Chapter 43

1.1K 160 20
                                    

Hari-hari telah berlalu.
Gallery , hotel , gallery , hotel. Begitu seterusnya.
Satu per satu pesaing gugur. Meninggalkan gallery. Kalau kata Chef Juna , menggantung mimpinya menjadi pemenang MasterChef season ini.
Seperti yang dialami Ci Mei saat ini.

Ci Mei mau tidak mau harus gugur. Masakan yang dibuat olehnya saat Pressure test dinilai kurang untuk bisa lanjut di kompetisi.
Sedih? Tentu saja. Ci Mei dinilai sangat handal dalam masakan Indonesia dan peranakan. Belum ada yang mengalahkan tangan salah satu mama gaul ini. Seasoning , kerapian dalam memasak selalu on point. Hanya saja mungkin di hari ini , ternyata bukan harinya.

Semua sedang berada di dekat kolam renang. Mengadakan pesta kecil-kecilan untuk Ci Mei. Yang sudah dianggap ibu atau mama oleh anak-anak MCI.

"Ci Mei , ayo sinii makan Ci Mei."
Machel mengajak Ci Mei untuk makan.

"Kok diem disana aja , Ci Mei. Ayok dong . Ini udah dimasakin sama salah satu anak durhakanya, Ci."

"Heh! Kalo ngomong.. sukak bener lo , Pap"

"Kalian tuh udah aku anggep anak sendiri loh. Jangan berantem"
Ci Mei menepuk pundak Palitho dan Machel.

"Ci , kita nggak berantem. Cuman kata-kata kita kadang agak anarkis , Ci. Tapi di hati kita itu sebenernya-

"Sayang-"

"Benci, Ci"

Ci Mei dan Palitho memandang datar ke Machel yang berada ditengah-tengah mereka.

"Canda , Ci. Pap"
Machel cengengesan. Didepan dia sekarang kolam renang. Nggak lucu dong dirinya di dorong ke kolam jam segini. Dingin gaizuuuu..











"Hehhh kalian nggak ngajak aku sih"
Vallerie menghampiri mereka.

"Coba bilang lagi , Val. Coba bilang lagi sama orang yang tadi udah gue gedor-gedor pintunya , ngomong katanya nggak ikut , lagi males makan. Coba gih ngomong sama dia"
Machel berkacak pinggang. Sebel banget sama Vallerie. Ntar dikira yang lain , dirinya pilih kasih. Kan males beutttt..

"Iya kan tadi , Chel. Sekarang mah nggak."

"Whatever , beauty"
Untung dirinya baik. Kalo nggak , panggangan itu sudah ia angkat , ia lempar.
Canda lempar.





"Ci Mei!!!"

"Denn awas licinnn. Jangan lari-lari!"
Ci Mei memperingati Alden yang berlari di tepi kolam.
Ia takut bocah itu jatuh ke kolam di malam-malam begini. Hadehhh..

"Hahahaha"
Alden tertawa dan memeluk Ci Mei.

"Bocah bebek takut ditinggal induknya"
Celetuk Machel.

"Cobak ngomong lagi , Chel. Coba ngomong sama yang tadi nangis pas di gallery , pas Ci Mei out. Coba gih."
Vallerie gantian membalas Machel.

"Iya kan baper gue liat Ci Mei out. Yakali gue jingkrak-jingkrak. Gimana sih lo , Val."
Machel merolling matanya.

"Iya iya duh kok berantem sih. Kalo gini , aku naik aja deh."

"JANGAN , CI!"

"Hushhh.. ntar yang lain bangun."
Ini anak-anak udah malem masih aja rame kayak anak ayam.

"Siapa , Ci? Victor ma Cheryl? Biarin deh berduaan. Paling habis kelar MCI , Cheryl bunting , Ci"
Sarkas Machel.

"Machel..."
Ci Mei memperingati Machel.

"Jangan ngomong gitu , Machel.  Nggak baik. Anak cantik gak boleh ngomong gitu ya"

"Habis gini ngga ada yang giniin kita lagi gak sih , guys? Kangen gue anjir"
Machel berbicara dengan yang lainnya.

REAL or UNREAL? ( VICTOR X ALDEN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang