Chapter|48

4.8K 467 6
                                    

Dua anak manusia itu memejamkan mata saat bibir mereka menyatu. Dariel menyandarkan kepala di bahu istrinya saat pagutan bibir mereka terlepas, laki-laki itu menarik tubuh Zil dan mengeratkan pelukan.

"Zil Gaia..You make me tremble" laki-laki itu berbisik.

Zil membalas pelukan tubuh suaminya, tangan mungil gadis itu mengelus punggung kokoh laki-laki yang menunduk dan mendekap erat dirinya.

"Bagaimana caranya kamu ingat jalan pulang hm?" Dariel kembali berbisik dan melonggarkan pelukan tubuh mereka. Mata keduanya bertemu saat Zil mendongakkan kepala. Gadis itu menggeleng pelan.

"Aku masih tidak ingat, aku tidak ingat semua kenangan kita. Hanya saja..jantungku serasa ingin meledak setiap kali bersamamu. Will you be fine with that?" dia berbisik lirih.

Gadis itu mengigit bibir bawah setelah menjawab pertanyaan laki-laki itu. Dariel mengangguk, laki-laki itu meraih puncak kepala istrinya dan mengecup mesra.

"Tidak masalah, kita punya banyak waktu untuk menciptakan kenangan baru mulai sekarang! Aku akan menceritakannya satu-persatu padamu, setiap hari. Mungkin suatu saat ingatanmu akan kembali. Jika pun tidak, aku berjanji akan menggantinya dengan kenangan-kenangan yang jauh lebih indah. Mau kah kau hidup bersamaku mulai saat ini, hingga kita tua dan dipisahkan hanya oleh kematian?"

"Not as a rehearsal, but the real husband-wife."

Dariel berujar sembari membelai pipi istrinya.

Zil menatap lekat selama beberapa waktu, ucapan terakhir suaminya sangat aneh dan dia tak mengerti maksudnya. Namun gadis itu setuju dengan rangkaian kata-kata yang seolah seperti sebuah lamaran untuknya.

Dia mengangguk penuh keyakinan.

"Aku mau.." balas gadis itu lugas.

Dariel membalas jawaban istrinya dengan senyuman sebelum kembali menangkup wajah dan mengecup lembut bibir manis nan memabukkan itu.

Lambat laun, kecupan lembut itu berubah menjadi hisapan pada bibir bawah dan atas, hingga istrinya mengerang pelan. Zil hampir menunduk demi menetralkan debar jantung yang tak terkendali saat pagutan bibir terlepas sebelum Dariel kembali melumat ganas. Dia tak memberi waktu istrinya untuk sekedar bernafas.

Baru semalam mereka berciuman dengan begitu mesra seolah tak ada hari esok tetapi dia sudah rindu. Tak terhitung berapa kali pagi ini ingatan laki-laki itu kembali pada momen panas mereka di mobil semalam. Zil kembali mengerang saat merasakan gigitan kecil yang menyengat di bibir bawahnya, sebelum bibirnya kembali dikulum dengan lembut.

Gadis itu pun membalas ciuman suaminya. Mereka kembali larut dalam hasrat menjerat yang membawa keduanya pada rasa nikmat saat bibir dan lidah saling bertautan. Pasangan suami-istri itu hampir kehilangan kendali, tangan Dariel hampir menelusup masuk pada kaos putih yang dipakai Zil hari ini dan membelai tiap inci tubuh istrinya.

Sayangnya suara deham kecil dari pintu menghentikan momen intim itu. Mereka menoleh, Mrs. Anne berdiri di sana walaupun tak melihat pada keduanya.

"Saya tahu tuan muda dan nona sedang kangen-kangenan, tapi bisakah kalian naik ke kamar? Di sini banyak pembantu yang lewat."

Perempuan 50 tahun itu berujar, satu tangannya menunjuk lantai atas. Dariel dan Zil yang masih berdiri dengan tubuh menempel dan suara nafas tak beraturan kembali saling menatap. Laki-laki itu menelan ludah saat melihat bibir istrinya semakin merekah karena ciuman panas mereka, dia tak tahan lagi. Tanpa aba-aba, Dariel meraup tubuh mungil itu dalam gendongan dan keluar dari ruang keluarga. Mrs. Anne menyingkir dari pintu walaupun tak melihat pada keduanya. Perempuan 50 tahun itu kembali berdeham saat melirik laki-laki yang membopong tubuh istrinya menaiki tangga. Dia masih bisa melihat kalau Dariel sama sekali tak melihat undakan tangga yang dinaikinya dan sibuk kembali melumat bibir gadis dalam rengkuhan tangan.

A Girl With 5% of StocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang