"Udah ketemu sama Jaemin?" Renjun yang sedari tadi duduk sambil menatap jalanan dengan tatapan kosong pun menoleh saat mendengar suara yang tak asing di pendengarannya.
Renjun menggeleng lemas ke arah Yihua.
"Kenapa Jaemin susah banget sih dicarinya?" Tanya Renjun agak sedih dan kecewa. Mengapa saat dirinya sama sama menjadi ruh, Jaemin malah sulit untuk dia temui?
"Itu adalah suatu hal yang gak pernah Lo tau Jun," Renjun menatap Yihua.
"Maksudnya?"
"Orang orang yang selalu kita temui di dunia kehidupan itu belum tentu bisa ketemu juga di dunia kematian."
"Makannya sayangin semua saudara Lo selama masih ada waktu. Lo gak perlu gengsi buat bilang sayang ke mereka. Gue tau kok, sejutek juteknya Lo sama mereka, hati kecil Lo pasti tetep sayang banget sama mereka, cuma Lo nya aja yang malu ngungkapin."
"Yihua—"
Mata Renjun dan Yihua sama sama bertemu. Renjun merapikan rambut Yihua yang sedikit berantakan karena di tiup angin.
"Kenapa?" Tanya Yihua sambil melirik tangan Renjun yang menyelipkan rambut panjangnya di balik telingannya sendiri.
"Kalau misalnya keadaan gue makin buruk dan pada akhirnya gue meninggal—" Jeda Renjun di tengah tengah ucapannya.
"Apa gue juga nanti gak akan ketemu Lo juga?"
Seorang polisi tiba tiba membuka pintu penjara milik Yoona, Yoona yang melihat apa yang dilakukan polisi itu pun langsung menghampiri polisi tersebut.
"Loh pak?—" Yoona tak melanjutkan ucapannya saat ia melihat Saera dan Johnny berjalan di belakang polisi itu.
"Tuntutan kamu, aku cabut Yoona!" Yoona menatap Johnny yang mengangguk, untuk meyakinkan Yoona jika dia memang benar benar dibebaskan.
"Ta—tapi kenapa kalian tiba tiba—" Yoona masih menatap Saera tak percaya.
"Nanti kita obrolin langsung aja di rumah kak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Catastrophe | Huang Renjun
Fanfiction"The more you complain the more chances you have to die,"