6

2.3K 237 7
                                    

Lo mau kembaran Lo mati?

Saat membaca kalimat tersebut pikiran Renjun langsung tertuju pada Jeno, Jaemin, dan Haechan.

Renjun menoleh ke arah yang sama, namun siswi perempuan itu pergi entah kemana.

"Gajelas banget," Renjun membuang kertas tersebut lalu mengambil beberapa buku paketnya dan memilih keluar dari perpustakaan.

Rasanya moodnya untuk belajar pun hilang dalam sesaat. Perempuan itu menghancurkan mood Renjun yang baru saja sedikit membaik.

"Maksudnya di ngasih kertas kayak gitu buat apa coba? Gak masuk akal banget. Dia pikir itu lucu apa?" Gerutunya sambil berjalan menyusuri lorong lantai dua.

Tak sengaja kakinya terhenti tepat di depan kelas sepuluh. Renjun diam, ia menatap seseorang tersebut dari balik luar jendela kelas.

Ya perempuan yang tadi memberikan surat tak jelas kepada Renjun itu berada disana.

Perempuan itu terlihat lesu dan pucat, namun meskipun pucat perempuan itu terlihat sedikit lebih cantik dengan rambut sebahunya.

"Oh adek kelas gue ya?" Renjun menampakkan smirknya dengan samar.

Pukkk

"Ngapain Lo disini?" Renjun menatap Mark dan Jeno bergantian yang tiba tiba ada di belakangnya.

"Lewat aja ga boleh emangnya?" Setelah menjawab seperti itu Renjun langsung berlalu pergi ke arah kelasnya.

"Dia liatin apaan si tadi?" Jeno menatap ke dalam kelas dihadapannya lalu tak lama berpaling menatap Mark.

"Dia pasti liatin, Yihua."

Jeno menatap aneh Mark yang tiba tiba tersenyum dengan tatapan kosongnya.

"Yihua siapa bang?"



"Mark sama Jaemin kok belum pulang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mark sama Jaemin kok belum pulang?"

"Katanya sih mau pergi beli alat alat buat tugas gambarnya besok, om." Jawab Ji-Sung dengan mata yang tak lepas dari film di ponselnya.

"Renjun mana?"

"Tuh," Taeyong menoleh kearah yang ditatap Jeno.

"Lama banget Lo, Om Taeyong udah nunggu tau dari tadi. Kasian," Sahut Haechan pada Renjun yang baru saja memasuki area ruang makan.


"Tinggal makan duluan apa susahnya sih? Gausah di bawa ribet bisa kan?" Sahut Renjun datar.

"Ren—"

"Renjun lagi males berantem ya ma," Sambarnya yang membuat mamanya terdiam sesaat.

Beberapa saat hening, setelah lama hening akhirnya Renjun menatap Chenle yang sibuk mengunyah makanannya sambil menonton film di ponsel Ji-Sung.

Catastrophe | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang