Chapter 1

8.2K 357 4
                                    

"Maaaaaaaa.... Paaaaaa..... kalian ndek mana?"
(Maaaaaaa.... Paaaaaa... kalian dimana?)
Sesosok lelaki berkacamata bulat , berkulit putih , dengan tinggi 175an , dan jangan lupakan wajah imutnya , sedang memanggil mama papanya yang entah kemana di siang bolong ini.

"Ndek ndi seh mama papa kuwi? Dipanggili kok yo ndak muncul-muncul to? Orang mbawa berita bagus lohh"
(Dimana sih mama papa itu? Dipanggil kok ya nggak muncul. Orang bawa berita bagus loh)

Setelah mendumel tidak jelas sambil kesana kemari , ia terduduk di sofa ruang tengahnya. "Mbo wes" (Gataulah)

Sesosok wanita cantik bertubuh mungil dengan dress merahnya , melengkapi kecantikannya yang sudah berkepala 4 , datang menghampiri Alden. Iya.. sosok lelaki yang sedari tadi memanggil mama papanya bernama Alden. Jonathan Alden.

"Opo to nakk? Kok yo bengak bengok? Arek ngganteng ora oleh bengok bengok"
(Ada apa nak? Kok ya teriak-teriak? Anak ganteng nggak boleh teriak-teriak)
Kata mama nya sambil menghampiri dan mengelus kepala Alden.

"Hehehe.. ya mama seh tak panggil ket tadi yo nggak muncul i . Maka e aku teriak-teriak hehhee. Maaf ya maa"
(Hehehe.. ya mama sih aku panggil dari tadi nggak muncul. Makanya aku teriak-teriak hehehe. Maaf ya maa"

Mamanya hanya bisa memaklumi tingkah laku anaknya itu. Untung ngganteng.

"Ada apa kok manggil mamaa papa terus? Papa mu belum pulang sek an. Bentar lagi koyok e."
(Ada apa kok manggil mama papa terus? Papa mu masih belum pulang. Bentar lagi mungkin)
Tanya mama ke Alden.

"Oh yawes nunggu papa sekalian ae ma. Daripada ntik aku ngomong 2x hehehe. Pokoke berita bagus ini maa. Ora oleh terlewatkann hehehe"
(Oh yaudah nunggu papa aja sekalian ma. Daripada nanti aku bicara 2x hehehe. Pokoknya ini berita bagus ma , ngga boleh terlewatkan hehehe"
Alden bicara dan diakhiri dengan senyum kelincinya. So cutee.

Mama nya hanya mengiyakan saja.

Tak terasa sudah pukul 18.00 WIB. Saatnya berkumpul untuk makan malam.
Semua hidangan sudah disiapkan diatas meja makan. Tampak menggiurkan dan siap untuk disantap.
Suara dentingan sendok dan garpu beradu dengan piring , membuat suasana makan malam menjadi sangat nyaman bagi keluarga Alden.

Setelah makan malam..

"Den , kamu mau ngomong apa sama mama sama papa? Katane ada berita bagus Pa , sampek ngenteni papa pulang baru ngomong. Nek mbek mama tok ga mau katane"
(Den , kamu mau ngomong apa sama mama sama papa? Katanya ada berita bagus Pa , sampai nunggu papa pulang baru dia cerita. Kalo sama mama aja dia gamau)
Pembicaraan dimulai oleh sang mama , sekaligus sedikit menggoda anaknya dihadapan suaminya.

"Oh iyoo? Berita opo to nak? Papa pengen tau. Yo Ma yo?"
(Oh iya? Berita apa nak? Papa ingin tahu. Ya kan Ma?)
Papa menyaut dengan antusias , ingin mendengar berita apa sih dari anaknya yang imut dan menggemaskan itu.

"Huehehehehhe. Gini Ma , Pa. Tadi kan Alden ngecek e-mail ndek kamar. Nganggur weh. Terus ada e-mail masuk Ma, Pa. Tau e-mail e dari sopo? Dari MasterChefIndonesia Ma,Pa. Yok opo ga seneng Alden.. ndek e-mail e itu , ngomong nek Alden lolos audisi pertama. Suruh ke Jakarta buat lanjut audisi"
(Huehehehehhe. Gini Ma , Pa. Tadi kan Alden ngecek e-mail di kamar. Nganggur kan. Terus ada e-mail masuk Ma, Pa. Tau e-mailnya dari siapa? Dari MasterChefIndonesia Ma,Pa. Gimana ngga seneng Alden.. Di e-mail itu , ditulis kalau Alden lolos audisi pertama. Lanjut ke Jakarta buat audisi kedua)

Mama dan Papanya merasa bangga akan hal itu. Anaknya Alden , berhasil sedikit demi sedikit mencapai keinginannya dari dulu untuk ikut MasterChefIndonesia. Ia selalu belajar dengan giat saat kuliah , maupun dirumah. Alden sangat antusias dengan yang namanya memasak.

"Weehhh huebat anak e mama. Iso lulus audisi MasterChef. Marigitu , kapan ke Jakartane? Ayo ndang siap-siap opo sing mau disiapno. Ben ngga ndadak"
(Wehhh hebat anaknya mama. Bisa lulus audisi MasterChef. Terus , kapan ke Jakartanya? Ayo siap-siap. Biar ngga dadakan)

"Hari Minggu ini ma berangkate ke Jakarta. Ini sek Kamis , ma. Ntik ae Jumat siap-siap e. Minggu tinggal cus. Hehehe"
(Hari Minggu ini ma berangkatnya ke Jakarta. Ini masih Kamis ,Ma . Nanti aja Jumat siap-siapnya. Minggu tinggal cus. Hehehe)

Mama dan Papanya bisa melihat antusias di kedua mata anaknya itu. Sungguh berbinar-binar. Membuat mereka sebagai orang tau ikut senang akan kesenangan anaknya itu.

"Yawes nek gitu. Nek mau siap-siap , ngomong lho io. Ntik ada sing lupa. Kamu lalian"
(Ya udah kalo gitu. Kalo mau siap-siap , ngomong lho ia. Nanti ada yang lupa. Kamu lupaan)

"Siap Ma hehehe"

Dihari Minggu pagi...

"Baju wes , celana wes , piyama wes , peralatan mandi wes , opo maneh yo? Wes paling yo? Hmmm nek lali yo tinggal beli ndek sana"
"Baju udah , celana udah , piyama udah , peralatan mandi udah , apalagi ya? Udah mungkin ya? Hmmm kalo lupa ya tinggal beli disana aja"
Alden terus bergumam sendiri sambil mengecek barang bawaannya. Perasaan bawaanku sedikit. Tapi kok jadi banyak yaa..

Kemudian ia bersiap-siap. Melihat dirinya sendiri didepan cermin , memakai kacamatanya , menata rambutnya , dan meneliti kembali penampilannya. Setelah cukup , ia membawa kopernya untuk segera berangkat ke bandara. Oke lets go Jakarta.. MasterChef Im Coming..

"Ma.. Paa.. ayo berangkat. Nanti kesiangan"
Ajak Alden.

Mumpung di hari libur , Mama dan Papanya bisa ikut mengantar. Meskipun ia terbiasa sendiri , hanya saja ini moment penting untuknya. Ia ingin diantar oleh Mama Papanya. Mumpung gaesss..

Sesampainya di bandara ...

"Yawes Ma , Pa. Alden tak berangkat dulu ya. Ntik nek wes sampe , aku telpon ya Ma, Pa. Kalian sehat-sehat ya."
(Yaudah Ma , Pa. Alden berangkat dulu ya. Nanti kalo udah sampai , aku telpon ya Ma , Pa. Kalian sehat-sehat ya.)

Dipeluklah Mama Papanya. Sangat berat meninggalkan keluarganya, tapi mau bagaimana lagi. Mimpinya sudah didepan mata. Alden ingin mencapai keinginannya itu.

Alden menoleh sekali lagi untuk melihat Mama Papanya , melambaikan tangan dan memberi kissbye untuk mereka. Mama Papanya tertawa kecil melihat kelakuan anaknya itu. Wes gerang kok yo sek imut ae ..

Di pesawat..

Ia sudah menemukan seatnya dan segera duduk. Memode airplane pada handphonenya.
Duhh.. tidur dulu aja kali yaa. Biar ngga capek. Kemarin ngga bisa tidur. Pasang earphone dulu ahh..
Saat ingin memasang earphone sebelah kiri , entah kenapa earphone itu jatuh.
Healahh atek ceblok barang..

Saat ia mengambil earphone, kepalanya terangkat dan tidak sengaja mengenai lengan penumpang di seberang seatnya.

"Oh maaf.. Saya ngga sengaja. Maaf ya"
Alden yang memang pada dasarnya ngga enakan , ia meminta maaf dulu . Meskipun ia tidak sengaja.

"Oh iya gapapa. Saya juga minta maaf ya"
Jawab lelaki itu. Sambil tersenyum.

Alden tersenyum ramah , menanggapi ucapan lelaki itu.

Tanpa mereka sadari , hati kecil mereka berucap secara bersamaan..

Manis..

Ganteng..

REAL or UNREAL? ( VICTOR X ALDEN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang