38

770 110 1
                                    

"Maaf yah, Renjun lupa."

"Lain kali kalau mau pergi dulu keluar izin dulu sama ayah atau ga sama yang lain, kamu itu bikin ayah khawatir."  Renjun tersenyum saat mendengar suara Johnny yang terdengar agak mengkhawatirkan dirinya.

"Iya yah, maaf kan Renjun udah bilang kalo Renjun lupa izin ke ayah sama yang lain. Lagian Renjun gak apa apa kok, abis beli novel Renjun langsung pulang deh. Gak akan lama lama keluarnya," Bujuk Renjun agar Johnny tak terus mengkhawatirkan dirinya, selama Johnny berbicara di telepon tangan dan pandangan Renjun terus berfokus memilah Milah buku novel apa yang nanti akan ia beli.

Namun saat ia mengambil satu novel yang tersusun rapih di rak, tiba tiba dirinya agak terkejut saat Yihua ada di belakang rak buku dengan badan dan pandangan yang menghadap ke arahnya.

Jarak Yihua dan Renjun hanya di batasi oleh satu rak buku. Renjun yang melihat keberadaan Yihua pun langsung memasang wajah tidak moodnya.

"Renjun, matiin dulu ya yah. Nanti Renjun kabarin ayah kalo Renjun udah mau pulang."

Renjun langsung mematikan sambungan teleponnya tanpa mendengar jawaban Johnny. Renjun mendengus saat Yihua terus menatapnya dengan senyuman yang terlihat jahil.

"Lo kenapa? Kok muka Lo jadi kesel gitu pas liat gue?" Renjun tak menjawab pertanyaan Yihua, ia malah berlalu pergi meninggalkan gadis itu yang masih menatapnya.

"Aneh, dia kenapa sih?" Bingung Yihua sambil mengejar Renjun yang semakin menjauh.

"Heh heh lu kenapa sih? Kok gue di jutekin?" Tanya Yihua dengan heboh, Renjun hanya menoleh sekilas dengan tatapan yang Sangat datar.

"Biasanya juga gue jutek kan?" Setelah itu Renjun malah mempercepat langkahnya, mencoba menghindari Yihua yang terus bertanya tanya.

Jujur Renjun merasa kecewa saat mendengar percakapan Jisung dan Yangyang saat itu. Jadi gadis yang selama ini selalu perhatian padanya itu telah tiada?

Renjun mencoba menyembunyikan wajah kecewanya, ia mencoba mengalihkan pandangannya dari Yihua yang terus berada disampingnya.

Renjun berpura pura memilah novel, padahal kenyataannya ia sudah menemukan novel yang akan ia beli hari ini.

"Kenapa gak langsung ke kasir aja sih? Lo kan cuma mau beli buku yang lagi Lo pegang doang!" Renjun berusaha tidak ketar ketir di depan Yihua, ya Renjun melupakan sesuatu. Renjun lupa jika Yihua bisa membaca isi hati dan pikirannya.

Mencoba tak peduli dengan keberadaan Yihua, Renjun langsung melenggang ke arah kasir untuk membayar buku yang ia beli dan selepas itu Renjun langsung pergi keluar dari toko.

Yihua masih sama, mengikuti langkah Renjun sambil terus menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

"Renjun!"

Renjun mendengar panggilan itu, tapi tak ada niatan untuk menyahut.

"Renjun!!!"

Oke cukup, sekarang Renjun sudah cukup kesal dengan semua panggilan Yihua. Renjun menghentikan langkahnya tepat di depan halte.

"Lo kenapa ngikutin gue Mulu sih? Lo gapunya kerjaan apa selain ngikutin gue sana sini." Tanya Renjun dengan nada tak suka, Yihua yang mendapat respon seperti itu pun langsung menatap laki laki itu tak terima.

"Lo ngusir gue?"

"Gue kecewa sama Lo Yihua!" Jelas Renjun dengan nada sedikit membentak.

Yihua langsung diam saat ia melihat ada sedikit rasa kecewa yang tergambar dari mimik wajah Renjun.

"Kenapa Lo harus seperhatian itu sama gue?" Yihua tak menjawab, ia terus menatap mata Renjun yang menatap tajam matanya.

"Kita awalnya gak saling kenal kan? Kenapa Lo terus coba deketin gue dan terus perhatian sama gue?"

Yihua lagi lagi tak menyahut.

Renjun mengeluarkan semua sticky note yang  sering Yihua tempel, entah itu di loker, di lemari Renjun, entah di meja sekolah Renjun. Tanpa Renjun akui, ia menyimpan sedikit rasa tulus yang sama pada Yihua.

Namun ia kecewa saat mendengar kenyataan sebenarnya.

Renjun yang terkadang sering tersenyum atas perhatian Yihua lewat sticky note itu tapi sekarang kertas yang selalu memuat dirinya merasa di sayangi  malah remas dan di hancurkan sampai kertas kertas itu benar benar hancur.

"Kenapa Lo harus kecewa waktu Lo tau kalo gue ini sebenarnya udah meninggal?"


"Kenapa Lo harus kecewa waktu Lo tau kalo gue ini sebenarnya udah meninggal?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Catastrophe | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang