"Udah gih tidur ya , Den."
Shearen mengantar Alden sampai di depan kamarnya."Gue balik dulu ya , Den. Night.."
Sebelum Shearen beranjak , suara Alden menginterupsinya.
"Cheryl lagi ya , ci?"
Tidak ada kata yang bisa diucap Shearen. Semua juga sudah tahu kalau Cheryl lah pelakunya. Tidak mungkin tiba-tiba ada api di selimut Alden. Ini bukan dihutan Afrika yang tiba-tiba bisa terbakar~~
"Jangan diapa-apain ya , ci"
Shearen menoleh kaget. What?
"Den , lo--
"Please ci . Jangan."
Alden sudah memohon."Oke kenapa? Ada alesan khusus buat kita gak boleh bales ke dia , Den?"
Shearen menantang Alden. Sebut aja 1 alasan agar mereka tidak membalas perbuatan itu.
Tak habis pikir dengan pola pikir Alden.
Emang hatinya baik atau gimana nih orang? Kadang gedeg juga lama-lama sama si bocah.
Shearen menggeleng-gelengkan kepalanya."Ngga ada sih , ci. Cuman yaaa.. nggak usah gitu aja. Udah semau dia. Lagian kita masih belom tau alesan dia sebenernya , ci"
Bener juga kata Alden. Mereka belum tahu alasan sebenarnya dari Cheryl. Yang dia sebutkan kemarin itu hanya bualan tak masuk akal. Jujur membuat Shearen berpikir keras. Kenapa tidak terpikirkan selama ini? Hadehhh..
"Dan lagi , Ci.. hmmmm"
"Apa , Den?"
"Hmmm.. aku juga nggak akan balik sama Victor kok , ci"
Shearen mengernyitkan dahi. Kok tiba-tiba ngomongin Victor?
"Den.. bentar. Dari tadi kita gak bahas kamu sama Victor loh , Den. Gue bahasnya Cheryl loh."
Nih anak ngelantur kali ya.. apa masih panas jadi agak ngelindur?
"Tau , ci. Cuman fyi aja hehe. Soalnya kalian kelihatan banget mau ngedeketin aku sama Victor lagi. Ya aku biasa aja sih , ci. Cuman ntar Victor baper."
Shearen tau masalahnya ada dimana. Dipikir-pikir , Alden peka juga.
"Oke gue paham , dek. Nanti gue bakal coba ngomong ke yang laen ya. Biar lo gak risih."
Shearen menepuk pundak Alden 2x sambil tersenyum tulus.
Sorry ya , Tor.."Nggak , ci. Bukan risih. Cuman ya nggak enak aja sama Victor. Nanti dia ngarep. Aku jadi nggak enak. Ngalir aja hehhe"
Senyum manis ia berikan ke Shearen. Untuk meyakinkan cici nya ini. Bahwa ia tidak risih sedikitpun. Ia dengan Victor fine-fine aja. Nggak ada masalah. Hanya saja ia belum memikirkan soal hati lagi. Bisa dibilang trauma , tapi dikit kok. Segini 🤏"Iya gue paham , Den. Tapi kalo boleh tau , kenapa lo ga sama Victor lagi? Gue tau lo nggak benci sama Victor ,Den."
Shearen tidak berniat memaksa. Ia hanya ingin tau kenawhy , Alden yang notabene dulunya benar-benar tulus , malah sekarang seperti enggan dengan Victor. Meskipun mereka masih dekat.
"Hmmmm... percuma juga , ci. Kalo misal kita pacaran, juga nanti nggak bertahan lama , ci. Maksudnya yahh you know what I mean , ci. Hmmm its gay. Nggak cocok di keluarga kita masing-masing. Jadi daripada sakit hati lagi , aku mundur aja , ci. Untuk kebaikan bersama juga. Dan lagi , ci , kalian ini cewek loh.. kenapa nggak risih sih sama aku sama Victor? Kalian itu aneh lho. Beneran."
Alden juga penasaran. Teman-temannya perempuan , tapi kenapa malah mendukung hubungan gay didepan mata mereka?
"Hmm gue mau bahas soal lo sama Victor dulu. Gini , Den. Yang jalanin kalian berdua , yang ngerasain juga kalian. Jadi kita temen-temen cuman bisa ngedukung lo sama Victor , gimanapun hubungan kalian. Whatever. Cuman , kalo lo nggak nyaman di awal , mending lo ngomong sama Victor , Den. Lo tau ndiri kan akhir-akhir ini Victor gimana ke lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL or UNREAL? ( VICTOR X ALDEN )
RomanceSebuah cerita.. atau kisah yang menceritakan tentang 2 kontestan MasterChefIndonesia season kali ini , yang terlibat sebuah hubungan "bromance" .... atau lebih?