Beberapa hari sebelumnya....
"Ko Torr... Ko Torr...."
"Kotar kotor kotar kotor matamu. Sing nggena toh nek manggil iku"
(Kotar kotor kotar kotor matamu. Yang bener dong kalo manggil itu)Clarissa , sosok perempuan cantik berseragam SMA yang memanggil kakaknya tengah memutar bola matanya jengah. Bodo amat.
Sang kakak , Victor merasa panggilan itu tak pantas untuk dirinya. Ganteng , tinggi , idaman semua kalangan gini dipanggil Ko Tor. Sinting nih adik perempuan satu..
"Bodo amat ko. Itu lohh.. handphone mu bunyi terus. Angkaten. Berisik"
"Iyaaa sek taa.. sabarr.. marigini koko angkat. Wes sana ke kamar. Mama papa belom pulang. Ndang mandi terus makan"
Suruh Victor.Tanpa menjawab , Clarissa langsung pergi ke kamarnya untuk bersih-bersih dilantai dua.
Victor hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat adiknya yang satu itu. Kok iso nduwe adik koyok ngono..Victor pergi ke ruang tamu , tepatnya sofa tempat handphonenya ditinggal.
Waduh uakeh men misscall e. Sopo ikii yoo..Kemudian tak lama handphone itu berbunyi lagi , dari nomor yang sama. Langsung ia mengangkatnya.
"Halo.. selamat sore."
"Oh halo.. sore. Maaf dari siapa ya ini?"
"Maaf , apa saya betul sedang berbicara dengan Victor Agustino?"
"Oh iya dengan saya. Ada perlu apa ya?"
"............"
"BENERAN INI PAK?"
"..........."
"BAIK PAK. Terima kasih infonya ya pak. Selamat sore"
Klikk..
.
.
.
.
.
.
"WOHHHHHOOOOOOOOOOOOOOO!!!!!!!!!!!!!! MASTERCHEF IM COMING""OPO SEHH KOO BERISIKKKK. NGANTUK NIHH"
Langsung terkesiap Victor mendengar sautan dari adiknya.
1.. 2.. 3..
Bodo amat. Sing penting aku keterima..Ia tidak sabar menunggu orang tuanya pulang untuk memberitahu kabar baik ini. Sangat baik malah. Kelewat baik. Sungguh baik.
Malam harinyaa...
"Pa.. Ma.. koko ada kabar baguss"
Victor memanggil Papa Mamanya dengan mata berbinar dan senyum tampannya."Ada apa tor? Kok rasa e sueneng banget. Koyok mari dapet pacar wae"
Mamanha yang tahu kebiasaan anaknya , menerka-nerka kenapa anaknya bisa sampai sesenang itu."Ndakk maaa. Ojok gitu sek to. Jadi gini, tadi siang koko di telpon sama MasterChef...."
"Hmm teros? Piye"
"Hmmmm... KOKO KETRIMA NDEK MASTERCHEF MAAA PAAA!!!! MINGGU AKU BERANGKAT KE JAKARTAAA.. SUENENG AKU MA PAAA"
"Duhh kooo. Kuping e mama papa nggak budek. Ngomong e pelan ae to..
Sek.. sekk..
Piye piye ko?"
Clarissa mendadak tuli seketika. Ia merasa "ngguunggggg" ditelinganya."WOOHHHH KOKO KETERIMA NDEK MASTERCHEF???? SING JURINE CHEF HARTA TAHTA RENATTA IKU? SING CHEF JUNA NGGANTENG IKUU? SING CHEF ARNOLD AWAK E GEDE WAJAH E IMUT IKUU?"
Plakk...
"Wedok gak oleh bengak bengok. Ayu-ayu kok mulute ngono"
Sang mama memberikan sedikit memukul tangan Clarissa. PelanClarissa hanya bisa cengar-cengir mendengar teguran itu.
Fokus nya kembali ke kakaknya.
"Iyo ta ko? Sungguan?""He em me. Sungguan. Tadi itu yang telpon bolak balek ya MasterChef. Untung tak angkat. Cobak nggak"
Mama papanya merasa bangga melihat anak pertamanya bisa ikut ajang yang diimpikannya selama ini. Berbekal ilmu yang dipelajari selama ini , mereka percaya bahwa anaknya pasti bisa menjadi juara diajang tersebut.
Ngga yakin nih bakal konsen kalo dah ketemu dedeknya..
Di hari Minggu yang cerah..
Mereka berkumpul di bandara untuk mengantar Victor.
Victor mengenakan baju dan celana serba hitam , yang membuatnya makin terlihat tampan."Yawes ma.. pa.. me.. koko tak berangkat dulu ya. Itu wes maune berangkat. Kalian sehat-sehat ya. Me .. ojok ngerepoti mama papa. Tak uyel-uyel ntik pulang"
"Iya ko. Bawel. Wes sana ndang berangkat. Telat loh"
"Iya Tor. Udah sana berangkat. Mama papa doain kamu sukses yaa ndek sana. Ojok lupa kabar-kabaran ya nek wes sampe sana. Sebisamu ngabari ya ngabari."
Pesan mamanya sambil memeluk anak pertamanya itu.Sang papa hanya menepuk pundak dan mengelus kepala anaknya itu. Sukses ya nakk..
Victor melambaikan tangannya , berdadah ria kepala keluarganya.
"KO OJOK LALI MINTA TANDA TANGAN E CHEF JURI. NEK LALI , OJOK PULANG"
Plakk..
Clarissa hanya cengar cengir mendapat sentilan di dahinya itu.
Sesampainya di pesawat..
Mana yo kursiku.. sek sekk..
Victor terus bergumam mencari seatnya. Ia ingin segera duduk dan sampai di Jakarta. Dengan selamat tentunya.
Saat ia hampir mau duduk , ada penumpang yang sedang menunduk , seperti mencari sesuatu.
Victor mengabaikan penumpang itu. Ia hanya ingin segera duduk dan duduk."Nahhh.. ouchhh"
Victor mendengar suara dari penumpang tersebut. Lengannya merasa disenggol sesuatu.
Penumpang itu reflek memegang pucuk kepalanya dan Victor reflek menjauhkan lengannya.
Oh tanganku kenek kepala e to.Oh maaf.. Saya ngga sengaja. Maaf ya"
Suara lelaki itu. Dengan senyumannyaKok gemes seh arek iki duhh..
"Oh iya gapapa. Saya juga minta maaf ya"
Victor juga meminta maaf sambil tersenyum , menanggai senyum lelaki tersebut. Sekaligus gemasVictor menuju seatnya dan duduk. Ternyata bersebrangan dengan lelaki imut tersebut.
Ia sempat melirik lelaki tersebut yang sedang menggunakan airphone di telinganya itu kemudian menutup matanya.Tanpa mereka sadari , hati kecil mereka berucap secara bersamaan..
Manis..
Ganteng..
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL or UNREAL? ( VICTOR X ALDEN )
RomanceSebuah cerita.. atau kisah yang menceritakan tentang 2 kontestan MasterChefIndonesia season kali ini , yang terlibat sebuah hubungan "bromance" .... atau lebih?