"Loh mau kemana? Kok balik duluan?" Tanya Ten pada Kun yang sibuk mengemas berkas berkas kerjaanya.
"Sorry gue gak jadi ikut makan bareng Lo sama Winwin, gue dapet kabar dari Taeyong katanya Yangyang kabur dari rumah sakit jiwa, gue harus cari dia. Gue takut dia kenapa Napa." Panik Kun sambila memasukan semua laporan kedalam tas kerjanya.
"Apa? Yangyang kabur dari rumah sakit? Kok bisa?"
"Gue juga gak tau, gue balik duluan ya." Kun langsung bergegas keluar meninggalkan tempat Ten di dalam ruangan.
"Bang Kun mau kemana?"
Pertanyaan Winwin tak dijawab oleh Kun, pria itu malah terus berjalan menjauh. Ten yang baru saja duduk di bangku pun melirik Winwin yang baru saja masuk ruangan.
"Bang Kun kok pulang?"
"Katanya Yangyang kabur dari rumah sakit jiwa,"
Winwin melotot tak percaya.
"Serius?"
"Heem, makannya dia buru buru balik juga." Jawab Ten sambil membereskan mejanya.
"Padahal gue mau kasih tau dia kalo ban mobilnya bang Kun kempes." Jawab Winwin yang membuat Ten berdiri.
"Yaudah, kita ikut cari Yangyang aja." Ten langsung menarik lengan Winwin dan berjalan menuju lift.
"Anjrit bisa bisanya ban mobil gue kempes," Kun menggerutu sambil berjongkok di depan mobilnya.
Ia langsung merogoh ponselnya, menghubungi Taeyong dengan rasa khawatir yang semakin menjadi jadi.
"I—iya iya kenapa?" Sahut Taeyong dengan suara berisik di sebrang sana, sepertinya Taeyong sedang berada di jalan.
"Yangyang udah ketemu belum?" Tanya Kun agak khawatir.
"Hah? Apa? Lo bilang apa—gak kedenger."
"Lo lagi di mana?" Tanya Kun agak berteriak.
"Gue lagi cari Yangyang, Lo tenang aja Yangyang pasti ketemu. Lo fokus kerja aja!!" Tutur Taeyong agak nyaring.
"Lo lagi di daerah mana? Gue mau nyusul, lagian gue udah pulang kerja."
"Gue share lock,"
Taeyong mematikan sambungan teleponnya, dan ada satu pesan dari Taeyong.
Pukkk
"Posisi bang Taeyong ada dimana? Kita pake mobil Winwin aja." Seru Ten yang membuat Kun berdiri dari posisinya.
"Lo sama Winwin gak jadi makan?"
"Gue sama Winwin mau ikut cari Yangyang aja, cepet Winwin udah nunggu di mobil." Kun langsung mengikuti arah Ten berjalan ke arah mobil Winwin.
Bughh
"Posisi Bang Taeyong ada dimana?" Tanya Winwin saat keduanya baru saja masuk kedalam mobil miliknya.
"Nih," Ten yang duduk disebelah Winwin pun langsung memberikan ponsel Kun pada laki laki jangkung di sebelah nya.
Winwin menyalakan mesin mobilnya, lalu sebelum menginjak gas Winwin melirik Ten sekilas.
"Gue gak yakin kalau Yangyang bener bener gila,"
"Siapa sih itu yang batuk terus?" Renjun membuka kedua matanya dengan posisi setengah duduk di kasurnya.
Ia melirik jam dinding, dan sekarang waktu menunjukkan pukul dua pagi. Mata Renjun menyapu setiap sudut ruangan
Lalu ia beranjak keluar dari kamar saat mendengar suara batuk itu terdengar lagi.
"Tadi gue denger ada yang batuk, tapi asalnya dari kamar—" Renjun menatap tak yakin ke arah kamar tidur Jaemin.
"Jeno kali ya numpang tidur di kamarnya dia?" Renjun perlahan membuka pintu kamar Jaemin yang tertutup dengan rapat.
Clak..
Saat yang bersamaan dengan Renjun membuka pintu, seseorang yang duduk di pinggiran kasur Jaemin pun menoleh ke arah Renjun.
"Jaemin—" Renjun menutup mulutnya tak percaya.
"Lo ada disini?" Jaemin tak merespon apa apa ia hanya menyuruh Renjun untuk masuk kedalam kamarnya namun Renjun malah diam di awang pintu.
Alhasil Jaemin berdiri dan mencoba meraih tangan Renjun untuk membawanya masuk ke dalam kamarnya namun sayangnya Jaemin tak bisa menyentuh pergelangan tangan Renjun.
Renjun yang melihat kejadian aneh itu secara langsung dengan mata kepalannya sendiri pun menatap Jaemin tak percaya.
"Jaemin—apa Lo meninggal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Catastrophe | Huang Renjun
Fanfiction"The more you complain the more chances you have to die,"