Chapter 8

1.7K 192 3
                                    

Satu per satu peserta MCI gugur. Kompetisi , perjuangan , juara sudah menjadi "momok" pikiran di setiap peserta.
Kehilangan teman di daily life , lawan di kompetisi membuat peserta yang masih bertahan mengalami stres. Teman-teman mereka satu persatu hilang. Mau tidak mau, kan? Kompetisi harus mencari juara.
"Kalo 22nya menang , namanya drama cooking" - Alden 2022

Termasuk Alden. Ia sudah mengalami pressure test sebanyak 4x. Rekor kok pressure test ,Denn Denn..

Kadang ia merasa bingung. Pantaskah dia diajang itu? Ia tak menyangka akan sesulit ini. Fisik dan mentalnya capek. Apalagi kenak omongan para juri

"Kamu niat ga sih disini?" - Chef Juna
Alden hanya bisa mengangguk lemas. Tak berani menjawab
"Kalo ditanya itu dijawab. Jangan cuman ngangguk aja kek ayam"
"Niat Chef"
"Kalo kamu niat ga mungkin kamu bikin cuman waffle bantat sama durian selama 60 menit. 1 jam loh , Den" - Chef Arnold

Alden hanya memandang kosong tampilan dishnya. Ia hanya membuat waffle dan fla durian. Itupun bantat. Waktu 60 menit.

"Alden.. kamu kalo kayak gini terus , susah. Ngga ada perkembangan" - Chef Renatta

"Ocit dish nya mini males. Alden dishnya Mah Aku Lemes. Ini kalian ..haduhhh"

Ocit dan Alden hanya diam. Tak bisa menjawab ucapan juri. Karena memang benar , apalagi yang mau dibantah?

"Kembali ke tempat kalian"

"Thankyou Chef"
Ocit dan Alden kembali ke meja mereka.

Diatas sana , seringai dari seseorang terlihat mengembang di wajahnya.
Mampus lu , Den. Nggak lama lagi HAHAHAH..

Untungnya ia masih aman. Sudah 4x ia masuk. Apa harus nunggu 5x biar kutukan PT selesai? Huftt..
Ia melamun , sampai-sampai ia tidak tahu bahwa Machel dan Victor sudah di dalam kamar memandangi Alden yang kayak anak hilang.

"Dekkk..."

"Eh kok bisa masuk kalian."

"Kamarmu ndak dikunci. Aku mbek Machel wes gedor-gedor ga bok bukak. Yawes aku mbek Machel masok. Kenapa kamu?"

Alden menghembuskan nafasnya perlahan. "Gapapa"

"Ojok gapapa gapapa tok ae. Nek onok masalah , ngomong ke kita"

"Please , Tor. Disini ada gue. Gue ga bisa bahasa jawa. Please banget pake indonesia aja kalo ada orang laen ya. Kalo kalian berdua doang whatever lah."
Machel yang tidak tahan dengan bahasa Victor akhirnya angkat suara. Sebel gue kalo mereka pake bahasa yang entah gua gak ngerti. Please dehh..

Victor hanya diam tak membalas. Bodo amat lah.

"Iya beneran gapapa aku. Capek aja. Yakali masak 3x ngga capek. Udah ah aku mau tidur."

"Lo ngusir kita nih dek?"

"Eh eh nggak gitu Chel. Gue capek beneran Chel. Keriting nih tangan daritadi megang wajan sama sutil mulu. Capek"

"Oh lo pengen dipegang ama ayang lo?" Machel menggoda dedeknya. Iseng dikit lah ya

"Chel udah ah. Capek loh"
Alden menggerutu. Ia sungguh capek. Ngga bisa nanggepin. Lagi males

"Hahaha.. ya udah. Gue mau makan dulu bareng yang lain. Nanti kalo lo laper , turun kebawah ya. Jangan sampe sakit , oke dek?"
Machel mengacak rambut Alden dan meninggalkan kamar itu, menyisakan Alden dan Victor.

"Koo..."

Victor tahu. Kalau Aldennya udah manggil "Ko", berarti lagi tidak baik-baik saja si bocah.

Wait.. Aldennya?

Yess!!! Punya Victor. Nanti yaa ceritanya.

Victor menghampiri Alden dan langsung memeluknya. Victor diam , menunggu Alden bicara.
"Ko Vi"

"Hmm kenapa?"
Alden mengelus kepala Alden. Sesekali mengecup ringan kepala Alden. Wangi..

"Aku tuh i capek , ko. Masuk PT teros. Ben tantangan , aku masuk PT. Gatau menang. Menang paling yo nek kenek team tok. Kesel aku , Vi. Koyok ga iso aku tuh"

Victor membiarkan Alden bicara , mengeluarkan unek-uneknya. Mengeratkan pelukannya , memberi asupan semangat.

"Aku i koyok lemot , Vi. Kabeh ngomong aku lemot. Suwi , ga iso opo-opo. Nek aku misal ngundurin diri ngono piye yo , Vi?

Victor mengendurkan pelukannya. Matanya menatap tajam ke arah Alden. Alden yang ditatap hanya bisa diam tak berkutik. Wedi aku cug. Salah ngomong koyok e aku. Duhh..

"Mau ngundurin diri? Iya?"

Alden diam. Ia tau ia salah bicara. Lambeku Denn.. Den.. ora onok rem e.

"Jawab , Den"

Alden masih diam.

"Yowes beres-beres o. Besok ngomong ndek panitia."

Loh kok?

Alden terkesiap mendengar ucapan Victor. Kok gini yaa?

"Besok beres-beres o. Aku tak yo pisan. Teros kita pamitan ke yang laen , oke?"

NOOO!!
Bukan itu maksud Alden. Ia tau Victor marah. Tapi ngga gini juga dong

"Vi.. ngga gitu maksudkuu.. duhh.."

"Lho yowes to. Kamu ngundurin diri , yowes aku pisan. Lapo repot-repot?"

Alden tidak tahu , Victor sedang bergurau atau tidak. Ia capek , ditambah dengan percakapan sialan ini.

"Mbo Vi. Aku kesel."

Victor langsung membawa Alden ke dalam pelukannya. Ia merasa menang dalam perdebatan konyol ini.

"Wes yo.. ga usah ngomong aneh-aneh. Ngomong aneh mane , aku tak melok ngomong aneh. Ben impas. Wes sekarang ayok makan , seng laen wes nunggu. Kamu yo dari tadi belom makan.. wes ayo"

Victor menggeret Alden agar berdiri dari kasur. Tinggal makan aja kok ya repot sih..

Dengan ogah-ogahan Alden berjalan dibelakang Victor. Mekso ae wong iki .. untung pacar.. EH??

Victor dan Alden sudah berada di ruang makan. Menemui yang lain.
Disana semua sudah berkumpul untuk makan. Perut-perut lapar ingin segera diisi.

"Dekk.. akhirnya mau makan juga. Udah ditungguin loh dari tadi. Ayo makan." - Dara

"Iya teh , ini mau makan hehehe"

Alden dan Victor duduk bersebelahan. Karena 2 kursi itu saja yang kosong. Apa ada alasan lain?

"Hadehhh... duduk sebelahan aje nih love bird. Gilaa mengiri gue. Shearen.. help me donggg."
Machel berpura-pura menghapus air mata , membuat teman-temannya tertawa.
"Apa sih Chel.. sini sini sama mama yukk sini sini. Abaikan love bird itu yaa.. ayo cari pacar gih. Ocit?" - Shearen

"Apaan Ren?" - Ocit

"Lo mau sama Machel?" - Shearen

Machel yang diam , langsung menegakkan kepalanya.
"Lo gila ya , Ci. Masak gue sama Ocit. Lo mau emang Cit?"

"Sama lo , Chel? Hahahah. Mau lah"

Semua bergidik ngeri. Merinding

"Ya udah deh, Cit. Mulai sekarang jadian ya.. awas kalo selingkuh dari gue. Gue blender pala lo"

Semua kembali bergidik ngeri untuk kedua kalinya. Membayangkan Machel pacaran dengan Ocit dan Machel memblender kepala Ocit. Ngeri-ngeri sedep yaaa..

Machel yang daritadi tertawa , merasa ada yang meliriknya dari salah satu sudut meja. Ia melirik balik. Mengucapkan "no problem" tanpa suara kepada orang yang meliriknya itu.

Kemudian orang itu kembali untuk makan , tanpa menghiraukan yang lain. Kemudian matanya mengarah pada Alden yang tengah tertawa lepas.
Tertawalah sepuas mu , Den. Puas-puasin aja. Bentar lagi kok , nggak lama HAHAHAHAH

Siapa yaa kira-kira?
Bisa comment yaaa hehehe

REAL or UNREAL? ( VICTOR X ALDEN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang