Chapter 52

1.1K 120 62
                                    

"Torr.. Tor.."
Cheryl menggoncang tubuh Victor yang terduduk di kursi. Wajahnya datar. Pandangannya kosong.

"Torr.. Shit Tor!!!."

Cheryl mengambil handphone Victor yang jatuh dilantai. Menampilkan layarnya , telepon masih tersambung. Menampilkan id call Shearen.

"Ci! Ci! Kenapa? Halo, ci!"

Terdengar suara tak jelas disebrang telpon itu.

"Ci! Halo! Ci Shear!"

"Cher.. hiks.."

Deg..

"Ci , kena-

"Alden! Hikss.. Alden , Cher! Kecelakaan! Hikss.."

Tutt.. tutt..

Cheryl menatap layar handphone , pandangan kosong.
Tangannya bergetar. Shit

Perlahan air matanya jatuh. Menuruni kedua pipinya.

"Alden.."

Panggil Cheryl pelan..

"Cher.."
Panggil Victor pelan.

Cheryl menoleh ke Victor. Victor masih dengan pandangan kosong dan tubuhnya yang lemas tak bertenaga. Pikirannya berkecamuk. Apa yang ia rasakan dari kemaren , ternyata ini.

"Ndang.. ndang p-pesen tiket ke jakarta , Cher.. sekarang , Cher. SEKARANG!"

Cheryl menangkup wajah Victor. Mata Victor tidak fokus , kesana kemari. Seperti orang kebingungan.

"Iya iya , Vic. Habis ini aku pesen yaa.. kamu tenang dulu ya.."
Cheryl harus menguatkan Victor saat ini. Pikiran dan hati Victor saat ini terguncang hebat. Bisa ia lihat tangan Victor bergetar.





Rumah sakit..

"Den.. Aldenn.."
Sebuah brangkar rumah sakit berjalan cepat menuju ruang UGD.
Alden terbaring lemah bersimbah darah bagian kepala dan area bawah. Kecelakaan itu membuat tubuh Alden terhimpit bagian kemudi dan kepalanya terbentur kaca membuat kepala Alden terkena pecahan kaca.

"Dekk.. bangun dek.. hiks.. dekk.."
Noni dan yang lainnya mendampingi brangkar itu. Mereka berjalan cepat untuk sampai ke ruang UGD. Sedang Shearen sedang di bagian administrasi.

"Den.. gue gamau tau lo harus bangun ,Den."
Ray memegang tangan Alden yang bersimbah darah. Kaos dan celana Alden tak luput dari darahnya sendiri. Kacamata Alden sudah tidak berbentuk , pecah menjadi 2.

Machel tidak berkata satu kata pun. Ia hanya bisa menangis sambil berjalan ke arah UGD.

Ketika sampai di ruang UGD , Machel dan yang lain menunggu di luar ruangan.
Lampu UGD menyala , pertanda operasi sedang berlangsung.

Tubuh Machel merosot terduduk di lantai rumah sakit. Menangis sesenggukan.
Perasaannya selama 2 hari terakhir , ternyata benar. Alden mengalami hal buruk. Kenapa ia tidak bisa mencegahnya?

Noni duduk di kursi tunggu. Wajahnya memerah. Air mata tak henti-hentinya keluar dari matanya. Beberapa noda darah Alden menempel di kaosnya , membuat teringat kembali saat kecelakaan terjadi tepat dihadapan mata mereka sendiri.
Mereka menyaksikan bagaimana truck yang terlihat tak terkendali disisi kanan , oleng kesana kemari membawa banyak muatan.
Terlihat Alden memelankan mobilnya. Merekapun juga. Hingga beberapa meter saja , truck itu hampir dekat dengan mobil Alden.
Alden segera menepikan mobilnya , namun kejadiaan naas itu tak bisa dihindari.
Truck itu melaju kencang kedepan , dan langsung menabrak mobil Alden seketika.

"DEDEKKKKKK!!!!! HIKSS...DEKKK!!!!"
Seketika ingatan itu kembali memenuhi otak Noni , membuat semakin menangis . Dadanya sesak sekali. Mengapa harus adiknya?

REAL or UNREAL? ( VICTOR X ALDEN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang