"Gua ganti baju duluan ya, Lo gapapa kan sendirian ke loker?" Tanya Yedam pada Jisung yang masih sibuk meneguk air mineralnya.
Jisung menjauhkan botol dari bibirnya, "Santai aja, sama Khael juga?"
"Iya, gapapa kan ya? Gue sama Yedam belum ngerjain tugas bahasa masalahnya."
"Yaudah kalian ganti baju duluan aja, gue masih mau disini. Masih capek soalnya," Jisung menyeka keringat di keningnya.
"Okey, kita pergi dulu ye!" Jisung mengangguk sambil mengacungkan jempol ke arah Khael dan Yedam yang pergi menjauh dari area lapang basket.
Setelah beberapa menit duduk sendirian di pinggir lapangan akhirnya Jisung berjalan menuju area loker untuk mengambil seragamnya yang sengaja ia simpan disana.
Crekk
Jisung menautkan alisnya saat ia menemukan sebuah sticky note yang tertempel di balik pintu lokernya.
"Maksudnya?" Jisung menatap alamat yang tertulis di kertas tersebut.
Dengan intens Jisung meneliti tulisan tersebut.
"Sejak kapan ada tulisan bang Jaemin disini? Perasaan—"
"Cung cung cung!!!" Heboh Huening pada Jisung yang asik melamun.
"Apasih? Heboh banget Lo." Jisung bergidik ngeri ke arah Kai.
"Tau gak?"
"Kalo Lo gak ngasih tau ya gue ga tau lah anjir." Omel Jisung yang membuat Kai nyengir.
"Iya kan ini mau kasih tau—"
"Kenapa? Ada apaan?" Tanya Jisung sambil mengambil seragam di dalam lokernya.
"Lo dicariin Abang Lo tuh, gue tadi ketemu dia di toilet. Sekarang dia nunggu Lo disana, samperin noh kayaknya dia dari tadi nungguin Lo."
Jisung menatap Kai agak aneh.
"Abang gue yang mana? Abang gue kan banyak, terus jam segini Abang gue semuanya pasti lagi sekolah. Lo ngekhayal kali, gue tau Lo nge prank gue kan?" tutur Jisung tak percaya.
Kai berdecak kesal saat Jisung tak mempercayai ucapannya.
"Lo kan hari ini gak ulang tahun, ngapain juga gue nge prank Lo anjir. Gue serius tau,"
"Emang siapa yang nyari gue? Bang Jeno? Atau bang Mark? Atau bang siapa?"
"Gue lupa sama nama Abang Lo yang ini, yang pasti dia agak imut tapi sekaligus ganteng juga. Kalo ga salah sih bang j—ja— ja apa ya gue lupa anjir!!" Gerutu Kai pada dirinya sendiri.
"Bang Jaemin maksud Lo?"
"NAH ITU!"
Jisung semakin heran pada Kai, apa Kau benar benar serius pada ucapannya? Ataukah itu hanya kejahilan Kai saja?
"Malah ngelamun, samperin Abang Lo Sono."
"Lo serius kan?" Tanya Jisung agak kurang yakin.
"Iyalah gue serius, gue ketemu langsung sama dia tadi. Lo ga percayaan Amat sama gue," cerocos Kau kesal.
"Awas aja Lo kalo bohong,"
"Gue gak bohong Park Jisung!!!! Ihhh greget banget gue sama Lo!" Kak menjewer hidung Jisung pelan.
"Kalo Lo bohongin gue, gue bakal copotin noh telinga Lo!" Ancam Jisung yang membuat Kai menatap nya dengan santai.
"Siapa takut? Kalo Abang Lo beneran ada gue yang bakal copotin idung Lo dan Lo harus traktir gue!"
"Awas aja ya lu!" Jisung langsung berlari ke arah toilet meninggalkan Kai di loker sendirian.
"Aneh banget tu anak, bang Jaemin kan katanya ilang. Masa dia cariin gue dan tiba tiba nunggu gue di toilet?" Gerutu Jisung sambil membuka pintu toilet.
Saat baru saja satu langkah masuk kedalam koridor toilet, Jisung sontak berhenti menggerutu.
Ternyata kai tidak main main, ternyata Jaemin memang menunggunya di toilet.
"Kemana aja lu? Gue capek ya nungguin Lo di sini. Mana toiletnya bau lagi," gerutu Jisung yang membuat Jisung menyunggingkan cengirannya.
"Ini Abang yang nulis ya?"
Jaemin menatap sticky note yang ada di tangan Jisung.
"Iya,"
"Maksudnya apa?"
"Lo datengin alamatnya,"
"Tapi kan bang—Jisung gak tau jalan."
Jaemin memutar bola matanya.
"Google maps kan ada," Jisung lagi lagi cuma nyengir.
"Emangnya ini rumah siapa?" Tanya Jisung sambil menatap Jaemin bingung.
"Alamat kakaknya Yihua, dia ada disana." Jisung yang sibuk mengibaskan baju seragamnya langsung menoleh pada Jaemin.
"Abang kenal sama Yihua?"
Jaemin hanya mengangguk tanpa mengucapkan apa apa.
"Harusnya gue yang tanya kenapa Lo bisa kenal sama Yihua?"
Jisung diam tak menjawab.
"Nanti Jisung coba datang kesana, oh iya Abang dicariin ayah sama yang lain. Kenapa Abang gak pulang aja sih? Terus apa Abang juga gak cape tiap malem tidur di kamar Jisung terus paginya pergi lagi?"
Jaemin tak menjawab ia malah melihat ke arah cermin besar yang ada dihadapan keduanya.
Jisung baru saja menyadari kejanggalan yang terjadi di antara keduanya. Jisung langsung menatap Jaemin kaget.
"Gue selama ini ada di rumah, cuma kalian gak liat gue." Seakan akan mengerti arti dari tatapan Jisung, Jaemin menjawabnya dengan jelas.
Jisung mencoba menyentuh tangan Jaemin, dan benar saja Jisung tak bisa menyentuh tangan kakak laki lakinya itu.
"Cuma Lo yang bisa bantuin gue buat selamatin si kembar, Cung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catastrophe | Huang Renjun
Fanfic"The more you complain the more chances you have to die,"