15

1.2K 161 0
                                        

"kok om Taeyong nya ga ada?" Tanya Mark pada Haechan.

"Mana gue tau," jawab Haechan.

"Ayah juga tau soal ini?" Mark melirik Haechan dan Renjun yang sedari tadi hanya diam.

"Kok bisa?" Tanya Haechan balik pada Mark, setelah bertanya itu Haechan malah melirik Renjun.

Renjun menautkan alisnya.

"Gue cuma ngasih tau soal Jaemin ilang," Ketus Renjun sambil membenarkan kacamatanya.

Ketiganya masuk ke dalam ruangan, Johnny pun hanya berkontak mata sekilas dengan mereka.

Plakk

Haechan, Mark dan Renjun terkejut saat Johnny menampar Saera cukup keras.

"Aku ga pernah ajarin anak aku mabuk mabukan!" Tegas Johnny pada Saera yang masih kaget dengan tamparan Johnny tadi.

"Ngaco! Siapa yang mabuk hah? Anak anak itu ikut sama aku ke kantor polisi buat cari Jaemin! Kamu Dateng Dateng bukannya bantuin cari malah nampar aku? Kamu mabuk hah?"

"Aku ketemu Jeno di club tadi, mau bohong apa lagi kamu hah?" Johnny menatap Saera geram.

"Ngapain aku cape cape besarin mereka kalau kamu bikin mereka jadi kayak gitu? Kamu tau kan ngebesarin anak anak sampe dewasa kayak gini itu susah!"

"Jeno mana mungkin main di tempat begitu! Jeno bukan anak kayak gitu! Jeno itu nggak pernah kayak gitu!"

"Di depan kamu Jeno emang anak baik, tapi di belakang itu beda Saera! Aku Nemu Jeno mabuk mabukan ga kali ini aja, aku sering Nemu dia di club!"

"Dan apa kamu tau Jeno kayak gitu karena apa?" Lanjut Johnny.

"Jeno kayak gitu gara gara dia frustasi sama masalahnya sendiri, masalah keluarga, dan gara gara laki laki sialan itu." Jhonny mungkin tidak menyebutkan nama jelasnya, namun Saera dan yang lain tahu pasti jika yang di maksud Johnny itu adalah Taeyong.

"Semenjak kita pisah kamu ga pernah mikirin anak anak! Semuanya terlantar!! Kamu lebih sibuk urus dia dari pada anak anak."

"Anak anak itu udah besar, mereka pasti tau mana yang bener dan mana yang salah!"

"Tapi buktinya apa Saera? Apa kenyataan nya kayak gitu?" Jhonny menyeringai.

"Nggak kan?"

Saera bungkam.

"Liat Renjun, dia makin hari keliatan makin gak sehat. Jeno jadi anak berandalan, Haechan yang sering bolos sekolah karena punya masalah di sekolah, Mark yang ikut ikutan ngobat sama temennya karena prustasi dan sekarang Jaemin hilang?? Kamu pasti gatau semua kasus itu kan?"

"Meskipun aku jauh dari anak anak, tapi aku ga pernah nelantarin mereka Saera. Aku ga kayak kamu!"

Saera menatap Johnny geram. Lalu beralih menatap Mark yang menunduk.

"Mark apa yang ayah kamu bilang itu bener?" Tanya Saera datar pada Mark yang menunduk di sebelah Johnny.

"I-ya ma. Maa-"

"KENAPA KAMU MALAH LAKUIN ITU HAH? KAMU HARUSNYA BISA ARAHIN ADEK KAMU BUKAN MALAH IKUT IKUTAN JADI BERANDALAN MARK!"

Baru kali ini Mark menangis, Haechan dan Renjun yang melihat itu pun agak sedikit kaget. Karena mereka tak pernah melihat Mark menangis, bahkan melihat Mark mengeluh soal kehidupan saja  tak pernah.

Renjun secara tak sadar merangkul Mark.

"Kamu ga usah nyalahin Mark! Ini semua bukan salah Mark!"

"Tapi harusnya dia ga ikut ikutan kayak gini! Harusnya dia sebagai anak sulung bisa arahin adeknya ke jalan yang bener bukan malah kayak gini."

Catastrophe | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang