"Kok kalian bareng sama Jaehyun?" Johnny menatap Jenoz Jisung dan Yangyang yang datang bersaman dengan Jaehyun.
"Karena dia yang tau apa inti masalahnya, dia yang jadi saksi kebrengsekan Om Taeyong selain saya om." Ucap Yangyang sambil melirik sekilas kearah Kun.
Bisa bisanya Kun tak pernah percaya pada dirinya.
"Jadi sebenernya apa yang dilakuin sama Taeyong?" Johnny menatap Jaehyun serius.
Ruang tamu terisi penuh, disini ada Ten, Kun, Jeno, Yangyang, Jisung, Winwin dan juga Mark yang masih belum sadarkan diri. Haechan dan Chenle tidak ada disini, mereka berdua di perintahkan Johnny untuk menjaga Renjun di rumah sakit.
"Sorry Johnny, seharusnya gue bilang soal masalah ini dari awal pas gue tau apa yang bakal Taeyong lakuin ke keluarga Lo. Waktu itu gue sempet mau bocorin semuanya ke lo, cuma—" Jaehyun langsung melirik Mark yang belum sadarkan diri.
"Okey Jaehyun, gue ngerti. Jadi apa yang sebenernya Taeyong mau lakuin?"
"Dia mau hancurin keluarga Lo Johnny, dia mau rumah tangga Lo sama Saera hancur, dia mau rebut semua projek perusahaan Lo, dan dia bahkan mau ngorbanin ke empat anak Lo buat kepuasan dirinya sendiri. Makannya anak anak Lo pada celaka gini, terutama Jaemin sama Renjum—" Jaehyun menghela nafas sesaat.
"Dia juga gak cuma ngorbanin anak Lo John, tapi dia juga ngorbanin adiknya Kun. Karena kebetulan Yihua lahir di tahun yang Sama,"
Kun tersedak ludah sendiri.
"Maksudnya, Yihua mati bukan karena di culik dan kecelakaan gitu?"
Jaehyun menggeleng.
"Bukan, tapi Yihua dibunuh pake suntikan ini." Yangyang menyodorkan suntikan itu ke hadapan Kun.
"Dia dijadiin tumbal sama Taeyong," lanjut Yangyang.
Kun menatap Jaehyun tak percaya.
"Semua yang Yangyang omongin itu bener, dia gak gila Kun. Itu semua cuma narasi Taeyong biar dia gak keliatan brengsek di mata Lo," Jelas Jaehyun yang membuat Kun langsung menatap Jasad Yihua dengan sendu.
"Tapi apa maksud dari semua niat jahat dia? Emang kita punya salah apa?"
Johnny dan Jaehyun saling berkontak mata.
"Karena dulu kita hampir bunuh dia Johnny," Jelas Jaehyun yang membuat Johnny menelan salivanya kasar.
"Dia—"
"Iya dia, Bubu. Anak yang hampir aja kita bunuh, dan sekarang dia mau lampiasin semua dendamnya ke anak anak Lo,"
"Tapi kan gak seharusnya Taeyong sebrengsek itu kan?" Tanya Ten sambil menatap jasad Taeyong yang terlihat memebeku dan mengeras dengan mata terbuka.
Jaehyun hanya menggeleng, sebagai jawaban dirinya juga tidak mengerti dengan pikiran Taeyong.
"Apa kita harus laporin semua ini ke polisi?" Sahut Kun, yang membuat Winwin mulai angkat bicara.
"Kayaknya kita gak usah bawa kasus ini ke pihak polisi, Taeyong emang bersalah tapi disini kita juga harus pikirin posisi keadaan Taeyong sekarang." Sahut Winwin panjang lebar.
"Taeyong udah meninggal, karena obat sihir miliknya sendiri. Kao misalnya kita laporin semua kasus ini ke polisi, bisa bisa Jeno yang keseret, karena dia secara gak sengaja bikin Taeyong jadi kayak gini."
"Secara kasarnya, Jeno juga ngebunuh Taeyong."
Jeno mengangguki ucapan Winwin.
"Omongan om Winwin ada benernya juga Om, Jeno kan lakuin itu karena Jeno nyoba buat selamatin Jisung, Yangyang dan diri Jeno sendiri. Kalo misalnya kita lapor polisi, nanti Jeno yang malah jadi tersangka atas pembunuhan Om Taeyong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catastrophe | Huang Renjun
Fanfiction"The more you complain the more chances you have to die,"