14

1.1K 153 0
                                    

"Lo mabok lagi Jen?" Tanya Haechan yang baru saja datang dari pintu utama, dan duduk disebelah Jeno.

"Lo liat gimana?" Jeno balik bertanya dengan mata sayunya.

Melihat keadaan Jeno yang berantakan, Mark langsung menatapnya penuh amarah.

"Apa apaan Lo hah?" Pekik Mark sambil melempar jaket miliknya tepat di depan wajah Jeno.

"Apasih lu ga sopan banget." Sahut Jeno sambil melempar balik jaket milik Mark.

"Siapa yang ajarin lu jadi berandalan sampe mabuk mabukan gini hah?"

Jeno tersenyum kecut.

"Masalah hidup yang bikin gue kayak gini,"

"JEN UDAH BERAPA KALI SIH GUE HARUS BILANG SAMA LO? BISA GA SIH LO KALO ADA MASALAH GA USAH MABUK MABUKAN KAYAK GINI? LO PIKIR INI LUCU APA?"

Jeno hanya memandang malas Mark yang sedang membentaknya. Mark sudah benar benar kesal dengan semuanya, dari kasus Jaemin, kesal dengan sikap Renjun sampai Jeno yang malah seperti ini.

"Siapa yang ngelucu sih? Kalo gue mabok emang itu artinya gue lagi ngelucu? Gak kan?"

Mark duduk dengan kesal ia menghadap ke arah Jeno.

"Ini tuh ga baik buat kesehatan Lo! Buat apa mama sekolahin Lo kalau Lo nya kayak gini! Lo mikir sedikit dong Jen!"

"Lo mikir gasih? Emang Lo aja yang stres? Gue juga sama bahkan gue lebih stres dari Lo! Jadi apa salahnya gue cari obat buat nyembuhin diri gue sendiri? Kenapa Lo jadi bentak bentak gue sih?" Jeno semakin keras kepala.

"Bang udah malem tau, ga enak di denger tetangga." Itu JiSung yang berbicara, ia baru saja keluar dari kamarnya dengan baju yang sudah diganti menjadi baju piama.

"Iya bang, udah sekarang kita mending tidur aja. Kalau mama liat kalian berantem juga mama pasti marah," Chenle ikut menyahut.

"Terserah Lo ajalah anjing! Gue capek!" Mark melempar jaket miliknya lagi lagi tepat di depan wajah Jeno, Mark sudah benar benar sangat kesal.

"Om Taeyong ngapain nelpon Lo anjir?" Haechan meraih ponsel Jeno yang tergeletak di meja dan menampakan nama Taeyong.

"Mana gue tau," jawab Jeno sambil membaringkan tubuhnya di sofa.

"Hallo om? Om sama mama udah pulang dari kantor polisi?" Haechan sempat berkontak mata dengan Ji-Sung dan Chenle. Lalu Haechan memberikan kode pada mereka berdua jika mereka harus segera pergi ke kamar.

Chenle menyenggol lengan Ji-Sung.

"Apa?"

"Tidur aja kita," Chenle menarik lengan Ji-Sung dan masuk menuju kamar.

"Haechan? Haechan?"

Haechan yang sedari tadi menatap Jeno yang terlelap dengan tatapan kosong pun seketika tersadarkan oleh panggilan Taeyong.

"Iya om kenapa?"

"Mama kamu kecelakaan Haechan, cepet kesini."

PRAKKK

Jeno yang baru saja terlelap pun kembali bangun saat Mark tak sengaja memecahkan gelas yang ada di genggamannya.

"Mama kecelakaan bang," Haechan menatap Mark balik.

Tanpa aba ab Mark langsung mengambil kunci mobil dan langsung berlari keluar.

"Jen Lo mau ikut ga?"

"Ga deh, Lo aja Sono. Males gue,"

"Yaudah jagain Jisung sama Chenle dirumah," Jeno hanya mengangguk malas lalu Haechan menyusul Mark keluar.

Namun tak sengaja di depan pintu Haechan dan Renjun malah bertabrakan, dua duanya saling terpental dan terjatuh.

"Lo bisa gasih kalo jalan itu hati hati?" Protes Renjun, namun Haechan malah abai. Ia malah menarik tangan Renjun dan memasukan Renjun dengan paksa ke dalam mobil.

"Apasih Lo? Gue mau masuk kerumah!"

"Udah Lo ikut gue sama bang Mark, mama kecelakaan."

Renjun tak memberontak lagi, alih aliha ia malah melamun saat Haechan menutup pintu mobil  dengan cukup keras. Lalu Haechan duduk di samping Mark yang menyetir mobil.

"Apa mama kecelakaan di persimpangan jalan depan?" Haechan yang sedang memakai sabuk pengaman pun menoleh.

"Iya,"

Pikiran Renjun langsung tertuju pada ucapan Yihua tadi.

"Kok omongan cewek itu bisa jadi kenyataan?"

"Kok omongan cewek itu bisa jadi kenyataan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Catastrophe | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang