"Anjrit baju gue basah semua!!!" Keluh Mark saat sudah selesai membantu membawa tubuh Jaemin ke dalam rumah.
"Lo kira kita enggak apa? Kita juga basah kali!" Timpal Haechan sambil melihat bajunya yang lebih basah kuyup dari Mark.
"Yaudah, kalian ganti baju dulu sana nanti masuk angin gue yang tambah ribet." Saran Winwin yang membuat Haechan dan Mark melenggang pergi ke kamarnya masing masing.
"Kenapa Lo gak ganti baju?" Chenle menatap Ten.
"Baju Chenle gak basah basah amat om, harusnya om Ten sama yang om Winwin yang ganti baju, baju om basah banget."
"Halah kita mah udah kebal, lagian kita kan gak bawa baju ganti juga." Chenle berdiri.
"Bentar om pinjemin baju ayah, pasti cukup kan ukurannya?"
"Boleh tuh," jawab Winwin sambil mengibaskan rambutnya yang basah karena air hujan.
"Bentar ya, Chenle ambilin bajunya." Chenle melenggang pergi ke kamar ayahnya untuk mengambil baju.
Perhatian Winwin tiba tiba tertuju pada Renjun yang terdiam sambil asik melamun.
"Gak baik tau banyak ngelamun!" Winwin menyenggol lengan anak laki laki itu sampai sang empunya tersadar dari lamunannya.
"Gausah terlalu dipikirin, adek Lo gak apa apa kok. Dia baik baik aja," seakan akan tahu apa yang sedang Renjun pikirkan, Winwin tiba tiba menjawab seperti itu.
"Dari pada ngelamun terus nanti kesambet, mending bikin kita semua minum sambil nunggu yang lain ganti baju." Ten nyengir saat Renjun melirik kearahnya.
"Air putih doang ya," Renjun beranjak dengan malas.
"Dih, masa ayah kalian gak beliin kalian minuman atau camilan sedikitpun sampe kita di suguhin air putih doang?"
Renjun menggaruk lengannya malas, "Ada sih, tapi Renjun males bikinnya." Renjun nyengir ke arah Ten.
Ten mendelik.
"Terserah," Ucap Ten dengan sengit.
Bersamaan dengan Renjun yang pergi menuju dapur, Haechan duduk di sofa tunggal.
"Baru kali ini gue liat Renjun nyengir," Haechan menatap Renjun yang berjalan semakin menjauh dari ruang tamu.
"Emang biasanya?" Winwin menatap Haechan aneh.
"Judes, jutek, dingin, marah marah mulu, serem banget lah kalo dibayangin." Jelas Haechan sambil menyodorkan dua pasang pakaian ke arah Ten dan Winwin.
"Om ganti baju dulu gih, basah banget tuh bajunya." Haechan menunjuk baju Ten dan Winwin yang basah kuyup dengan matanya.
"Loh tadi Chenle juga lagi ambilin kita baju." Sahut Ten cepat.
"Iya ini tuh dikasih Chenle."
"Ngomong dong dari tadi," Ten langsung pergi mendahului Winwin yang masih duduk di sofa.
"Lo jagain Jaemin, jangan sampe Lo tinggalin tubuh dia sendirian." Jelas Winwin sambil beranjak dari posisi duduknya.
"Loh loh emang kenapa?"
Winwin mendekatkan bibirnya ke arah telinga Haechan, dan berbisik.
"Diluar ada roh jahat, kalau masuk ke tubuh Jaemin bisa bahaya."
Selepasnya Winwin berjalan seperti biasa, sedangkan Haechan menatap punggung laki laki jangkung itu dengan tatapan heran.
"Roh jahat—maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Catastrophe | Huang Renjun
Fanfiction"The more you complain the more chances you have to die,"