"Buang air panas yang ada di gelas Jisung,"
Tatapan Mark terlihat agak tajam, dan tatapan itu tertuju kepada Jaemin. Jaemin yang seakan akan mengerti arti dari tatapan Mark, Jaemin langsung beranjak dari sofa.
"Jen anter gue," Jaemin menarik tangan Jeno ke arah tangga yang menuju lantai dua dan langsung mengajak berlari ke arah kamar Ji-Sung.
Haechan yang merasa seram dengan tatapan Mark pun lebih memilih ikut menyusul Jaemin dan Jeno.
"Eh bang lu mau tinggalin gue?" Chenle mencekal tangan Haechan.
"Udah Lo ikut aja, itu bukan Mark. Merinding gue liatnya," Haechan langsung menarik Chenle pergi ke lantai dua rumahnya.
"CUNG!! BUKA PINTUNYA!"
Jeno menggedor gedor pintu sedangkan Jaemin terus memanggil Ji-Sung dari luar kamar.
Ji-Sung tak menyahut saat Jaemin dan Jeno terus memanggilnya.
"Jisungnya ada ga?"
"Ga tau, dia ga nyaut nyaut. Kamarnya juga dikunci dari dalem," Balas Jeno agak khawatir.
"CUNG BUKA PINTUNYA!!!" Teriak Jaemin sembari memainkan knop pintu
"Awas biar gue yang dobrak," Haechan menyingkirkan Jaemin dan Jeno, lalu mendobrak pintu kamar Jisung, namun tetap saja pintu itu tak terbuka.
"Anjing banget ni pintu," Kesal Haechan sambil menggedor gedor pintu kamar Jisung.
"Awas gue mau coba buka pintunya," Haechan, Jaemin dan Jeno langsung menyingkir sedangkan Chenle mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
Haechan menghela nafas.
"Giliran tangan gue udah sakit aja baru Lo bertindak anjir," Haechan memendam rasa gemasnya pada Chenle.
Kenapa Chenle tak berbicara jika ia sedari tadi membawa kunci cadangan kamar?
"Gobloknya dia kan nular dari Lo," Ledek Jeno sambil tertawa.
"Diem Lo bangsat," Jeno mencubit pipi Haechan gemas.
"Cepetan dong Le, buka pintunya. Gue udah khawatir tau. Gue takut Jisung kenapa Napa."
"Bentar dong bang, kan ini juga lagi nyoba dibuka." Sahut Chenle sambil mencoba mencocokan kunci kamarnya.
"Kok rusuh gini? Ada apaan nih?" Jeno Jaemin dan Haechan menoleh ke arah Mark.
"Udah sadar Lo?" Tanya Haechan sambil memegang jidat Mark.
"Lah? Sadar? Gue dari tadi juga sadar kali. Emang tadi gue kenapa?" Balas Mark bingung.
"Lo tadi kerasukan anjir." Balas Jeno yang membuat Mark kaget.
"Kerasukan?
Clekkk
Pintu kamar Jisung pun terbuka, semua perhatian langsung teralih ke arah kamar. Mereka semua langsung masuk kedalam kamar Jisung.
Langkah mereka terhenti saat melihat Jisung, yang sedikit tersenyum kecil ke arah gelas kesayangannya yang sudah kosong.
"LO MINUM AIRNYA SUNG?"
Jisung terlihat agak tersentak saat mendengar teriakan Haechan tadi.
"Loh? Iya." Balas Jisung dengan wajah polosnya.
Uhuk..
Jaemin tiba tiba merasa mual, ia berlari kearah toilet sembari membekap mulutnya.
ByurrJaemin menumpahkan segala rasa mualnya, dan ia menatap intens tangannya yang penuh dengan cairan merah yang keluar dari mulut.
Jaemin menatap bayangan wajahnya yang ada di cermin, mulutnya penuh dengan darah seperti seakan akan Jaemin baru saja memakan bayi.
Jaemin langsung membilas tangan dan sekitar mulutnya.
Namun saat ia akan bercermin kembali, sesuatu mengalihkan pandangannya.
Jaemin langsung menoleh ke arah pojok kiri kamar mandi namun tidak ada siapa siapa disana, padahal tadi dicermin—
"Ada yang nggak beres,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Catastrophe | Huang Renjun
Fiksi Penggemar"The more you complain the more chances you have to die,"