Chapter 38

1.2K 172 16
                                    

Beberapa hari setelahnya , suasana di karantina semakin dingin. Mereka jarang bertemu. Setelah syuting , mereka akan masuk kamar masing-masing. Menyibukkan diri mereka dengan kegiatan , apapun itu.
Termasuk Alden.

Jujur ia sebenarnya hanya ingin menjauhi Victor. Bukan membuat suasana menjadi seperti ini. Ia tidak suka kesunyian ini. Sepi sekali

Tapi ia harus tetap kekeh dengan pendiriannya. Tak mau goyah dengan keputusannya. Mau bagaimanapun usahanya , ia harus berhasil.
Yok Alden bisa yokk..

Saat ini Victor , Machel , Palitho, dan Vallerie berkumpul di kantin.
Lho tadi katanya pada gamau kumpul?

Machel lah yang mengancam teman-temannya itu.
Virgo gamau dibantah , yekannn..

"Ngapain sih , Chel haduhh"
Eluh Victor. Sungguh beberapa hari ini ia malas keluar kamar. Apalagi setelah kejadian kemarin , Alden tidak pernah berbicara dengannya maupun yang lain. Seperti ada jarak yang jauh sekali antar mereka dengan Alden.

"Iya sih , Chel. Kenapa? Males loh. Pengen nyantai di kamar aku tuh"
Vallerie juga mengeluh. Ia sudah PW daritadi pagi. Eh malah di panggil Machel. Kan sedih yekannn..

"Duh kalian kenapa sih? Gapapa kali kumpul-kumpul kita. Boring tauu di kamar terus. Udah kek rapunzel gue di kurung diistana. Males banget."
Machel menaruk kepalanya di atas meja.

"Lo ngomong mau kumpul. Lo sendiri udah kek beruang hibernasi. Melek , Chel. Melek"
Palitho menggoyangkan bahu Machel.

"Ih papi.. tangan lo gede. Sakit nih bahu gue."
Palitho tidak kira-kira tenaganya. Seperti ingin merontokkan tulang-tulangnya.

......

Victor melihat ke kiri dan ke kanan. Melihat teman-temannya. Machel tidur , Palitho bermain hp , Vallerie vidcall dengan anaknya.
Terus ngapain kalo dikumpulin tapi sendiri-sendiri begini?

"Ngapain ngumpul kalo ujung-ujungnya pada sibuk sendiri sih?"

....

....

....

Tidak ada yang menjawab Victor.

"Wes tak balek ae lah."

"Eh sek taaa.. ojok balek sek."

"Lapo?"
Tanya Victor. Sungguh ia ingin bermalas-malasan di kasur. Akhir-akhir ini suasana hatinya mendung terus.

"Alden tak chat barusan. Kata e dee mau kesini"

"Sungguan kon?"
Victor ragu. Tumben Alden mau bergabung dengan mereka. Maksudnya , kan akhir-akhir ini ia menyendiri. Tumben aja mau bareng.

"Iyooo. Maringene lak teko arek e. Duduk o sek"

Victor duduk. Menunggu Alden yang kata Palitho mau kesini.

"Halooo semua"
Alden datang sambil membawa beberapa bungkus camilan. Masak iya nggak bawa apa-apa?

"Nah kan akhirnya lo dateng. Udah nunggu 1000 purnama gue nungguin lo , Den."
Ternyata Machel tidak tidur gaizuuuu.. ia memang menunggu Alden buat gabung.

"Lebay lo ,Chel."
Alden menaruk camilannya di meja. Dan mengambil 1 bungkus kripik kentang . Membukanya dan mengambil satu per satu.

Teman-temannya hanya bisa melihat.

"Apaan kalian liat-liat?"
Tanya Alden.

Ia melihat satu per satu temannya. Ahh ia tau..

"Udah ambil aja. Aku memang bawa buat kalian kok."

"Yakali , Den kita ngambil tapi lo nggak nawarin hahaha. Kan sungkan gituh."
Machel mengambil 1 bungkus kripik kentang , sama dengan milik Alden.

"Halah sungkan sungkan buaranggg. Koyok mbek sopo ae"

REAL or UNREAL? ( VICTOR X ALDEN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang