2

5.7K 409 17
                                    

"Gue juga udah ga ngerti lagi, sama Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue juga udah ga ngerti lagi, sama Renjun. Semua kata kata gue udah abis, tapi dia tetep ga ada perubahan." Tutur Jaemin sambil mengipas ngipas wajahnya dengan koran yang tergeletak di meja kayu.

"Gue juga udah berkali kali nasihatin  tu anak tetep aja kayak gitu, capek gue nasehatin dia terus." Mark menghisap rokoknya, sedangkan Jaemin yang duduk di sebelahnya hanya menatap kepulan asap rokok yang Mark hembuskan.

"Trus anaknya kemana? Kok ga ada?" Jeno yang baru saja datang bersamaan dengan Haechan langsung duduk di hadapan mereka.

"Anaknya lagi piket," sahut Jaemin dengan malas.

"Dia masih aja ga percaya?" Jeno mengedikan bahu pada Haechan.

"Gue ngerasa aneh banget gitu loh, kok kita bisa liat sedangkan dia sendiri yang punya raganya kok malah ga bisa liat gitu?"

"Loh emang dia ga bisa liat semua itu?" Timpal Mark cepat.

"Iya, katanya. Waktu itu dia kan ngeluh lagi sama gue. Terus gue liat liat mukanya juga makin ga sehat, pas gue suruh dia ngaca dia bilang muka dia malah baik baik aja katanya." Jelas Jeno.

"Jadi selama ini dia ga percaya karena dia ga liat muka dia yang sebenernya?" Seru Haechan sambil membuka seragamnya dan hanya menyisakan kaos putih polos.

"Lo ngapain buka seragam tolol?" Jeno mendelik pada Haechan.

"Gerah bego," Haechan melempar seragamnya ke arah Jeno.

"Bau goblok," Jeno malah melempar balik seragamnya pada sang pemilik.

"Anjir lah, Abang macem apa lu? Na lipetin, Na." Jaemin menatap Haechan datar, namun baju seragam Haechan tetap dilipat oleh Jaemin.

" Jaemin menatap Haechan datar, namun baju seragam Haechan tetap dilipat oleh Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haechan nyengir saat melihat wajah Jaemin yang sudah dapat di tebak artinya.

"Gue kasih rokok nih satu," Mark menarik telinga Haechan pelan yang membuat Haechan agak meringis.

"Apesi?" Haechan menatap Mark dengan tatapan julid.

"Abang macem apa Lo? Nawarin adeknya ngerokok. Goblok ya Lo? Adek Lo udah baik baik juga malah mau di bawa ke jalan yang sesat." Amuk Mark yang membuat Jaemin terkikik.

"Skip gue anak Soleh,"

"Hilih, yaudah sih kalo ga mau." Haechan menghisap rokoknya.

Jaemin yang sedari tadi menyeruput minumannya sambil melamun pun langsung menoleh ke arah Jeno yang sibuk bermain game dengan suara yang cukup keras.

"Lu budek apa gimana sih? Bisa dikecilin ga sih volumenya?"

"Bentar bentar, ada musuh ni anying." Sahut Jeno dengan pandangan yang tak lepas dari layar ponsel.

"Tuli lama lama gue," Jaemin mengusap telinganya.

"ANJINGGGGGG—" Jeno berteriak lebih keras dari sebelumnya.

"Unjang anjing unjang anjing, Lo ga ada kamus kata lain apa di mulut Lo?" Sahut Mark sambil melepas bungkus korek kayu ke arah Jeno.

"Yah habisnya gue kesel, Ji-Sung nelpon. Mana gue udah mau menang."

"Menang lu tadi?" Tanya Haechan sambil meminum juicenya.

"Ya kalah lah goblok, makannya gue teriak juga." Jeno menoyor kepala Haechan kesal.


"Berarti bukan dikit lagi menang, tapi dikit lagi kalah lah belegug." Jeno hanya memasang wajah julidnya ke arah Haechan.

"Kumsi," Jeno langsung mengangkat telepon dari Jisung.

"Apasih cung?"




"Sorry telat," semuanya langsung menoleh pada sumber suara, dan mereka menatap pada titik yang sama.

Yaitu ke arah Renjun.

Mark sedikit melongo saat melihat wajah Renjun. Bahkan Haechan dan Jeno pun sempat bingung dengan mimik wajah Mark yang terlihat benar benar kaget.

Jaemin sih terlihat tidak begitu kaget, Karena ia sudah melihatnya dari pagi tadi.

Mark melirk Jaemin, dan Jaemin pun sebaliknya.



"Separah ini muka dia Jaem?"





"Separah ini muka dia Jaem?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Catastrophe | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang