Chapter 36

1.3K 175 32
                                    

Satu persatu peserta sudah tereliminasi. Shearen , mau tidak mau harus tereliminasi.
Sebenarnya ia tak mau , tapi ya mau bagaimana lagi. Its competion.

Kemudian Rey. Mungkin ada rasa lega didalam dirinya. Jujur , dia merasa jenuh di gallery. Jadi ya.. rela tidak rela sebenarnya.




Beberapa hari setelahnya..

Tinggalah Machel , Palitho , Ci Mei , Vallerie , Victor , Cheryl , Arsyan , dan Alden.
Mereka akan terus berjuang agar tidak tereliminasi. Ya tapi tidak mungkin juga sih , pemenangnya kan satu :(


Machel dan lain-lain sedang berkumpul di kamar Palitho. Kumpul terosss...
Kecuali Arsyan sama Cheryl yaa.. beda kubu gaizuuu..

"Chel , mana keripiknya sini"
Vallerie meminta kripik yang diambil Machel.

"Val.. ini gak bagus buat kesehatan tubuh lo. Sayang kan udah olahraga capek-capek , terus makan keripik. Karbo , Val"

"Halahh nggedabrus"
Saut Alden.

"Heee napa lo , Den? Nggak sukak?"
Tanya Machel sambil tetap makan kripiknya.

"Hiii nipi li , Din? Nggik sikik?"

"Den , lo paan sih? Gak sukak ya gue"

"Din , li piin sih? Gik sikik yi gii"

Machel gregetan dengan tingkah bocah satu ini. Ingin meladeni , tapi nanti dibalas lagi.

Alden bingung. Kok diem?
Ia yang sedang bermain catur dengan Palitho , menoleh ke Machel.

"Chel , kok diem?"

Hahaha kenak lo , Den. Gue bales

"Chil , kik diim?"

Semua tertawa terbahak-bahak mendengar Machel membalas Alden. Machel menyeringai ke arah Alden , sedangkan Alden melotot. Kok ngono seh?

"Emang lo doang , dek yang bisa gitu. Gue juga"
Masih dengan kripik favoritenya.

"Udah , Den. Gak usah ditanggepi. "
Victor menengahi.

"Bucin"
Celetuk Machel.

"Yang bucin aku kok , kamu yang repot. Dasar."
Saut Victor tidak terima.

"Sopo sing bucin?"
Tanya Alden.

"Tuh.. si beruang madu"
Tunjuk Machel dengan dagunya.

"Beruang beruang matamu"

"Hueeeheeehhh jaga omongan"
Teriak Alden.

"Den opo ae seh? Kupingku budeg iki"
Telinga Palitho berdengung setelah Alden berteriak.

"Iyo iki , Den. Kupingkuuu"
Saut Victor.

"Wedok bok pisui , Vi. Gak olehh"
Alden menggurui. Sebenarnya ia tidak seberapa suka mendengar Victor bicara kasar. Nggak cuman Victor sih , teman-temanny waktu di Surabaya juga.

"Nahh tuhh"
Saut Machel.

"Lo ngerti yang diomong Alden?"
Tanya Vallerie.

"Dikit sih. Segini 🤏"
Machel mengecilkan suaranya ketika berkata "segini"
Gengsi juga .. tapi ya mau gimana. Orang nggak ngerti.

"Iyo iyo ,Den... bapak Alden."
Victor mengusak rambut Alden. Koyok bayi

"Duh , Vic. Rambutku loh. Wes tak tata rapi loh. Bok acak i"
Alden membenarkan rambutnya yang diacak. Ia menatanya sekitar setengah jam. Jujur itu membuang waktu. Tapi bagaimana lagi..

"Biasa ne juga gapapa kok."
Victor membela diri.

"Yo tapi liat suasana dong. Habis ini syuting. Bok acak lagi. Rambutmu nek tak acak mau ta pas mau syuting? Gak to?"
Nada Alden meninggi.

REAL or UNREAL? ( VICTOR X ALDEN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang