29

911 109 0
                                        

"Nanti gue telepon lagi," Datar Taeyong sambil memutus panggilan suara dengan sepihak.

Taeyong diam melamun, dirinya kini berada di meja kantornya. Seharusnya sedari tadi ia sudah sampai di rumah, namun rasanya Taeyong untuk sekarang begitu malas untuk pergi pulang ke rumah.

Pikirannya benar benar kacau, di hatinya tiba tiba muncul rasa takut. Iya, lagi lagi ke kacauan ini disebabkan oleh Yangyang.

Taeyong takut jika Yangyang akan menyebarkan semua fakta yang sebenarnya.

"Argh—" Taeyong membandingkan pulpen yang sedari tadi ia gunakan untuk mengetuk meja.

"Dasar anak bajingan!" Sungutnya sembari beranjak dari kursi kerjanya.

Taeyong berjalan kesini kemari, memikirkan kemana lagi ia harus mencari keberadaan anak laki laki brengsek itu?

"Jangan sampe dia bocorin semua hal hal yang udah gue lakuin! Eh tapi—"

Taeyong tersenyum miring.

"Kayaknya kalaupun anak itu sebarin fakta sebenernya, peluang orang orang buat percaya dia kayaknya kecil gak sih?" Tanya Taeyong sambil menatap jendela yang memperlihatkan pantulan dirinya.

"Orang orang anggap dia gila kan? Mereka pasti lebih percaya omongan gue kan?" Gumam Taeyong sambil kembali duduk menghadap ke arah laptopnya.

"Tapi tetep aja gue harus cari dia sampe ketemu! Jangan sampe ada orang yang percaya sama dia!" Taeyong mengacak rambutnya frustasi, mengusap wajahnya yang terlihat agak lelah dengan kasar.

"Tapi gue harus cari kemana masalahnya!!"

Taeyong lagi lagi hanyut terbawa arus lamunannya.

"Jangan jangan? Dia pergi ke—" Taeyong yang sedari tadi terduduk lesu pun langsung sigap saat ia mengingat sesuatu.




















"Yihua?"













"Yihua?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











"Johnny masih dijalan?" Tanya Tiffany sambil celingak celinguk ke arah sekitar rumah Yoona.

"Kayaknya iya, soalnya chat gue gak dia bales."

Saera yang hendak mengetuk pintu rumah Yoona pun seketika terurung dan menatap Tiffany.

Tiffany yang merasa ditatap pun menautkan sebelah alisnya.

"Kenapa?" Tanyanya agak bingung.

"Lo yakin ini rumah baru Kak Yoona?" Tiffany mengangguk.

"Terakhir gue bareng Jessica sih kesini. Ketuk aja cepet!" Jawabnya yang membuat Saera langsung mengetuk pintu rumah Yoona.

Namun beberapa detik setelah Saera mengetuk pintu, tidak ada satu orang pun yang membukakan pintu untuknya.

Catastrophe | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang