"JAEMIN!!!!!!" Teriak Renjun di atas gedung rumah sakit.
Renjun tak menemukan ruh Jaemin sampai saat ini, entahlah Jaemin pergi kemana. Ia sudah menyerah dengan semuanya. Bahkan ia berpikir kalau dirinya sebentar lagi juga akan di jemput oleh malaikat.
"Gue harus cari Jaemin kemana lagi?" Roh Renjun terduduk di pinggiran gedung rumah sakit.
Menatap mobil yang berlalu lalang dibawah sana, mungkin tinggi gedung rumah sakit ini mencapai tiga ratus kaki.
"Gue udah nyerah sama semuanya, Renjun capek tuhan!" Keluh Renjun pada langit malam dengan mata nanar.
"Tuhan ambil Renjun Aja, tapi Jeno Haechan sama Jaemin jangan Tuhan ambil. Cukup Renjun yang Tuhan ambil, disini Renjun yang udah capek sama keadaan, mereka bertiga masih mau hidup."
"Lagian kayaknya Renjun gak bakal pernah pulih dari koma," Lirih Renjun sambil menatap kedua telapak tangannya.
"Kata siapa Lo gak bakal pulih dari koma?"
Wajah Renjun yang tadi terlihat kecewa kini berubah, Renjun menoleh kearah kanan dan mendapatkan seseorang yang seharian ini dia cari.
"Lo bakal pulih, Lo harus percaya kalo Lo bakal bangkit dari masa kritis Lo."
"Lo kemana aja sih? Seharian ini gue cari cari Lo, karena gue denger orang orang rumah mau bantuin Lo buat masuk ke raga Lo lagi! Tapi Lo malah kelayapan," omel Renjun yang membuat Jaemin menggeleng.
"Gue gak bakal masuk ke raga gue, sebelum lu sadar dari koma Renjun. Gue pengen jagain Lo terus,"
Renjun menghela nafas.
"Tapi Jaemin, Lo tau kan ini semua itu ngebahayain diri Lo sendiri. Kenapa Lo nekat banget sih nolong gue?"
"Gue nekat karena gue pengen buktiin kalo disini masih ada yang sayang sama Lo, gue mau Lo belajar dan Lo mengerti kenapa gue senekat ini."
"Tapi Lo udah terlalu kelewatan Jaemin, Lo boleh sayang sama gue tapi Lo juga gak harus maksain kayak gini."
"Siapa yang bakal terpaksa sih? Gue nolong Lo gak kepaksa kok, itu semua tulus dari hati kecil gue."
"Terserah Lo deh Na,"
"Lagian, kalau gue tadi ikutin perintah Tante Yoona buat masuk ke raga gue lagi, mungkin gue gak bakal bisa selamatin Jeno sama Haechan yang di cekik sama iblis kepunyaan Taeyong yang sekarang lagi murka."
"Jeno sama Haechan kenapa?"
"Jeno gak sengaja bunuh Taeyong, pake obat yang asalnya mau Taeyong suntikin me Jisung, Yangyang, sama Jeno. Tapi yang kena malah dia sendiri, jadi otomatis iblis itu murka banget sama Jeno dan hampir bunuh Haechan sama Jeno."
"Tadi mereka di cekik sampe sekarat, untung gue masih bisa tolongin dia." Renjun menatap ruh Jaemin inten, ternyata ada memar di leher Jaemin.
Sekarang ia mengerti apa maksud Jaemin.
"Itu sebabnya gue gak mau masuk ke raga gue sebelum kalian bener bener selamat."
Renjun hanya diam, menatap jalanan dari atas.
"Dan apa Lo tau juga Ten?" Renjun yang tadinya asik menatap jalanan yang berada dibawah kakinya akun langsung menoleh ke arah Jaemin.
"Apaan?"
"Lo tau kenapa sekarang Lo bisa ketemu gue?" Tanya Jaemin yang dibalas gelengan kecil dari Renjun.
"Karena kayaknya ini hari terakhir gue buat ketemu sama Lo,"
Mata Renjun yang sedari tadi sudah nanar dan digenangi air mata pun langsung menetes.
"Lo ngomong apa sih? Kita semua bakal selamat! Lo gak boleh ngomong gitu! Gue bakal sembuh dan Lo juga bakal balik ke raga Lo kayak semula!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Catastrophe | Huang Renjun
Fanfiction"The more you complain the more chances you have to die,"