18

1K 146 1
                                    

"Kamu berdoa terus ya,"

Jaemin mengangguk sebagai jawaban.

"Mana telapak tangan kamu, sini biar Tante pegang."

Jaemin menengadahkan tangannya pada Yoona.

Yoona memejamkan mata sambil terus berdoa, sama halnya seperti Jaemin.

"Sebenernya dia mau kamu Jaemin,"

Jaemin yang sedari tadi fokus menunduk sambil berdoa pun langsung melihat ke arah Yoona yang masih memegangi telapak tangannya dengan mata yang terlihat menerawang ke arahnya.

"Cuma sayangnya kamu terlalu berat dan susah buat dia ambil," Lanjut Yoona, Jaemin masih terdiam mencerna sedikit demi sedikit ucapan itu.

"Jadi itu alasannya dia jadi incer Renjun Tante?"

Yoona mengangguk.

"Iya, karena kalau dibandingin sama saudara kamu yang lain cuma Renjun yang keadaan mentalnya lagi bener bener down. Karena semakin dia banyak mengeluh dah putus asa, kematian semakin menuju padanya. Bahkan mahluk itu semakin bebas menguasai Renjun. Umur kematian Renjun makin Deket, Jaemin."

"Tapi kenapa Jeno sama Haechan juga jadi ikut  celaka Tante? Harusnya Jaemin aja kan yang celaka?"

Yoona tersenyum tipis.

"Itu karena kalian lahir pada tahun yang sama,"

Jaemin diam.

"Maka dari itu jika satu terancam mati, ketiganya juga ikut terancam Jaemin."

"Jaemin juga dari awal udah ada perasaan gak enak Tante, dan perasaan itu muncul waktu mama pisah sama ayah, dan semenjak mama Deket sama om Taeyong juga."

"Yang Taeyong butuhkan itu ada dua jiwa Jaemin, dia butuh perempuan dan laki laki."

Jaemin menautkan alisnya.

"Perempuan?"

Yoona mengangguk.

"Apa om Taeyong bakal bikin Mama celaka juga?" Tanya Jaemin khawatir.

Yoona menggeleng.

"Taeyong udah berhasil dapet satu jiwa, dan itu perempuan sekarang dia lagi incer satu orang laki laki dan laki laki yang dia incer itu Renjun."

"Kamu tau? Ruh perempuan itu juga sekarang nyoba nolongin Renjun. Bahkan mereka akhir akhir ini sering ketemu dan bahkan perempuan itu juga ajak Renjun buat bicara."

"Siapa perempuan itu Tante?"

"Nama dia Yihua, dia juga seumuran sama kalian."

"Jadi maksud Tante akhir akhir ini ruh Yihua sering datengin Renjun? Dan dia juga mau tolong Renjun biar bisa selamat?"

"Bukan cuma Renjun aja yang mau dia tolong, tapi dia juga mau tolong kamu, Jeno sama Haechan juga."

"Kenapa dia mau nolong kita Tante? Padahal kita gak kenal sama dia,"

"Dia ngelakuin itu karena, ada seseorang yang mau dia selamatin juga."

"Siapa lagi yang mau dia tolong Tante?"

"Kembaran dia sendiri, Jaemin."

"Dia juga punya kembaran Tante?" Tanya Jaemin agak serius.

"Iya, kakak dia juga jadi korban penyiksaannya Taeyong. Dia mau laporin semua itu, tapi karena keadaan dia sekarang udah kayak gini, jadi sebisa mungkin dia juga minta tolong sama kalian."

"Karena cuma kalian yang tau siapa Taeyong sebenernya,"

"Tapi kenapa malah Jaemin sama si kembar yang jadi incaran dia Tante? Emangnya Jaemin sama si kembar ada salah apa sama om Taeyong?"

"Kalian gak ngelakuin kesalahan sedikit pun, ada suatu alesan yang bikin Taeyong ngelakuin ini sama kalian."

"Apa itu Tante?"

"Tante belum bisa terawang apa alesannya, semuanya terasa agak berat."

Jaemin mengehela nafas.

"Tante bisa panggil ruh Yihua buat Dateng kesini? Jaemin mau ngobrol sama dia Tante."

"Biar Tante coba, semoga aja dia bisa kesini."

Yoona melepas genggaman pada telapak tangan Jaemin, lalu sekarang jarinya beralih mengetuk ubin dengan perlahan.

Tok...

Tok...

Tok....

Mengetuknya beberapa kali, sedangkan Jaemin hanya melihat Yoona. Setelah beberapa detik memejamkan mata, Yoona kembali membuka matanya.

Jaemin melirik ke arah sekitar.

"Dia gak ada Tante?"

"Ruh dia gak bisa di panggil kesini, Tante juga gak tau apa itu alasannya."

"Jadi Jaemin harus gimana Tante? Jaemin gak mau kalo si kembar celaka."

Yoona menghela nafasnya perlahan.

"Mata batin kamu udah Tante buka, Tante mau tolongin kamu cuma Tante gak bisa tolongin kamu sepenuhnya."

"Gak apa apa Tante, Jaemin mohon tolongin Jaemin sama si kembar buat kali ini."

"Tapi ini bahaya Jaemin, kalau kamu lakuin ini  nantinya nyawa kamu yang semakin jadi taruhan buat mati."

Jaemin mengangguk cepat.

"Gak apa apa tante, Jaemin percaya kalo Jaemin bisa jalanin ini semua. Jaemin percaya kalo Jaemin bisa selamatkan si kembar."

"Kamu serius?"

"Iya, Jaemin serius. Lakuin aja Tante biar si kembar bisa selamat."

"Oke, kalau kamu maksa Tante bakal coba bantu."

"Jaemin harus lakuin apa Tante?"






"Suruh Jisung buat pergi nemuin kakaknya Yihua."

















"Jisung juga tau semua hal ini?"

"Jisung juga tau semua hal ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Catastrophe | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang