Chapter 6

1.9K 214 5
                                    

Boothcamp berlangsung..

"Ayo rek ayo rek semangat semuaa!!!"
Victor berteriak menyemangati teman-temannya

"Hmm dek?"
Machel menyenggol pundak Alden membuat Alden menoleh dengan mimik "kenapa?"

"Si Victor gapape tuh? Sehat? Kemaren-kemaren dia cool loh. Sekarang kok gitu. Kesambet?"

Alden tertawa kecil mendengar pertanyaan Machel. Ia pun bingung kenapa si Victor itu.
Kemaren mau ngomong ga jadi , eh sekarang teriak-teriak. Apa bener ya kata Machel? Kesambet? Hahaha

Alden tertawa kecil menanggapi pikirannya sendiri
"Eh Den , lu jangan ketularan ih. Repot gue ntar ngga ada temen. Bae-bae ye lu"
Machel disebelah Alden kaget mendengar tawa kecil Alden.

"Gapapa. Lucu aja Chel"

"Hmm bae-bae juga ye lu , Den"

Alden memberi tanda jempol ke Machel.

Di boothcamp ini menjadi babak penentuan. Apa bisa lanjut ke gallery atau tidak. Semua peserta menunjukan kebolehannya agar bisa lanjut.

Satu persatu peserta maju untuk menunjukan hasil potongan ikan salmonnya. Kriterianya , salmon mana yang tepat potongannya yang akan lanjut ke gallery.
Alden menjadi orang kelima yang masuk ke gallery. Ia merasa sangat bahagia bisa masuk tahap selanjutnya. Ia merasa melangkah lebih maju untuk cita-citanya. Hebat bukan?

Malam hari..

"Selamat ya buat temen-temen semua , juga buat dedek ku tersayang. Yok semangat yokkk!!!" -Noni

"Iya Non , kamu juga ya. Semangat"

"Makasih teh Dara"

Alden sedari tadi hanya berdiam saja. Entah melamun atau apa membuat teman-temannya bingung.

"Den? Nape lu dek diem-diem bae? Laper? Makan sana" - Noni

Alden menggeleng pelan .

"Ayo cerita kenapaa kok diem. Gue ga suka liat lo kek gini. Jangan ginu dong." - Shearen

Alden kembali menggeleng. Lemas

"Kamu kenapa? Sini cerita"
Satu kalimat dari Victor , membuat Alden langsung memeluk Victor dan menangis . Menenggelamkan wajahnya di bahu Victor

Hikss...hikss.. hikss..

Victor yang kaget langsung memeluk balik Alden. Mengelus pelan punggung lelaki imut itu. Kemudian mengelus kepalanya. Ia berbisik "kenapa hmm?"

Suara berat Victor bukannya menghentikkan tangisnya , malah Alden semakin terisak. Victor semakin bingung. Salahku opo rek?

"Den , lu kenapa ? Kok nangis?" - Palitho

"Denn.. cup cup cup. Kenapa nangis? Jangan nangis.. udah cup cup."
Ci Mei-Mei dengan naluri keibuannya , mengelus kepala Alden. Membuat Alden nyaman. Tangisnya tidak sekeras tadi.

"Aku.. hikss.. kangenn.. hikss mama papaku.."
Alden membuka suara. Ia kangen dengan mama papanya.

Victor langsung tertawa mendengarnya. "Hahahah Denn.. Den.. tak pikir opoo. Wes ga usah nangis. Koyok arek.."

"DIEMM!!!.. Hikss.."

Victor langsung kaget mendengar Alden berteriak didepan wajahnya. Semua pun terkejut. Alden nya kenapa?

Ci Mei-Mei mengelus lagi kepala Alden. Kenapa dengan anak ini? Ngga biasanya teriak sampe segininya

"Den.." - Ryan

"Emang kenapa kalo aku nangis gara-gara kangen mama papaku? KENAPA VICTOR? HIKSS.. Habis aku lulus dari Singapur , disana aku ngga ketemu mama papa.. hiks.. sekarang disini. Hikss.. ngga bisa ketemu lagi sama mama papa. Hikss.. KENAPA GUA GA BOLEH NANGIS , TOR? BANGSAT"

Alden langsung berdiri dan berlari menuju lift. Ia segera menekan angka 3 , dan menuju kamarnya.

Semua diam tak bisa berkata apa-apa.
Sibuk memikirkan apa yang terjadi barusan.
Ci Mei yang pengertian , memberi masukkan kepada yang lain.
"Tiap orang berbeda-beda. Ngga bisa kita samain satu sama lain. Apalagi soal perasaan. Mungkin kita yang terbiasa mandiri ya biasa aja , ngga ada mama papa disekitar kalian juga Pede aja. Mungkin Alden udah lama nggak ketemu , baru ketemu sebentar terus ikut ajang ini , ngga ketemu lagi. Numpuk kangennya."

Victor mengusap wajahnya , tanda ia kesal. Kesal dengan dirinya sendiri. Ia merasa bersalah sudah tertawa. Menurutnya sepele , tapi tidak untuk Alden.
Semua juga ikut berpikir. Alden sampai mengatai Victor "bangsat" sudah membuat mereka kaget. Tidak biasanya adik mereka sampai segitunya. Jikapun kesal hanya diam dan merengut.
Ini kenapa sampai membentak dan berkata kasar?

"Ya udah yuk balik kamar masing-masing. Dah malem. Besok udah mulai syuting. Yuk" - Dara

Semua mengangguk patuh dan langsung ke kamarnya masing-masing.
Machel dan Noni yang biasanya beringas , menjadi diam. Tak bisa berbuat , masih memikirkan kata-kata Ci Mei dan Alden tadi.

Kamar Alden..

Alden sudah bersiap tidur. Ia lelah , capek. Tiba-tiba..

Tok.. tok..

Alden mendengar ketukan pintu. Ia malas untuk membukanya. Bodo amat

Tok.. tokk..

"Den.. ini Victor. Bukain"

Alden merasa terganggu akan suara ketukan itu dan turun dari kasur. Berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Kenapa?"

"Aku.. hmmmm mau minta.."

"Ga usah. Udah tidur sana. Aku ngantuk"

"Denn.."

"Torr.. please. Udah malem ,aku.."

Belum selesai ucapan Alden , Victor langsung memeluk Alden. Alden merasa kaget akan pelukan Victor. Hangat

"Aku minta maaf ya.. aku ga bermaksud. Maaf ya"

Alden hanya membalas pelukan Victor. Tanpa berkata apapun. Ia ingin membiarkan dirinya di pelukan Victor. Sebentar saja..

Victor mengelus kepala Alden dengan lembut. Sesekali mengelus punggungnya , menyampaikan rasa bersalahnya.

"Hmm.. maaf juga tadi aku wes ngebentak kamu. Ngatai kamu. Maaf ya"

"No.. no.. aku yang salah. Ga mungkin kamu ngomong kasar kalo ngga ada yang mulai. Maaf ya.."

"Hmmm"

Alden melepas pelukan itu duluan. Ia merasa sudah malam. Besok harus syuting untuk episode 1. Ia merasa Victor dan dirinya harus istirahat.

Victor mengacak rambut Alden dan meninggalkan anak itu . Memasuki kamarnya untuk istirahat.
Alden pun juga kembali ke tempat tidurnya.

Nightt..

REAL or UNREAL? ( VICTOR X ALDEN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang