Part 11

438 47 1
                                    

Sorry gaes lama:(
Ada yang nungguin?

***

Mampus aku!

Keringat dingin menetes di wajah si anak perempuan. Dia masih memegang cangkir tehnya dengan gemetaran. Otaknya tak bisa berpikir jernih. Bukannya mencari solusi, justru sibuk memaki. Siapa lagi jika bukan dirinya sendiri.

Pangeran berambut pirang menatapnya penuh selidik, jelas. Mana ada anak kecil yang mengetahui kondisi kerajaan lain? Atau mungkin dia terlalu jenius? Namun, sikapnya sekarang berbeda jauh dibanding pertama kali mereka bertemu.

Wajah Zay pun ikut panik. Membuat Chris semakin curiga. "Sebenarnya, kau ini siapa?"

Keduanya terlonjak kaget. Pikirannya kompak ngeblank. Kehabisan kata-kata. Di saat itu, seolah keajaiban terjadi. Atau justru kesialan? Entahlah, drama kehidupan selalu mengejutkan orang-orang.

"Pangeran Mahkota! Gawat!" Rose datang dengan tidak etis. Berlari dengan menyingkap rok gaun biru mudanya. Menepis pelayan yang ikut tergopoh-gopoh mengikutinya. Sontak, ketiganya berdiri.

"Kau lupa akan tata krama? Lady Rose?" sindir Zay menatapnya tak suka. Meski dia teman Nafa, Zay merasa menyukainya sejak pertemuan pertama.

"Sudah kubilang gawat! Rumor tentangmu bertebaran!"

Zay menyisir rambutnya ke belakang, bertingkah angkuh. "Bukannya itu sudah hal yang biasa? Aku kan terkenal," katanya. Tak sepenuhnya salah, tidak ada yang tidak mengenal pangeran mahkota di kerajaan ini. Bahkan kerajaan lain pun mengenalnya. Jadi, bukan hal aneh jika ada yang membicarakannya.

Wajah Rose memerah. Entah karena kelelahan atau menahan emosi. Sudah menerobos masuk ke istana, datang tanpa undangan, dan memaksa bertemu. Itu semua sudah cukup membuat reputasi Rose hancur. Jangan bertambah dengan memukul pangeran mahkota meskipun dia ingin.

"Masalahnya." Rose menarik napas, "Rumornya itu tentang kau yang mempunyai anak haram!"

"Hah?"

Ketiganya membuka rahang. Mematung sambil memproses perkataan Rose. Sedang si Lady menerobos ke paviliun itu dan mengambil cangkir asal. Meneguk teh sebagai pengganti dahaga.

"Za-Zay, kau sudah punya anak? Ka-kau sudah ...," duga Chirs lantas menutup mulutnya. Tak sanggup melanjutkan.

"Apa yang ingin kau katakan pada perjaka sepertiku, hah?! Itu fitnah! Darimana kabar itu datang?!" bentak Zay marah.

"Belum lama ini, aku mendengarnya di perjamuan teh para Lady. Ada yang melihat Pangeran Zayden di kereta bersama seorang anak kecil." Rose melirik ke arah Nafa. Anak perempuan itu terkejut. Pasti saat mereka keluar untuk mengunjungi makam orang tuanya.

Zay mengusap wajah. "Bagaimana mereka bisa tahu?" lirihnya menyadari kesalahan. Seharusnya memang dia tidak membawa Nafa keluar. Ah, tidak, Zay tidak menyesal. Tindakannya adalah hal yang benar.

"Kau nggak tahu kalau perempuan itu selalu punya cara mengetahui informasi? Bahkan info tentang pakaian dalammu juga mereka tahu." Rose memutar bola matanya. Terlalu retoris pertanyaan itu.

Chris terbahak. Apalagi wajah Zay yang memerah karena malu. Wajahnya semakin menjadi ketika Chris meledeknya. Mereka berdua pun bertengkar.

"Nafa, kau pasti lebih terkejut jika mengetahui ibu dari anak haram yang kumaksud tadi," bisik Rose sembari merendahkan tubuh. Nafa memasang telinganya dengan baik. "Dia adalah Duchess Antonia Nafa."

"Hah? Gimana?"

Dia jadi anak haram sekaligus ibu? Sebenarnya, seperti apa rumor yang tersebar?!

***

Prince Babysitter [END Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang