Chapter 50

1.1K 129 19
                                    

Sesampainya mereka di apartemen Alden , langsung bersih-bersih. Untung kamar mandinya ada 2. Ya pasti dong apartemen sultan gituu lohhh🤑🤑

"Eh , Den."
Alden menoleh ke Rey yang memanggilnya.

"Kenapa, Rey?"

"Gue laper anjir."

"Astagaaa cugg.. baru tadi makan."
Alden heran. Tubuh Ray tergolong kurus loh. Kok bisa makannya banyak?

"Santai aja kali -,-"

"Tuh tadi kan ada makanan yang dibawa pulang. Panasin aja. Atau mau nunggu ntar malem sekalian deh? Sekalian makan malem. Daripada beli lagi."

"Lo ini niat nawarin gue apa nyegah gue makan sih ,Den? Bingung gue."
Ray bingung. Ditawarin makan tapi suruh nunggu ntar malem. Kan males mikir gitu dikala laper.

"Hehehe.. ntar aja loh makannya. Jam 8 an deh. Ini masih jam 6 loh. Yang lain belom slesai beberes."

"Hmmm"















Semua berkumpul di ruang tamu apartemen Alden. Bersendagurau , goleran(?) di karpet bulu ruangan itu.

"Eh , ci"

"Hmm?"

"Lo udah lama nggak ke UGOOD?"
Tanya Machel. Karena sudah lama tidak melihat Shearen mengunjungi tokonya.

"Lagi males , Chel."
Shearen cengengesan.

"Ada yang ngatur juga udahan. Gue pengen santai-santai aja dulu bareng kalian my lovely."

"OOOO TO TWIT NYAAAAA.."
Kompak banget nih adek-adeknya.

"Besok deh kita ke UGOOD ,gimana? Ntar ditraktir Noni."
Ucap Shearen sambil melirik Noni.

"Gue diem ya daritadi."
Saat ini Noni sedang selonjoran dan menaruh kepalanya ke paha Ray.

Alden sedang duduk dipojokan sambil menscroll twitter dan instagram. Melihat status teman-temannya dan melihat fanart bikinan fans. Fans-fansnya ini sungguh kreatif. Pada lulusan arsitektur apa gimana ya?

"Ya udah Alden yang traktir."
Ucap Shearen.

"Ci..."

"Canda , Den."




Tiba-tiba whatsapp call Alden berbunyi. Menampilkan foto Victor sebagai penelepon.
Alden menghela nafas. Sudah berapa lama ia tidak contact an? 1 bulan?
Terakhir mereka saling menanyakan kabar. Hanya itu. Victor ada di Surabaya menemani pacarnya sekaligus temannya , Cheryl.

"Angkat , Den. Malah bengong. Kocak nih bocah."
Kata Machel.

"Males ah."

"Lah? Siapa sih?"
Machel bangun dari tidurnya. Meletakkan handphone nya dan duduk menghadap Alden.

"Victor."

Hening..

"Ya jawab lah , Den. Orang telpon , siapa tau penting. Angkat gih."
Ucap Shearen. Siapa tau penting kan? Orang nggak ada yang tau.

"Hmmm.."

Alden menggeser tombol hijau dan menempelkan handphonenya ke telinga.

"Loudspeaker aja , Den."
Dari seberang sana , langsung Victor bicara.

"Huh?"
Alden bingung. Nggak nyapa nggak halo. Nyelonong aja.

"Loudspeaker aja , nyo. Aku tau ada arek-arek disana. Aku kangen mbek yang lain."

Nyo..
Sudah lama Alden tidak dengar panggilan itu. Hatinya merasa hangat walaupun hanya secuil.

"Hmm udah."

REAL or UNREAL? ( VICTOR X ALDEN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang