Chapter|09

3.3K 501 7
                                    

Zil berkali-kali menghela nafas panjang, Dariel yang duduk di sebelahnya bisa merasakan kegugupan gadis itu. Malam ini mereka akan menghadiri makan malam dengan anggota keluarga Bamantara, tepat satu minggu setelah Dariel menyampaikan pada Adam bahwa Zil Gaia menerima lamaran darinya.

Sang gadis dibalut gaun indah rancangan desainer kenamaan tanah air. Noah, yang telah lebih dulu berangkat dan tiba di kediaman sang papa menjadi ibu peri Zil malam itu. Dia meminta seorang perempuan yang pernah dikencaninya, seorang desainer ternama mendandani gadis itu malam ini. Zil dibalut gaun panjang berwarna light grey silver, dengan bagian leher transparan. Rambut panjang kecoklatannya ditata dengan model half updo dengan sebuah bobby pin di belakang, dan sepasang anting panjang tersemat di telinga sang gadis.

Noah menganga saat pertama kali melihat penampilan Zil malam ini, Dariel sebaliknya datar saja walaupun tak berkedip selama beberapa detik.

"Zil, apa kira-kira calon suamimu akan marah kalau aku membawamu kabur sekarang?"

Noah bahkan masih sempat berseloroh demi sebuah senyuman di wajah Zil yang dipenuhi kegugupan.

Zil Gaia tersenyum mendengar humor Noah. Dariel hanya menggeleng pelan karena dia sudah bosan dengan sikap menyebalkan kakaknya. Walaupun satu sisi dirinya menyetujui bahwa siapapun pasti ingin menculik sosok Zil malam itu, cantik dan sangat menggemaskan. Untungnya hati Dariel sudah dikuasai perempuan lain, yang deminya laki-laki itu rela melakukan kegilaan dengan menuruti Noah dan menikahi gadis pemilik 5% saham perusahaan yang sangat mereka butuhkan.

Zil tak bisa lari lagi.

Sang cucu sudah bertekad memberikan keinginan terakhir nyonya Kiraz Shahin, yaitu menikah. Ada Dariel dan Noah yang menyodorkan tangan padanya memberikan solusi. Sebuah win-win solution bagi dua pihak, baik bagi Zil maupun bagi kedua putra keluarga Bamantara. Zil bertemu kembali dengan Dariel dan Noah sehari setelah dia menelpon Dariel malam itu, sesaat setelah menemukan sang grandma di kantor polisi. Mereka membicarakan mengenai kontrak pernikahan. Mereka bertemu di sebuah restoran bintang lima yang sekali lagi dipesan keseluruhan oleh Noah malam itu, tak ada orang lain kecuali mereka bertiga. Mereka mencapai kesepakatan.

Pernikahan Zil dan Dariel hanya akan bertahan selama dua tahun, dengan catatan satu tahun terakhir mereka akan mulai tinggal terpisah untuk memupuk alasan bahwa hubungan yang merenggang dan ketidak-adaan titik temu di antara mereka akan menjadi alasan perceraian. Pernikahan tanpa seks dan segala yang melibatkan perasaan karena Dariel mencintai perempuan lain dan masih akan menjalin hubungan dengan Emma meski mereka menikah. Zil sebaliknya tak ingin jatuh cinta pada siapapun.

Mereka juga membicarakan mengenai pembagian warisan yang ditolak oleh Zil. Dia mengatakan pada Dariel dan Noah untuk menggunakan 5% saham perusahaan yang diberikan Adam padanya untuk kepentingan mereka dan bahkan akan diserahkan pada keduanya nanti saat mereka bercerai. Sikap Zil ditanggapi Noah dengan keheranan, dia bahkan berkali-kali meyakinkan Zil untuk menerima paling tidak gedung, beberapa bidang tanah, dan kendaraan.

"Kau yakin tidak mau menerima apapun, jangan menyesal di kemudian hari, Zil? Kau bisa hidup tenang tanpa repot-repot bekerja dengan warisan papa seumur hidupmu" berikut bagaimana laki-laki itu meyakinkan sang gadis.

Zil hanya tersenyum dan menggeleng.

"Aku yakin kak, belum tentu juga umurku panjang untuk menghabiskan warisan sebanyak itu" ucapnya spontan.

"Lagipula aku takut hidup dengan bermalas-malasan kalau terlalu kaya raya" gadis itu kembali berkilah.

Noah menganga mendengar jawaban dari gadis yang menurutnya merupakan perkataan paling tak masuk akal yang pernah didengarnya selama hidup. Dariel sebaliknya diam-diam mencerna ucapan sang gadis, menatap Zil lewat gelas air putih yang sedang diminumnya.

A Girl With 5% of StocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang