17

1.1K 151 0
                                        

"Kalau gak salah ini sih alamat rumah Tante Yoona." Renjun bergumam sebelum pada akhirnya ia memberanikan diri untuk menekan bel rumah besar itu.

Hampir tiga kali bel ditekan namun belum ada sahutan dari dalam, bahkan rumah itu terlihat kosong.

"Maaf kak—cari siapa ya?"

Renjun menoleh ke arah belakang saat pundaknya di tepuk dari belakang. Renjun tersenyum kaku saat ia mendapati seorang perempuan di belakangnya.

"Apa ini rumahnya Tante Yoona?"

Gadis yang sepertinya umurnya dua tahun di bawah Renjun itu sedikit berpikir.

"Tante Yoona?"

"Iya, dia ga ada dirumah kah? Saya tekan bel rumahnya tapi gak ada satu orang pun yang keluar."

"Rumah ini kosong sudah hampir tiga tahun kak, kata mama saya Tante Yoona sudah pindah cukup lama."

Renjun agak kecewa.

"Apa adek tau dimana rumah Tante Yoona sekarang?"

"Gak tau kak,"

"Mama adek? Tau nggak?"

"Mama saya juga kurang tau kak,"

Renjun hanya ber oh kecil dengan wajah sedikit sedih. Kedatangannya kemari sepertinya sia sia.

"Kalau gitu saya masuk ke rumah dulu ya kak," Renjun tersenyum kecil sambil mengangguk.

Renjun duduk di motornya dan lagi lagi ia mencoba menelpon Jaemin. Berharap ada keajaiban Jaemin mengangkat panggilannya.

Renjun menatap layar ponselnya, panggilannya tak kunjung di jawab oleh Jaemin.

"Jaemin Lo kemana sih?"

Gerutu Renjun sesekali mengacak rambutnya frustasi, jujur Renjun benar benar khawatir. Hampir tiga hari Jaemin menghilang, polisi pun belum menemukan bukti apapun tentang kehilangan Jaemin.

Semua saudara jauh sudah Renjun hubungi, namun tetap tak ada hasil. Kecuali Tante Yoona, ya Renjun tak memiliki nomor wanita itu.

Renjun sudah bertanya pada Johnny dan menyarankan ayahnya untuk menelpon Tante Yoona, namun nihil ayahnya pun sama sepertinya, dia tidak memiliki nomornya. Bahkan kedatangan nya kesini ternyata sia sia juga, Tante Yoona sudah pindah cukup lama dan orang orang sekitar juga tidak tahu alamat rumah Tante Yoona yang baru.

Drrrtt...

"Hallo ayah?"

"Gimana? Apa Tante Yoona tau dimana Jaemin? Apa Jaemin ada disana?"

Renjun menghela nafas cukup panjang.

"Tante Yoona pindah dari tiga tahun yang lalu Yah, Renjun juga tau dari orang orang sekitar."

"Apa mereka gatau alamat barunya dia?"

Renjun menggeleng lemas.

"Mereka semua nggak tau yah,"

Johnny terdengar sedikit kecewa.

"Yaudah kita lanjut cari Jaemin besok, sekarang kamu pulang. Udah malem, ayah takut kamu malah celaka."

"Yaudah, Renjun tutup telfonnya ya Yah. Renjun mau pulang,"

"Hati hati—"



Panggilan suara pun terputus, Renjun kembali merenung memikirkan Jaemin lagi.

Pukkh

"Ngapain Lo disini?" Sinis Renjun pada Yihua yang tiba tiba ada dibelakangnya.

"Sinis banget muka Lo?"

"Ya biarin aja, abisnya Lo nguntit gue terus!"

"Lah, ini jalan mau ke rumah gue. Mana ada gue nguntit Lo!!" Elak Yihua kesal.

"Lo ngapain malem malem disini?"

Renjun melirik Yihua sekilas.

"Lo tinggal disini kan?"

Yihua sedikit gelagapan saat Renjun menatap dirinya sepenuhnya.

"I—ya. Kenapa?"

"Lo kenal Tante Yoona gak?"

Yihua berpikir.

"Nggak, kenapa emangnya?"

"Gak apa apa," Renjun kembali datar.

"Saudara Lo itu sebenernya ada, cuma ruh nya aja yang hilang."

Renjun lagi lagi melirik Yihua.

"Apa?" Tanya Yihua saat Renjun menatapnya.

"Lo lagi ngomong sama gue?"

Yihua memutar bola matanya malas.

"Emang disini ada orang lagi selain Lo sama gue?" Renjun menggeleng polos.

"Terus maksud omongan Lo tadi itu apa?"

"Adek Lo ilang kan?"

"Iya, kok Lo tau?"

"Tadi gue nguping omongan Lo sama ayah Lo,"

Renjun menampakkan raut wajah tak suka.

"Nguping itu gak sopan tau!"

"Tapi jujur sebenernya adek Lo ga ilang, dia itu ada. Raga dia itu ada, cuma ruh nya itu yang hilang."

"Maksud Lo?"

"Adek Lo sengaja lakuin ini,"

"Tapi masalahnya gue gatau adek gue ada dimana!"


"Pokoknya dia baik baik aja," Renjun menatap Yihua secara inten.

"Lo tau dia ada dimana?" Tanya Renjun agak serius.

"Enggak tau,"

Renjun menatap malas Yihua.

"Ohh jadi Lo ngarang gitu soal Jaemin yang  baik baik aja?"

"Ya emang Lo mau Jaemin adek Lo itu celaka?"

"Ck...Ya enggak gitu juga!" Kesal Renjun yang mulai tersulut emosi.

"Raga adek Lo baik baik aja, cuma Lo tetep harus tolongin ruh Jaemin. Karena disini ruhnya lebih terancam dibanding raganya."

Renjun menautkan alisnya.

"Maksud Lo?"

"Coba Lo tanya ke adek bungsu Lo,"

Renjun semakin bingung.

"Ji-Sung maksud Lo?"




"Ji-Sung maksud Lo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Catastrophe | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang