitu artistik. Di atasnya, sudah disajikan dua piring steak dan dua gelas wine merah.

"Ada apa ini?" Dariel dipenuhi rasa penasaran.

Emma yang cantik tersenyum anggun, tanpa menjawab dia meraih tangan Dariel dan menuntun laki-laki itu menuju meja makan. Aktris cantik kenamaan negeri itu mendudukkan Dariel di kursi dan kemudian duduk di hadapan laki-laki itu.

"Perayaan, sayang!" serunya ceria.

Malam ini, Emma sangat ceria. Wajah perempuan itu berseri-seri dan matanya bercahaya.

"Syuting serial dramaku sudah selesai" ucapnya lagi.

Dariel tersenyum.
"Selamat, kau sudah bekerja keras" timpal laki-laki itu.

Emma tersenyum penuh arti.
"Serial drama ini sangat berarti untukku, Dariel" perempuan itu mendayu.

"Aku tahu, kamu sangat menyukai projek ini dan bekerja keras untuk itu. Kamu bilang sudah lama kamu ingin bekerja sama dengan sutradara dan penulis drama ini" Dariel menimpali ucapan Emma.

"Benar, sayang. Namun selain itu, serial drama ini hadiah darimu untukku. Kau melakukan apapun dan berkorban untukku, Dariel" Emma menunduk dan tersenyum penuh arti.

Dariel diam.

Ada banyak perasaan tak menentu yang berkecamuk dalam hati dan pikirannya. Jika mengingat bahwa Emma adalah seseorang yang pernah dia cintai dan berarti baginya. Namun kini hatinya telah berubah. Emma masih sama, dia masih mempesona dan begitu bersinar.

Namun dalam hati dan pikiran putra ketiga Adam Bamantara, kini ada sosok lain yang tak bisa laki-laki itu lupakan. Bahkan saat Emma yang sangat mempesona berada tepat di depannya.

"Jangan mengatakan itu, Emma. Selama empat tahun kita bersama, hanya satu kali aku membantumu. Kamu mendapatkan serial drama ini karena reputasimu. Jangan beranggapan kamu mendapatkan peran hanya karena aku. Sejak awal penulis itu menginginkanmu karena kau aktris yang begitu bertalenta. Kau paling bersinar saat berakting" balas Dariel.

Emma tersenyum, tangannya terulur untuk menggenggam tangan Dariel.

"Aku tahu, sayang. Tapi aku tak keberatan jika mengingat serial drama yang paling aku inginkan diberikan olehmu untukku, Dariel. Itu akan menjadi kenangan paling berarti untukku" perempuan itu tersenyum.

Dariel membalas senyuman perempuan itu.

"Aku sudah mencapai segalanya dalam karir, Dariel. Dulu itu pilihan antara kau dan pekerjaanku, tapi aku sadar aku bisa memiliki keduanya jika itu denganmu" Emma menatap lekat mata Dariel di seberang sebelum mengeluarkan sebuah kotak.

"Apa ini?" tanya Dariel heran.

"Bukalah!" perempuan itu tersenyum.

Dariel meraih kotak ungu beludru di hadapannya dan membukanya. Laki-laki itu menemukan sepasang cincin yang begitu indah di dalamnya. Dariel tertegun lama.

"Aku sudah meraih pencapaian tertinggi sebagai aktris, sekarang aku ingin menjadi istri dari Dariel Bamantara" Emma menuturkan niatnya dengan tersenyum penuh arti.

A Girl With 5% of StocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang