"Saera ini semua gak kayak apa yang kalian pikirin!!" Elak Yoona saat Saera terus menggusur Yoona keluar dari rumahnya.
"Saera coba kasih kesempatan Kak Yoona buat jelasin semuanya dulu!" Sahut Johnny yang disetujui oleh Tiffany dan Jessica.
"Lo gak usah main kasar kayak gini Ra,"
Saera berdecak saat mendengar usulan Tiffany dan Johnny.
"Kalian lebih bela dia hah?" Bentaknya yang membuat Johnny menarik lengan Yoona agar menjauh dari Saera.
"Apa salahnya sih Ra? Ka—"
"DIA UDAH BUNUH JAEMIN—JOHNNY OTAK LO DIMANA SIH? MASIH BISA YA LO BELA DIA DAN DENGERIN OMONGAN DIA? DIA UDAH BUNUH ANAK LO JOHNNY!!!" Amarah Saera langsung menjadi jadi.
"Gue gak bunuh Jaemin— Saera. Gue gak bunuh dia. Dia sendiri yang minta ini semua," Yoona berlutut di depan Saera.
Saera memukul kepala Yoona refleks sehingga orang orang disekitarnya semuanya kaget.
"LO GILA HAH? OMONGAN LO GAK MASUK AKAL!"
"SAERA JAGA SIKAP KAMU, DIA ITU KAKAK KAMU!" Johnny menarik Saera kasar.
Saera menghempas tangan Johnny dengan kasar juga.
"DIA GAK PANTES DI HORMATIN!" Saera melotot ke arah Johnny lalu beralih menatap Yoona lagi.
"LO KALO MAU BALES DENDAM BALES DENDAM SAMA GUE BUKAN MALAH SAKITIN ANAK GUE! DASAR SOK SUCI!" Tiffany menahan Saera yang hendak menampar Yoona.
"Gue berani sumpah Saera, gue gak bunuh Jaemin. Jaemin yang datang kerumah gue da—" Saera membekap mulut Yoona cepat.
"Percuma Lo ngomong panjang lebar juga, gue akan pernah percaya sama omongan penjahat kayak Lo! Gue gak akan segan segan laporin Lo ke polisi Yoona! CEPET IKUT GUE!!"
Saera menggusur Yoona keluar secara kasar sedangkan Tiffany dan Jessica langsung berlari mengejarnya.Johnny melirik raga Jaemin sekilas lalu ia mencoba menelpon anak anaknya. Sudah hampir beberapa menit Johnny terus menelpon semua anaknya namun tak ada satupun di antara mereka yang menjawab panggilannya.
Dan ia akhirnya memutuskan untuk menelpon Ten.
"Kenapa John?"
"Sorry banget, Lo pasti lagi jam istirahat ya? Gue minta tolong boleh ga?" Tanya Johnny agak panik sambil mengusap Surai rambut Jaemin.
"Santai aja, Lo mau minta tolong apa?"
"Tolong bawain Jaemin ke rumah ya, gue harus susul Saera ke kantor polisi."
Ten agak kaget.
"Hah? Jaemin udah ketemu?"
"Udah tapi dia gak sadarkan diri gitu bahkan kayak—". Johnny tak melanjutkan ucapannya.
"Kayak apa maksud Lo?"
"Jaemin gak bernafas, gue gak tau apa kejadiannya tapi gue gak yakin kalo Jaemin beneran meninggalkan, soalnya tubuh Jaemin masih anget kayak biasa dan menurut gue gak masuk akal ajal kalo kak Yoona bunuh Jaemin."
"Yaudah soal itu kita bahas nanti aja, sekrang Lo sharelock lokasinya, gue nysusul kesana." Saran Ten yang membuat Johnny mengangguk sambil tersenyum karena temannya yang satu itu masih mau menolongnya.
"Jangan lupa hubungin anak gue yang lain juga, biar Lo gak terlalu repot. Tut—"
Sambungan di putuskan oleh Johnny, Ten seketika berfikir keras saat ia mendengar sebuah fakta aneh yang dikatakan Johnny tadi.
Lalu ia melirik Winwin yang asik memakan'hamburger nya.
"Win—" Panggil Ten dengan tatapan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catastrophe | Huang Renjun
Fanfiction"The more you complain the more chances you have to die,"