Part 30

240 29 4
                                    

Hola! I'm come back!
Kali ini karena masalahnya udah rada kelar, aku fokusin ke romantisnya dulu:)

Moga-moga bisa uwu wkwkwk

Oh iya, buat yang penasaran Nafa versi dewasa, kurleb kek gini :

Selamat membaca!

***

"Kau harus bertanggung jawab!"

Zay merasa de javu. Mimik wajah tegas, alis menyatu, serta semburat merah di pipi pemilik suara juga terasa tak asing. Nafa dengan wajah seriusnya hampir mirip dengan sang ibunda. Namun, tentu saja Nafa jauh lebih cantik. Apalagi rambut seputih awan itu tergerai dengan indah.

Tak pernah terpikir dalam benak Zay kalau anak kecil yang menyebalkan itu bisa menjadi gadis yang begitu memikat. Jika diibaratkan, Nafa kecil adalah seekor anak kucing yang menggemaskan. Lalu Nafa yang sekarang adalah harimau putih yang anggun dan mampu membuat siapapun terpesona. Bukan terintimidasi oleh penampilannya, tapi justru dipuja karena penampilannya yang langka.

Ngomong-ngomong soal penampilan, Nafa sudah menggunakan jubah milik Zay. Dengan sedikit perubahan, jubah itu mampu menutupi tubuh langsingnya seperti sebuah gaun. Mungkin berlebihan, tapi Zay justru menemukan pesona Nafa yang lain.

Zay tersenyum singkat, dia memberikan jawaban yang sama seperti dulu. "Bertanggung jawab soal apa?"

"Soal akulah! Kau harus menikah denganku! Aku tak menerima penolakan lagi!"

"Eh? Hah?" Senyum di wajah Zay luntur. Tergantikan oleh semburat warna merah yang memenuhi wajahnya. Kenapa gadis itu bisa mengatakannya dengan mudah?

"Me-menikah? Aku dan kau?"

Nafa mendengus. "Iyalah! Dengan siapa lagi? Aku sudah tidak bisa menikahi pria manapun setelah kau melihat tubuhku. Pokoknya kau harus bertanggung jawab! Awas saja kalau kau menolak."

"Ya-yah. Tapi, itu ...."

Melihat Zay yang merunduk dengan menutup mulutnya semakin membuat Nafa jengkel. Dia pun menarik kerah kemeja hitam milik sang pangeran dan memaksanya bertatapan. "Apa? Kau ingin beralasan lagi?"

"Bukan. Tapi, hatiku belum siap," lirihnya dengan wajah memelas.

"Hati?" Nafa seketika melepas cengkeramannya. Dia nampak begitu tenang dan mendudukkan diri di dekat sang pangeran. "Kau menyukai gadis lain begitu? Siapa kemarin namanya itu? Lady Lucarion?"

"Hah? Nggak ada! Aku cuma suka sama kamu, doang!" Zay bergegas berdiri. Meski masih dengan rona merahnya, wajah tampan itu menatap Nafa dengan serius.

"Ka-kau tak malu mengatakannya?" tanya Nafa sedikit kaget. Melirik ke arah prajurit yang berkumpul tak jauh dari mereka.

"Aku tak mau dengar dari Lady yang begitu terang-terangan melamar seorang pangeran mahkota."

Nafa terdiam. Tiba-tiba merasa wajahnya memanas. Gadis itu tak sadar dengan tingkahnya sendiri. Kalau diingat-ingat, Zay ada benarnya. Dia begitu agresif dengan meminta Zay menikahinya. Di sisi lain, Zay juga menyadari jika dia barusan sedang mengungkapkan perasaannya.

Prince Babysitter [END Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang